5 Blunder Nak Su Usai Pensiun Dini di The Dream Life of Mr. Kim

- Kim Nak Su terburu-buru mencari pekerjaan tanpa memulihkan kondisi mentalnya.
- Tergiur investasi properti yang berujung penipuan, menggerus tabungan keluarganya.
- Tidak jujur pada istrinya mengenai rencana keuangan dan pekerjaannya, menciptakan jarak emosional dalam rumah tangga.
The Dream Life of Mr. Kim memperlihatkan perjalanan Kim Nak Su (Ryu Seung Ryong), seorang pria paruh baya yang harus menata ulang hidupnya setelah mengambil keputusan besar, pensiun dini. Keputusan itu memang menjadi bentuk tanggung jawab Kim Nak Su terhadap insiden di pabrik Asan, tetapi ternyata kehidupan setelahnya jauh lebih kompleks daripada yang ia bayangkan. Beban sebagai pencari nafkah, rasa malu, hingga kebutuhan untuk kembali membuktikan diri membuatnya bertindak serba tergesa.
Bukannya mendapatkan ketenangan, langkah-langkah impulsif Kim Nak Su justru menjadi blunder yang berujung pada masalah baru, baik pada dirinya maupun keluarganya. Kelima tindakan berikut memperlihatkan bagaimana tekanan pascapensiun bisa membuat seseorang kehilangan kewaspadaan dan kendali. Inilah lima blunder Nak Su usai pensiun dini di The Dream Life of Mr. Kim.
1. Terburu-buru mencari pekerjaan sebelum memulihkan kondisi mentalnya

Setelah keluar dari perusahaan ACT, Kim Nak Su merasa harus segera bangkit dan kembali bekerja. Ia yakin bahwa menemukan pekerjaan baru secepat mungkin adalah cara untuk memulihkan harga diri dan meyakinkan keluarganya bahwa dirinya masih mampu menjadi tulang punggung rumah tangga. Namun keputusan terburu-buru itu justru membuatnya rentan.
Tanpa istirahat, tanpa jeda untuk memproses trauma dan tekanan, ia memasuki pasar kerja dengan pikiran yang kalut. Ia tidak mempertimbangkan kecocokan, kondisi fisik, ataupun stabilitas tempat kerja yang ia incar. Langkahnya yang terburu-buru itulah yang menjadi akar dari berbagai keputusan salah berikutnya, sebuah blunder klasik dari seseorang yang sedang memaksa dirinya terlihat kuat.
2. Tergiur investasi properti yang menjanjikan passive income, tapi berujung penipuan

Demi mencari sumber pendapatan cepat, Kim Nak Su tergiur dengan tawaran pembelian properti yang terlihat sangat menjanjikan. Konsep “passive income dari biaya sewa” terdengar seperti solusi sempurna, stabil, elegan, dan prestisius. Namun karena ia dalam kondisi emosional yang tidak stabil, ia gagal meneliti dengan benar. Ia terjebak pada bujuk rayu manis dan janji keuntungan besar.
Tanpa disadari, ia sedang masuk ke dalam jebakan penipuan yang memanfaatkan kegelisahan orang-orang yang sedang mencari penghasilan cepat. Investasi yang ia kira aman justru menggerus tabungan keluarganya, bahkan membuatnya memiliki utang besar. Ini menjadi pukulan telak, bukan hanya secara finansial, tetapi juga secara batin, karena ia merasa semakin gagal menjalankan perannya sebagai kepala keluarga.
3. Tidak jujur pada istrinya mengenai seluruh rencana keuangan dan pekerjaannya

Park Ha Jin (Myung Se Bin) selalu mendukung suaminya, tetapi dukungan itu tidak selalu dibalas dengan keterbukaan. Kim Nak Su menyimpan terlalu banyak hal sendirian, mulai dari rencana mencari pekerjaan baru, upaya investasi, hingga keputusan-keputusan finansial yang ia ambil tanpa diskusi.
Motivasinya sebenarnya mulia, ia tidak ingin membebani istrinya yang juga sedang menata hidup dengan mengambil lisensi real estate. Namun, ketidakterbukaan justru menciptakan jarak emosional yang besar. Park Ha Jin tidak memahami apa yang sedang terjadi, sementara Kim Nak Su merasa semakin sendirian. Dalam rumah tangga, ini adalah bom waktu yang siap meledak kapan saja.
4. Memendam kegagalannya sendiri dan tidak mau meminta bantuan

Salah satu blunder besar Kim Nak Su adalah memaksakan diri untuk terus terlihat kuat. Ia memendam semuanya sendirian, rasa malu, kecewa pada diri sendiri, penipuan yang ia alami, hingga rasa tidak kompeten setelah meninggalkan ACT. Padahal, memendam emosi tanpa berbagi adalah jalan pintas menuju kelelahan mental yang jauh lebih dalam.
Alih-alih bercerita, ia memilih mengenakan topeng “baik-baik saja” sambil terus mencoba memperbaiki keadaan dengan caranya sendiri. Sayangnya, rasa tertekan yang tidak tersalurkan itu justru membuatnya mengambil langkah-langkah yang makin tidak rasional. Kekuatan yang ia banggakan berubah menjadi kelemahan ketika ia tidak lagi mampu membedakan batas kemampuan dirinya.
5. Menyembunyikan kasus penipuan yang menimpa anaknya, jadi bom waktu dalam keluarga

Selain dirinya, anaknya, Kim Su Gyeom (Cha Kang Yoon), juga menjadi korban penipuan. Tetapi alih-alih membahas masalah ini bersama istrinya, Kim Nak Su memilih menyimpannya. Ia takut membuat suasana rumah makin berat dan tidak ingin Park Ha Jin menganggap keluarganya sebagai “kumpulan orang bodoh” yang mudah tertipu.
Namun, keputusan menyembunyikan informasi itu adalah blunder besar. Kebenaran yang ditahan hanya menumpuk kecemasan. Park Ha Jin berhak mengetahui kondisi sebenarnya, terutama karena masalah itu menyangkut masa depan anak mereka. Ketika kebenaran akhirnya terungkap, bukan hanya masalah finansial yang muncul, tetapi juga kekecewaan karena kurangnya kepercayaan dalam keluarga.
Beberapa blunder Nak Su usai pensiun dini di The Dream Life of Mr. Kim menggambarkan betapa rapuhnya seseorang ketika hidupnya tiba-tiba berubah begitu drastis. The Dream Life of Mr. Kim menunjukkan bahwa kegagalan terbesar bukanlah ketika seseorang jatuh, tetapi ketika seseorang merasa harus bangkit sendirian tanpa meminta bantuan siapa pun.
Melalui setiap kesalahannya, drama ini mengajak penonton memahami bahwa kembali memulai hidup memerlukan keberanian, keterbukaan, dan penerimaan diri yang tulus. Drama ini pun memperlihatkan bahwa perjalanan Kim Nak Su masih panjang, dan setiap langkah salah tetap bisa menjadi pelajaran berarti dalam The Dream Life of Mr. Kim.


















