7 Analisis Psikologis Pembunuhan Berantai Jeong I Shin di Queen Mantis

- Pengalaman KDRT dari suaminya membentuk kepribadiannya dengan mekanisme bertahan hidup ekstrem
- Motif awalnya adalah melindungi anaknya, namun berkembang menjadi justifikasi untuk mengulangi tindakan
- Setiap aksinya terencana menunjukkan obsesi terhadap kontrol melalui kematian korbannya
Dalam drama Queen Mantis, Jeong I Shin (Ko Hyun Jung) menjadi tokoh yang paling kontroversial. Ia bukan hanya seorang ibu dengan masa lalu kelam, tetapi juga seorang terpidana mati karena pembunuhan berantai. Kisahnya menyoroti kompleksitas antara trauma, dorongan emosional, dan sisi kriminal yang menakutkan. Melalui kacamata psikologi, tindakan Jeong I Shin bisa dipahami sebagai hasil dari dinamika batin yang rumit, di mana insting protektif, dendam, serta kehausan akan kontrol bercampur menjadi satu.
Analisis psikologis terhadap Jeong I Shin tidak bertujuan membenarkan perbuatannya, melainkan untuk memahami bagaimana seorang perempuan bisa berubah menjadi pembunuh berantai. Dengan memerhatikan latar belakang kehidupannya, pola pikir, serta tindakan spesifiknya, drama ini membuka ruang refleksi mengenai tipisnya batas antara korban dan pelaku. Berikut tujuh analisis psikologis terkait tindakannya.
1. Pengalaman KDRT dari suaminya menjadi titik awal yang membentuk kepribadiannya, yang berkembang dengan mekanisme bertahan hidup yang ekstrem

2. Pada awalnya, motif Jeong I Shin berakar dari keinginan melindungi anaknya. Namun, insting ini berkembang menjadi justifikasi untuk mengulanginya

3. Setiap aksinya dilakukan dengan terukur dan penuh perencanaan. Hal ini menunjukkan obsesi terhadap kontrol melalui kematian korbannya

4. Jeong I Shin kerap memberikan alasan 'moral' atas pembunuhan yang ia lakukan. Ia menganggap dirinya membersihkan dunia dari orang-orang jahat

5. Meski terlihat tenang dan rasional, Jeong I Shin mengalami fragmentasi emosi. Ia bisa terlihat sebagai ibu penuh kasih, tetapi juga pembunuh keji

6. Seiring waktu, pembunuhan tidak lagi hanya sekadar tindakan protektif, tetapi berubah menjadi kebutuhan emosional. Ia mencari sensasi pembunuhan

7. Jeong I Shin merepresentasikan paradoks, yakni korban kekerasan rumah tangga sekaligus pelaku pembunuhan berantai

Tindakan pembunuhan berantai Jeong I Shin di Queen Mantis adalah hasil dari interaksi kompleks antara trauma, insting protektif, dan distorsi psikologis. Ia bukan hanya seorang penjahat, melainkan sosok yang terjebak dalam lingkaran gelap antara menjadi korban dan pelaku. Analisis psikologis ini mengingatkan kita bahwa kejahatan sering kali lahir dari luka batin yang tidak terselesaikan, dan tanpa penanganan yang tepat, luka tersebut dapat berubah menjadi kekerasan yang menakutkan.