4 Bukti Tim Pemasaran Natural BeBe di Dynamite Kiss Tidak Kompeten

Drama Korea Dynamite Kiss memperlihatkan sisi lain dari persaingan kantor yang jauh dari ideal. Melalui rivalitas antara Tim Satgas Ibu dan Tim Pemasaran Natural BeBe, penonton diperlihatkan betapa buruknya kondisi sebuah tim ketika tidak memiliki dasar kompetensi yang kuat, tetapi tetap ingin berada di posisi paling berkuasa.
Tim Pemasaran Natural BeBe berulang kali menunjukkan perilaku tak profesional serta strategi kerja yang kacau. Alih-alih mengandalkan riset, kreativitas, dan kerja nyata, mereka justru menempuh jalan pintas yang penuh manipulasi dan drama internal. Berikut empat bukti mengapa Tim Pemasaran Natural BeBe layak disebut sebagai salah satu tim yang tidak kompeten di Dynamite Kiss.
1. Berbuat licik untuk menjatuhkan tim satgas ibu

Tanda pertama dan paling mencolok dari ketidakmampuan Tim Pemasaran adalah cara mereka yang terlalu fokus menjatuhkan lawan daripada mengembangkan tim. Dalam beberapa kesempatan, mereka merancang skenario licik demi membuat Tim Satgas Ibu terlihat buruk di mata direktur Natural BeBe.
Mulai dari memutarbalikkan fakta, memanipulasi situasi, hingga secara aktif mencari kesalahan kecil untuk “digoreng” menjadi masalah besar, mereka melakukan semuanya tanpa ragu. Sikap ini memperlihatkan bahwa mereka kekurangan kemampuan strategis sehingga harus mengandalkan cara-cara kotor untuk bertahan.
Alih-alih memaksimalkan kampanye produk atau memperkuat identitas brand Natural BeBe, tenaga mereka justru dihabiskan untuk sabotase yang tidak menghasilkan keuntungan apa pun bagi perusahaan. Justru tindakan licik ini sering berbalik arah dan merugikan mereka sendiri, menunjukkan betapa dangkalnya strategi kerja mereka sejak awal.
2. Merundung Tim Satgas Ibu

Ketidakmampuan tim ini bukan hanya terlihat dari strategi, tetapi juga dari cara mereka berinteraksi dengan rekan kerja. Tim Pemasaran berkali-kali melakukan aksi perundungan verbal maupun nonverbal terhadap Tim Satgas Ibu. Dari komentar meremehkan, tatapan sinis, hingga sikap superior, seolah-olah mereka adalah satu-satunya tim yang pantas mendapat pengakuan, semuanya dilakukan tanpa rasa bersalah.
Perundungan ini bukan hanya menegaskan mereka miskin empati, tetapi juga menunjukkan tidak memiliki rasa percaya diri terhadap kemampuannya sendiri. Budaya mengintimidasi ini menjadi bukti kuat bahwa mereka tidak terbiasa bersaing secara sehat. Mereka tidak membangun argumentasi yang kuat atau mengembangkan ide yang solid, tetapi justru mencoba melemahkan mental lawan agar terlihat unggul.
3. Tidak punya konsep jelas saat harus bersaing

Salah satu momen paling memalukan muncul ketika dua tim diminta mengajukan konsep pemasaran untuk brand Natural BeBe. Di sini terlihat jelas bahwa Tim Pemasaran minim kreativitas, riset, dan inovasi. Mereka datang dengan konsep yang kabur, tidak memiliki arah yang jelas, bahkan tampak dibuat tanpa proses brainstorming yang matang. Ide mereka memiliki target pasar yang terlalu tinggi, pesan yang tidak kuat, dan strategi implementasi yang tidak realistis.
Ketidaksiapan ini memperlihatkan bahwa mereka selama ini hanya mengandalkan nama besar tim, bukan proses kerja yang benar. Hal ini menegaskan bahwa kebiasaan meremehkan tim lain berbanding lurus dengan ketidakmampuan mereka dalam menciptakan kampanye pemasaran yang benar-benar kompetitif.
4. Bergantung pada kekuasaan ketua tim, bukan kemampuan sendiri

Ketidakmampuan Tim Pemasaran semakin jelas ketika mereka berkali-kali menunjukkan bahwa kekuatan utama mereka bukanlah keahlian tim, tetapi karena kekuasaan sang ketua tim, Gong Ji Hye (Jung Ga Hee). Alih-alih mengembangkan kompetensi individu atau kolaborasi tim, mereka lebih sering bersembunyi di balik otoritas sang pemimpin untuk menekan pihak lain, terutama Tim Satgas Ibu.
Ini menunjukkan bahwa mental mereka dibangun bukan dari kemampuan, tetapi dari rasa aman palsu akibat jabatan seseorang. Ketika ketua tim tidak dapat membantu atau intervensinya gagal, mereka langsung kehilangan pijakan dan tidak mampu menyelesaikan konflik dengan cara profesional. Kerapuhan struktur kerja ini membuktikan bahwa mereka tidak pernah benar-benar menjadi tim yang kompeten.
Dalam keseluruhan cerita Dynamite Kiss, Tim Pemasaran Natural BeBe berfungsi sebagai gambaran jelas bahwa kekuasaan tanpa kompetensi hanya akan menciptakan kekacauan. Perbandingan antara mereka dan Tim Satgas Ibu mempertegas bahwa kerja keras, kreativitas, dan kejujuran selalu menghasilkan kualitas yang lebih kuat. Berulang kali mereka berusaha menjatuhkan Tim Satgas Ibu, usaha mereka hanya berakhir sia-sia.


















