7 Kesamaan Misi Jung Chun dan Si Yul di The Murky Stream

- Dendam pribadi sebagai bahan bakar perjuangan
- Keduanya ingin menegakkan keadilan yang sejati
- Berjuang membenahi sistem yang korup dan menentang pemerintahan yang lalim
Dalam dunia kelam drakor The Murky Stream yang dikuasai oleh korupsi dan kekuasaan brutal, dua sosok muncul dari sisi berbeda. Jung Chun (Park Seo Ham), pejabat kepolisian idealis yang diasingkan, dan Jang Si Yul (Ro Woon), bandit yang membawa amarah di dadanya.
Meski keduanya berasal dari latar belakang yang jauh berbeda, ternyata mereka memiliki misi yang sama, memperjuangkan kebenaran dalam sistem yang busuk hingga ke akar. Berikut tujuh kesamaan misi Jung Chun dan Jang Si Yul yang membuat keduanya menjadi dua sisi dari koin yang sama di The Murky Stream.
1. Sama-sama didorong oleh dendam pribadi

Baik Jung Chun maupun Jang Si Yul sama-sama hidup dalam bayang-bayang dendam. Jang Si Yul menyimpan amarah atas kematian ibunya dan pengkhianatan yang menimpa saudara tirinya, sedangkan Jung Chun berusaha menuntut keadilan atas kehancuran karier dan keluarganya akibat sistem politik yang licik. Dendam menjadi bahan bakar perjuangan mereka, meski terkadang membakar arah yang seharusnya mereka tuju.
2. Ingin menegakkan keadilan yang sejati

Keduanya percaya bahwa hukum seharusnya melindungi rakyat kecil, bukan menjadi alat pejabat korup. Si Yul menegakkan “keadilan jalanan” dengan tangan dan pedangnya, sementara Jung Chun mencoba melakukannya lewat cara yang lebih sistematis. Namun semakin lama, garis antara keadilan dan balas dendam mulai kabur, membuat keduanya sering berhadapan, meski memiliki tujuan yang sama.
3. Berjuang membenahi sistem yang korup

Jung Chun memahami bahwa korupsi bukan hanya dilakukan oleh individu, tapi juga sistem yang membiarkannya tumbuh. Sedangkan Jang Si Yul melihat akibat langsung dari sistem itu di lapangan, rakyat yang kelaparan, buruh yang ditindas, dan nyawa yang terbuang sia-sia. Mereka sama-sama ingin menghancurkan sistem tersebut, meski lewat jalan yang sangat berbeda, pena di tangan Jung Chun, pedang di tangan Si Yul.
4. Menentang pemerintahan yang lalim

Dalam The Murky Stream, pemerintahan digambarkan seperti labirin penuh jebakan, tempat kekuasaan menelan nurani. Baik Jung Chun maupun Jang Si Yul sama-sama menolak tunduk.
Bagi mereka, menentang penguasa lalim bukan sekadar pilihan, tapi kewajiban moral. Mereka tahu risikonya, pengkhianatan, pengejaran, hingga kematian. Tapi keduanya tetap berdiri tegak, bahkan saat semua orang memilih diam.
5. Mensejahterakan para buruh

Misi mereka tidak hanya berhenti pada keadilan politik, tapi juga kesejahteraan rakyat bawah. Jang Si Yul memimpin buruh di Mapo Naru untuk melawan pungutan liar, sedangkan Jung Chun diam-diam menyusun strategi alternatif untuk memperbaiki nasib para pekerja pelabuhan. Mereka sama-sama tahu, keadilan sejati tidak akan berarti tanpa kehidupan yang layak bagi rakyat.
6. Memimpikan birokrasi yang bersih dan manusiawi

Di balik semua kekerasan dan strategi licik, baik Jang Si Yul maupun Jung Chun sama-sama mengimpikan sistem pemerintahan yang sehat, tempat pejabat bukan penguasa, tapi pelayan rakyat. Jung Chun ingin membangun birokrasi berbasis kepercayaan dan tanggung jawab, sementara Jang Si Yul percaya perubahan harus dimulai dari bawah, dari rakyat sendiri. Dua jalur berbeda, tapi satu tujuan, yaitu menghancurkan korupsi hingga ke akar.
7. Keduanya menyadari harga dari sebuah perjuangan

Pada akhirnya, baik Jung Chun maupun Jang Si Yul menyadari bahwa setiap langkah menuju keadilan menuntut pengorbanan besar. Keduanya kehilangan orang yang dicintai, kepercayaan, bahkan sisi kemanusiaan mereka sendiri. Namun, justru luka-luka itulah yang membuat mereka tetap berjalan, karena bagi mereka, berhenti berarti kalah pada sistem yang selama ini mereka lawan.
The Murky Stream menghadirkan dua pahlawan dengan cara yang berbeda, Jung Chun si reformis dan Jang Si Yul si pemberontak. Meski berada di jalur berseberangan, keduanya diikat oleh satu hal yang sama, keyakinan bahwa keadilan tidak akan datang dari atas, melainkan harus diperjuangkan dari dalam lumpur.


















