7 Tanda Me Ri-Woo Joo Jatuh Cinta di Would You Marry Me

Awalnya Kim Woo Joo hanya membantu Yoo Me Ri demi formalitas. Namun seiring waktu, ia mulai memperhatikan hal-hal kecil, apakah Yoo Me Ri makan tepat waktu, apakah dia kelelahan, atau bahkan sekadar menyalakan pemanas lebih dulu sebelum Yoo Me Ri bangun. Perhatian kecil seperti itu adalah tanda pertama cinta yang tumbuh tanpa direncanakan.

Momen-momen sederhana seperti mengambil cangkir yang sama atau saling menatap terlalu lama, membuat keduanya kikuk. Kecanggungan yang manis ini justru jadi sinyal kuat bahwa perasaan di antara mereka sudah mulai bergeser. Berawal dari kerja sama pura-pura menjadi hubungan emosional yang nyata.

Setiap kali Baek Sang Hyun (Bae Na Ra) datang dan berbicara terlalu akrab dengan Yoo Me Ri, Kim Woo Joo tampak gelisah. Dia sendiri mungkin belum mengakuinya, tapi ekspresi wajahnya sudah cukup untuk menunjukkan bahwa hatinya tidak lagi tenang. Apakah ini tanda kecemburuan Kim Woo Joo?

Sebagai wanita mandiri, Yoo Me Ri selalu ingin terlihat kuat. Tapi di hadapan Kim Woo Joo, perlahan topeng itu runtuh. Ia mulai berani menunjukkan sisi rapuhnya, yaitu rasa takut, kecewa, dan kelelahan yang selama ini disembunyikan dari dunia luar. Cinta, kadang tumbuh ketika seseorang cukup nyaman untuk menjadi dirinya sendiri.

Saat orang lain meragukan keaslian hubungan mereka, keduanya otomatis saling melindungi. Kim Woo Joo tak segan menegur siapa pun yang meremehkan Yoo Me Ri, sementara Yoo Me Ri berani mengambil risiko profesional demi menjaga rahasia Kim Woo Joo. Mereka mungkin belum menyadari, tapi tindakan spontan itu sudah berbicara lebih keras dari kata cinta.

DI waktu tenang, ketika sandiwara mereka seharusnya berhenti, justru muncul percakapan jujur antara dua hati yang mulai dekat. Kim Woo Joo menceritakan masa lalunya yang rumit, sedangkan Yoo Me Ri berbagi tentang ketakutan hidupnya sebagai perempuan mandiri yang lelah berpura-pura kuat. Dari situ, hubungan mereka jadi lebih dari sekadar akting.

Saat kontrak “pernikahan palsu” hampir selesai, keduanya justru menunjukkan tanda-tanda gelisah. Kim Woo Joo mencari alasan untuk tetap di sisi Yoo Me Ri, sementara Yoo Me Ri menahan diri agar tidak mengungkapkan perasaannya lebih dahulu. Ironisnya, semakin mereka berusaha menjaga jarak, semakin mereka sadar bahwa hubungan ini sudah terlalu nyata untuk disebut kepura-puraan.

Cinta yang lahir dari kebohongan kadang justru lebih jujur daripada cinta yang diucapkan dengan kata-kata. Yoo Me Ri dan Kim Woo Joo adalah contoh bahwa bahkan dalam situasi paling absurd, hati tetap punya cara untuk menemukan kebenarannya sendiri. Apakah mereka akan tetap bersama setelah semua kebohongan terbongkar di drakor Would You Marry Me?  Kita hanya bisa berharap bahwa dalam cinta, seperti dalam hidup, yang palsu pun bisa tumbuh menjadi nyata.