7 Fakta yang Terungkap di Heroes Next Door, Siapa Pelaku Pengeboman?

- Pelaku teror ternyata adalah James Sullivan, jenius IT dan investor proyek Zona IT Kiyun-si yang menyimpan luka lama dan motif pribadi kuat.
- Kematian putri Sullivan oleh putra pejabat berpengaruh menjadi pemicu aksi balas dendamnya yang melibatkan para pejabat tinggi.
- Bom yang digunakan berasal dari jaringan korupsi militer, aksi pengeboman merupakan cara Sullivan mengungkap kejahatan pemerintah dan menghancurkan proyek Zona IT Kota.
Di episode terbaru Heroes Next Door (2025), kasus pengeboman yang menghantui Kiyun-si akhirnya menemukan titik terang. Namun siapa sangka, fakta-fakta baru yang muncul justru jauh lebih mengejutkan dari dugaan sebelumnya. Pelaku yang selama ini bersembunyi di balik rentetan ledakan ternyata bukan orang asing, melainkan sosok yang sangat dekat dengan proyek besar kota tersebut.
Sejumlah bukti, pengakuan, hingga rekaman masa lalu mulai mengarah pada satu nama penting. Temuan ini bukan hanya mengungkap siapa dalang sebenarnya, tapi juga membuka lapisan konspirasi kelam yang melibatkan pejabat tinggi, korupsi, dan dendam personal yang nyaris tak terbendung. Berikut tujuh fakta terbaru yang akhirnya mengerucut pada pelaku sesungguhnya.
1. Pelaku teror ternyata adalah James Sullivan

Di awal episode, James Sullivan (Han Joon Woo) ditampilkan sebagai jenius IT sekaligus investor besar yang menjadi motor utama proyek Zona IT Kiyun-si. Namun terungkap bahwa ia menyimpan luka lama dan motif pribadi yang sangat kuat. Sosok yang selama ini dianggap “penyelamat kota” justru menjadi ancaman terbesar bagi Kiyun-si.
2. Kematian sang putri jadi pemicu semua aksi

Akar tindakannya bermula dari tragedi keluarganya. Putri Sullivan tewas akibat kecelakaan yang melibatkan Kwon Seong U, putra pejabat berpengaruh Kwon Sang Tae. Karena Sang Tae sedang menjalani hari terakhir sebagai tentara, kasus ini ditangani pengadilan militer, dan berkat campur tangan ayahnya, Seong U dinyatakan tidak bersalah. Ketidakadilan itulah yang kemudian berubah menjadi bara dendam dalam diri Sullivan.
3. Para pejabat tinggi yang melindungi pelaku kecelakaan ikut terseret

Tak hanya Sang Tae, sejumlah tokoh berpengaruh seperti Menteri Pertahanan Kim Suk Joon (Jo Han Cul) dan anggota dewan Kiyun, Na Eun Jae (Lee Bong Ryun), turut menutup kasus kecelakaan demi menjaga kepentingan politik serta keberlangsungan proyek Zona IT. Fakta ini memperkuat motif Sullivan untuk menjatuhkan bukan hanya individu, tapi seluruh sistem yang dianggap korup.
4. Bom yang digunakan berasal dari jaringan korupsi militer

Sebelumnya diketahui bahwa bom yang digunakan adalah C4 yang berisi kandungan HMX, bahan peledak yang hanya dimiliki pabrik amunisi dan militer Korea. Kini terungkap bagaimana Sullivan mendapatkannya, dimana ia membeli lewat jalur ilegal dari Kim Suk Joon, yang ternyata terlibat dalam penjualan senjata gelap. Dengan memakai bom militer, Sullivan sengaja membuat publik menaruh curiga pada pihak yang menutup kasus putrinya.
5. Aksi pengeboman merupakan cara Sullivan mengungkap kejahatan pemerintah

6. Pembunuh putrinya menerima balasan yang sama tragisnya

7. Kiyun-si jadi korban karena ambisi Proyek Zona IT

Kota yang digadang-gadang sebagai simbol masa depan itu menjadi target agar para pejabat yang melindungi Sang Tae ikut tumbang. Dengan menghancurkan Kiyun-si, Sullivan juga menghancurkan proyek yang mereka banggakan. Aksinya tidak lagi sekadar teror, melainkan pesan politik yang tajam dan penuh perhitungan.
Fakta-fakta baru ini membuat pengeboman yang terjadi di Kiyun, jadi lebih kompleks daripada sekadar aksi teror acak. Motifnya bukan hanya balas dendam pribadi, tetapi juga perang terhadap sistem yang dianggap korup dan tidak adil. Dengan terkuaknya identitas pelaku, cerita semakin menegangkan karena para tokoh kini harus menghadapi ancaman yang berasal dari seseorang yang jauh lebih berbahaya daripada dugaan mereka. Apakah ini akhir dari teror, atau justru awal dari kekacauan yang lebih besar?


















