3 Cara Hee Joo Menyikapi Diskriminasi di When the Phone Rings

Dalam drakor When the Phone Rings (2024), si karakter utama, Hong Hee Joo (Chae Soo Bin) dipaksa untuk gak berbicara sejak kecil. Saat itu, ibu Hee Joo, Kim Yeon Hui (Oh Hyun Kyung), menikah dengan pengusaha besar Hong Il Kyeong (Choi Kwang Il). Namun, peristiwa nahas terjadi di keluarganya dan mengakibatkan putra pertama Hong Il Kyeong meninggal dunia.
Agar hidupnya tetap aman, Kim Yeon Hui memaksa Hee Joo untuk terus diam dan gak berbicara pada siapa pun. Kondisi ini membuat Hee Joo terus membisu dan memutuskan belajar bahasa isyarat. Untuk menutupi kondisi keluarganya, Hee Joo terpaksa membatasi pertemanannya.
Setelah menikah, dia akhirnya memutuskan untuk lebih banyak bekerja dan berkarier. Dengan keadaan itu, gak bisa dimungkiri bahwa Hee Joo juga mendapatkan diskriminasi dari banyak pihak, lho. Lalu, bagaimana cara Hee Joo dalam menyikapi kondisi tersebut?
Perhatian, artikel ini mengandung spoiler.
1. Gak ambil pusing akan pendapat orang lain

Bekerja menjadi penerjemah bahasa isyarat membuat Hee Joo kerap bersinggungan dengan banyak orang. Situasi ini bisa membuat orang tersebut mulai membicarakan kondisinya. Apalagi, gak banyak orang yang bisa berkomunikasi menggunakan bahasa isyarat seperti dirinya.
Bagi rekan kerjanya di stasiun televisi, Hee Joo dianggap hanya sebagai tambahan. Makanya, produser berita tersebut kerap bersikap semana-mena terhadap Hee Joo. Meskipun begitu, Hee Joo tetap berusaha bekerja sebaik mungkin.
Selain itu, sang suami, Paik Sa Eon (Yoo Yeon Seok) juga kerap memberikan motivasi pada Hee Joo untuk gak gampang takut akan penilaian orang. Dia harus berusaha untuk percaya diri akan kemampuannya tersebut.
2. Berusaha untuk mandiri

Sejak kecil, hidup Hee Joo bisa dibilang gak mudah. Dia terpaksa tinggal bersama ibunya karena ayahnya merasa gak mampu menyekolahkan Hee Joo. Sejak saat itu, Hee Joo hidup seperti bayang-bayang kakak tirinya, Hong In A (Han Jae Yi).
Makanya, Hee Joo berusaha untuk belajar lebih baik. Dia memanfaatkan ilmunya untuk mencari pekerjaan tanpa bantuan orangtuanya. Apalagi, ayahnya mengalami demensia dan harus tinggal di panti jompo sendirian.
Untuk itu, Hee Joo punya mimpi besar menjadi penerjemah di kantor pemerintahan. Dia berusaha keras berlatih setiap ada waktu. Makanya, dia memaksa untuk terus bekerja meskipun telah menikah.
3. Mengajak rekan kerjanya untuk belajar bahasa isyarat

Untuk mewujudkan mimpinya, Hee Joo akhirnya melamar ke bagian penerjemah isyarat di kantor juru bicara kepresidenan. Saat wawancara, Paik Sa Eon dan rekan setimnya mengakui akan kemampuan unggul Hee Joo. Namun, Paik Sa Eon juga mempertanyakan bagaimana mereka akan berkomunikasi jika menjadi rekan kerja.
Namun, Hee Joo merasa hal itu bukan masalah besar. Dia berpendapat jika rekan kerjanya akan diajari memakai bahasa isyarat untuk berkomunikasi. Baginya, semakin banyak yang memahami bahasa isyarat, maka banyak orang pula yang bisa memahami konteks dan diksi yang digunakan.
Hal ini juga sangat menguntungkan instansi karena bisa mengoreksi penerjemahannya. Solusi ini sangat cerdas untuk diajukan. Bahkan, menurut Hee Joo belajar bahasa isyarat bukan hal yang sulit untuk dilakukan, lho.
Cara yang diterapkan Hee Joo memang cukup baik untuk dicontoh. Dia sadar bahwa untuk mengubah pola pikir banyak orang adalah merubah sudut pandangnya melihat kekurangan diri. Dia cukup menghargai diri sendiri tanpa pusing memikirkan orang lain. Jadi, apakah kamu setuju dengan pemikiran Hee Joo di drakor When The Phone Rings?