7 Strategi Ju Ga Ram Atasi Trauma Mun Ung di Drakor The Winning Try

Pelatih Ju Ga Ram (Yoon Kye Sang) menghadapi tantangan besar saat pemainnya, Mun Ung (Kim Dan), mengalami trauma setelah gagal melakukan tekel penting di pertandingan sebelumnya. Sebagai pemimpin tim rugby yang penuh tekanan, Ga Ram tahu bahwa membangkitkan kepercayaan diri Mun Ung adalah kunci untuk menjaga semangat tim. Ia pun memilih strategi yang ekstrem yaitu menyatakan Mun Ung tak layak jadi atlet dan memanggil ayahnya untuk menjemputnya.
Langkah tersebut bukan sekadar hukuman, tapi cara Ga Ram memancing keberanian Mun Ung dari dalam dirinya sendiri. Situasi tertekan itu justru membuat Mun Ung bangkit dan menolak mundur dari tim. Strategi Ga Ram yang keras namun terukur akhirnya berhasil memicu perubahan besar dalam diri Mun Ung. Berikut strategi yang dilakukannya.
1. Ju Ga Ram menyadari trauma Mun Ung setelah gagal tekel bisa berdampak buruk pada tim dan dirinya sendiri jika tak segera diatasi secara tegas dan tepat sasaran

2. Ia sengaja menciptakan tekanan dengan menyatakan bahwa Mun Ung tidak layak lagi berada di tim rugby setelah gagal menunjukkan keberanian di lapangan

3. Sebab meski telah berkali-kali dilatih menekel, Mun Ung tetap tak bisa melakukannya karena trauma pernah melukai perundung saat membela dirinya

4. Untuk mempertegas sikapnya, Ga Ram bahkan memanggil ayah Mun Ung ke sekolah dan memintanya menjemput sang anak seolah-olah ia telah dikeluarkan dari tim

5. Strategi ini bukan untuk mengusir, tetapi sebagai bentuk kejutan emosional yang dirancang agar Mun Ung merasa terpanggil membela harga dirinya sendiri

6. Dengan mempertaruhkan statusnya di tim, Mun Ung didorong untuk menentukan sendiri apakah ia akan menyerah atau membuktikan dirinya pantas tetap bermain

7. Reaksi emosional Mun Ung yang akhirnya menolak untuk pulang menunjukkan bahwa strategi Ga Ram berhasil membangkitkan semangat juangnya

Strategi Ju Ga Ram terbukti berhasil membangkitkan keberanian Mun Ung. Pendekatannya yang ekstrem justru memicu perubahan positif. Dari sini terlihat bahwa kepemimpinan tidak selalu harus lembut, tapi tepat sasaran.