Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
cuplikan Jo Jung Suk di drakor Captivating the King (dok. tvN/세작, 매혹된 자들) | cuplikan Kim Mu Jun di drakor My Dearest (post.naver.com/나인아토엔터테인먼트)

Drakor Captivating the King menarik atensi dengan kisahnya yang mengambil referensi dari invasi Qing ke Joseon. Background yang sama sebelumnya juga pernah ditampilkan dalam drakor My Dearest (2023). Oleh sebab itulah kedua drakor ini tampak serupa.

Namun, pengembangan ceritanya sendiri sangat berbeda. Salah satu aspek yang beda dari keduanya adalah pada hubungan serta konflik yang ada di keluarga kerajaan. Coba kita bahas perbedaan Captivating the King dan My Dearest dari aspek tersebut, yuk!

Perhatian, artikel ini mengandung spoiler.

1. Karakter yang ditawan di Qing dan dicurigai sebagai pengkhianat

cuplikan Jo Jung Suk di drakor Captivating the King (dok. tvN/세작, 매혹된 자들) | cuplikan Kim Mu Jun di drakor My Dearest (post.naver.com/나인아토엔터테인먼트)

Setelah Joseon kalah, Qing meminta salah satu anggota keluarga kerajaan untuk ikut ke ibukota mereka, yaitu Shenyang. Mereka berstatus tawanan dan harus memenuhi setiap permintaan kerajaan Qing. Poin ini masih sama pada kedua drakor tersebut.

Hal yang membedakan adalah status tokoh kerajaan yang ditawan. Dalam My Dearest, Putra Mahkota So Hyun (Kim Mu Jun) yang jadi sandera. Sementara itu, di Captivating the King bukan putra mahkota atau putra raja, melainkan adik dari sang raja, yaitu Pangeran Agung Jinhan atau Lee In (Jo Jung Suk).

Setelah dipulangkan ke Joseon, keduanya menghadapi rumor tak sedap. Pangeran Agung Jinhan dan Putra Mahkota So Hyun disebut sebagai mata-mata Qing. Hal itu terjadi karena mereka cukup dekat dengan anggota kerajaan Qing saat ditawan di sana.

2. Karakter yang menemui ajalnya

cuplikan Choi Dae Hoon di drakor Captivating the King (dok. tvN/세작, 매혹된 자들) | cuplikan Kim Mu Jun di drakor My Dearest (instagram.com/mbcdrama_now)

Ketakutan bahwa takhtanya akan direbut menyelimuti tokoh raja di kedua drakor ini. Mereka sama-sama memberikan tekanan pada tokoh yang menjadi tawanan di Qing. Kesuksesan dua tokoh sandera membuat raja khawatir ia akan dilengserkan.

Tekanan dari ketakutan sang raja membuat dua tokoh berbeda dalam masing-masing drakor ini menemui ajalnya. Di Captivating the King, Raja Lee Sun (Choi Dae Hoon) sendiri yang merasakan stres berat akibat ketakutannya hingga mangkat mendadak.

Bedanya, di My Dearest, justru Putra Mahkota So Hyun yang berpulang. Putra Mahkota meninggal tak lama setelah pulang dari Qing. Ia bahkan belum bisa mendapatkan kembali kepercayaan ayahnya, sang raja, secara utuh.

3. Keberlanjutan takhta raja

cuplikan Jo Jung Suk di drakor Captivating the King (dok. tvN/세작, 매혹된 자들) | cuplikan Kim Jong Tae di drakor My Dearest (instagram.com/mbcdrama_now)

Keberlanjutan takhta raja di kedua drakor ini memiliki perbedaan yang menonjol. Dalam My Dearest, Raja Injo (Kim Jong Tae) tetap menduduki takhta raja sepeninggal Putra Mahkota So Hyun. Meski begitu, penyakit sang raja sendiri juga sudah cukup parah. Ia sangat takut dengan kepulangan putranya dan merasa bahwa dirinya akan dikhianati.

Sementara itu, sosok raja di Captivating the King berganti. Sebelum meninggal, Raja Lee Sun sebenarnya memberikan wasiat untuk menempatkan putranya di takhta raja. Akan tetapi, dua saksi wasiat tersebut yaitu Lee In dan Dayang Dong (Park Ye Young) malah bersekutu dan membohongi semua orang. Raja disebut memberikan takhtanya kepada Lee In. Akhirnya Lee In yang menjadi raja.

Walaupun sumber konflik dalam keluarga kerajaannya sama, Captivating the King dan My Dearest nemiliki cerita yang berbeda. Salah satu penyebab perbedaannya adalah karena My Dearest mengangkat kisah asli Raja Injo dan Putra Mahkota So Hyun. Akan tetapi, Captivating the King hanya memakai kedua tokoh itu sebagai referensi dan telah dimodifikasi menjadi karakter fiksi.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team