9 Hal yang Bikin The Great Flood Beda dari Film Bencana Korea Lainnya

Di tengah banyaknya film bencana Korea yang identik dengan kehancuran masif dan kericuhan massal, The Great Flood hadir dengan pendekatan berbeda. Film yang disutradarai oleh Kim Byong Woo ini tidak menjual teriakan ricuh atau aksi heroik berlebihan. Ruang personal manusia seperti ingatan, hubungan, dan dilema perasaan justru jadi hal yang paling penting untuk menimbulkan ketegangan.
Genre dalam film ini memadukan konsep yang lebih dari sekadar bencana banjir. Elemen futuristik dalam film pun semakin menambah sisi menariknya. Sebenarnya, ada banyak hal lain yang menonjol dalam film ini. Untuk memahami lebih lanjut, berikut adalah sembilan hal yang bikin The Great Flood lebih dari sekadar banjir dan berbeda dari film bencana Korea lainnya.
1. Skala bencana lebih fokus pada ruang yang terbatas, hubungan manusia, dan keputusan personal daripada kericuhan banyak manusia dengan teriakan

2. Genre cerita lebih dari sekadar tema survival bencana banjir yang penuh ketegangan, melainkan konsep sci-fi dengan filosofi dan makna mendalam

3. Tokoh utama berpusat pada sosok peneliti sekaligus ibu dengan konflik emosional. Dilema moral yang dirasakan tokoh mampu menambah kedalaman cerita

4. Atmosfer underwater bukan sekadar latar, tapi ancaman psikologis. Nafas, tekanan, waktu, dan keputusan moral jadi tantangan yang paling ditonjolkan

5. Sosok anak bukan sebagai pelengkap cerita atau alat dramatis, tetapi subjek aktif dengan kesadaran, ingatan, dan perasaan yang berperan penting

6. Adanya adegan yang berulang-ulang memberikan kesan introspektif dan reflektif. Hal yang bikin mikir ini justru jadi kunci emosional paling unik

7. Ketegangan yang tercipta dari beban emosional lebih dominan daripada aksi atau efek CGI. Penonton diberikan ruang untuk merenungi kisah karakter

8. Bencana dapat ditafsirkan sebagai metafora dari rasa bersalah, trauma, kehilangan, atau hal lain yang dapat dikaitkan dengan pengalaman personal

9. Memancing banyak diskusi terkait dengan AI, emosi, relasi manusia, dan penciptaan peradaban baru. Siap menguji pemikiran kritis penonton nih!

Perpaduan antara science fiction, drama emosional, bencana, dan dilema kemanusiaan berhasil memberikan pengalaman menonton yang berbeda. Para penonton seolah dibuat tidak cepat lupa dengan segala detail kecil yang terus menarik untuk dikulik. Pada akhirnya, The Great Flood tidak hanya berperan sebagai tontonan penuh ketegangan, melainkan juga berperan sebagai sarana untuk refleksi dan evaluasi bagi siapa pun.



















