Drakor Crash Course in Romance baru saja menamatkan episodenya. Berjenis slice of life, drakor ini menampilkan banyak momen bahagia dan ceria. Meski begitu, ada beberapa konflik tersaji dalam drakor ini. Salah satunya adalah usaha menekan emosi negatif berlebih dalam diri.
Beberapa karakter drakor Crash Course in Romance sempat melampiaskan emosinya dengan cara yang salah. Para karakter ini ingin mengakhiri hidupnya karena masalah yang sedang ditanggungnya. Ngeri banget.
Nam Hae E (Roh Yoon Seo) ditinggal ibunya sejak kecil. Meskipun demikian ia berusaha menjadi pribadi yang tegar dan bersemangat. Ia mendapatkan energi dari bibi dan paman yang menyayanginya.
Pergulatan batin justru terjadi ketika ibunya kembali hadir dalam kehidupannya. Ibu Nam Hae E jauh lebih tidak bertanggungjawab daripada yang ia bayangkan sebelumnya. Meskipun sudah bersiap akan bertemu dengan ibu yang telah 'membuangnya', nyatanya Nam Hae E masih tetep merasa kesulitan.
Pada satu kesempatan ibunya bahkan hendak meminta uang pada pak Choi, pacar bibi yang telah mengasuhnya sejak kecil dan mengorbankan kebahagiaan masa mudanya untuk Nam Hae E. Merasa sangat bersalah, Nam Hae E pun mengancam akan bunuh diri bila ibunya berlaku kelewatan pada Pak Choi.
Ibu Lee Sun Jae (Lee Chae Min) mendorong putranya hingga melewati batas. Karena menginginkan citra keluarga yang sempurna, ibu Lee Sun Jae bersedia melakukan segala cara. Salah satunya adalah dengan meminta bocoran soal ujian Bahasa Korea pada Kepala pengajar tempat anaknya bersekolah.
Kecewa akan perbuatan ibunya, Lee Sun Jae sempat memutuskan untuk bunuh diri dengan meloncat dari atap sekolah. Beruntung Seo Geon Hu (Lee Min Jae) ada di sana dan menyelamatkannya.
Bang Su A (Kang Na Eon) berharap menjadi murid teladan di sekolahnya agar bisa masuk jurusan favorit di universitas. Sayangnya keinginan yang berlebihan justru membuatnya stress dan mengidap masalah psikologis. Bang Su A mengalami halusinasi tentang mencelakai Nam Hae E yang merupakan saingannya di sekolah. Ketika melihat soal matematika, matanya juga tidak bisa fokus.
Frustasi akan keadaannya, Bang Su A sempat berteriak pada ibunya dan mengisyaratkan bahwa ia sedang tertekan dan ingin bunuh diri. Hal ini dipicu oleh kecelakaan yang benar-benar terjadi pada Nam Hae E dan disimpulkan sebagai usaha bunuh diri.
Hidup Ji Dong Hui atau Jeong Dong Hui sudah berantakan sejak ia kecil. Ibunya terlalu mendominasi anak-anaknya agar dapat mendapatkan prestasi akademik yang baik. Kondisi semakin parah setelah kakaknya meninggal dunia dengan cara yang tragis. Satu-satunya sandaran bagi hidup Jeong Dong Hui adalah impian kakaknya menjadi asisten Pak Choi.
Ketika dewasa Jeong Dong Hui berhasil mewujudkan mimpi kakaknya. Namun ketika menjadi asisten Pak Choi, ia masih memiliki penyakit mental. Ia terlalu terobsesi pada Pak Choi hingga melakukan kejahatan atas nama Pak Choi
Maka ketika Pak Choi mulai berubah dan tidak senang atas sikap Jeong Dong Hui yang protektif, ia kecewa. Kekecewaannya itu mendorongnya untuk bunuh diri dengan cara melompat dari atap rumah sakit.
Kehadiran tokoh Yoo Jun hanya sekilas di drakor Crash Course in Romance. Ia adalah anak yang menggantikan posisi Nam Hae E di kelas intensif.
Ia juga datang dari keluarga bermasalah dan mengalami penyimpangan perilaku. Ketika ia ditemukan meninggal dunia jatuh dari bangunan kursus, polisi menyimpulkan kematiannya sebagai bunuh diri. Meskipun akhirnya diketahui bahwa Yoo Jun dibunuh, namun kesimpulan kasus itu bukan tanpa alasan. Yoo Jun sempat beberapa kali menyatakan keinginannya untuk mengakhiri hidupnya karena bosan.
Murid pak Choi yang menjadi sebab trauma mendalam yang dideritanya adalah Jeong Su Hyeon. Jeong Su Hyeon sangat dekat dengan pak Choi dan menjadikan Pak Choi idolanya.
Ia kemudian terlibat kasus kebocoran soal yang pelakunya adalah ibunya sendiri. Merasa tidak mampu menahan tekanan dari ibunya, serta rasa bersalah akibat mengerjakan ujian dengan bantuan bocoran soal Jeong Su Hyeon pun akhirnya bunuh diri.
Banyaknya kasus bunuh diri dalam dunia pendidikan Korea menandakan adanya tekanan yang terlalu besar untuk ditanggung oleh siswa maupun orangtua. Semoga hal tersebut gak terjadi di Indonesia, ya. Jika merasa kesulitan, yuk, jangan malu untuk minta tolong pada para profesional.