7 Pesan Moral yang di Drakor Low Life, Khusus Para Tikus Korupsi!

- Para karakter rela menipu, mengkhianati, bahkan membunuh demi mendapatkan harta. Pada akhirnya, semua itu hanya membawa kehancuran
- Seperti Jung Sook, kekuasaan dan kekayaan bisa diperoleh lewat jalan curang, tapi harga diri dan kehormatan tak akan pernah bisa dibeli
- Berapa pun dalamnya rahasia disembunyikan, kebenaran punya cara untuk terungkap. Seperti halnya para karakter yang sama-sama berencana berkhianat
Drama Korea Low Life bukan sekadar tontonan tentang perburuan harta karun di dasar laut. Drama ini juga memuat berbagai sindiran pedas untuk mereka yang rakus, culas, dan tak kenal batas demi uang.
Dengan latar perburuan tembikar bersejarah di pesisir Mokpo–Sinan, drama ini memperlihatkan bagaimana ambisi dan kerakusan bisa menggerogoti moral manusia. Pada akhirnya, mereka pun saling berkhianat.
Melalui tokoh-tokohnya yang penuh intrik, Low Life memberikan banyak pesan moral yang relevan dalam kehidupan sehari-hari. Apa saja? Yuk, simak selengkapnya di bawah ini!
1. Para karakter rela menipu, mengkhianati, bahkan membunuh demi mendapatkan harta. Pada akhirnya, semua itu hanya membawa kehancuran

2. Seperti Jung Sook, kekuasaan dan kekayaan bisa diperoleh lewat jalan curang, tapi harga diri dan kehormatan tak akan pernah bisa dibeli

3. Berapa pun dalamnya rahasia disembunyikan, kebenaran punya cara untuk terungkap. Seperti halnya para karakter yang sama-sama berencana berkhianat

4. Misi perburuan di awal terlihat kompak, tapi lama-lama justru jadi pecah belah. Ini menunjukkan kalau koalisi yang tak baik tak akan bertahan lama

5. Tembikar dipandang sebagai cara curang untuk dapat uang, tapi justru kesempatan emas bisa jadi bumerang jika sejak awal niatnya tak baik

6. Pada akhirnya, integritas lebih berharga daripada harta karun. Seperti Gwan Seok yang tak pernah konsisten, pada akhirnya hancur sendirian

7. Terpenting, warisan budaya adalah milik bersama. Bukanlah barang rampasan bagi mereka yang berkuasa atau punya wewenang

Dalam Low Life, penonton diajak membayangkan bahwa korupsi dan kerakusan hanyalah jalan pintas menuju kehancuran. Meski siasat atau rencana disusun sebaik mungkin, pada akhirnya hukum alam dan moral akan tetap berlaku. Setuju?