Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Contoh Bad Parenting di Drakor Beyond the Bar, Mengaduk Emosi

Lee Jin Wook di Beyond the Bar
Lee Jin Wook di Beyond the Bar (dok. JTBC/Beyond the Bar)

Beyond the Bar merupakan salah satu drama Korea hukum yang ceritanya relate dengan kenyataan. Hal ini tampak dari kasus-kasus yang diangkat di drakor ini sebetulnya mirip dengan apa yang terjadi di dunia nyata. Salah satunya yang melibatkan parenting orangtua kepada anaknya.

Dalam drakor ini, ada berbagai isu dan pesan moral berkaitan dengan hubungan orangtua dan anak-anak mereka. Di antaranya mengenai bad parenting yang menjadi sumber penderitaan anak. Berikut ini lima contoh bad parenting yang ditunjukkan dalam drakor Beyond the Bar.

1. Melakukan kekerasan fisik dan verbal kepada anak

Kim Si On di Beyond the Bar
Kim Si On di Beyond the Bar (dok. JTBC/Beyond the Bar)

Kasus kekerasan terhadap anak menjadi highlight di episode 4 Beyond the Bar. Choi Cheol Min (Do Sang Woo) melakukan kekerasan fisik dan verbal kepada anak kandungnya. Ia sering memukuli anak itu hingga menyebabkan luka lebam lalu memanggil dokter agar kejahatannya tak diketahui. Selain itu, ia juga membentak anak tersebut setiap kali bicara dengan suara pelan.

Apa yang dilakukannya tidak hanya menyebabkan luka fisik, tapi juga meninggalkan trauma psikologis pada putrinya. Padahal harusnya sebagai orangtua, ia melindungi dan menyayangi anaknya. Namun, alih-alih memberikan rasa aman, ia justru menjadi ancaman pada sang buah hati.

2. Penelantaran anak

cuplikan drama Beyond the Bar
cuplikan drama Beyond the Bar (dok. JTBC/Beyond the Bar)

Pengabaian dan penelantaran anak termasuk salah satu bad parenting yang sering ditemui di dunia nyata. Dalam drakor Beyond the Bar, Choi Ho Yeon (Lee Ju Yeon) mengorbankan masa mudanya untuk mencari nafkah dan membesarkan kedua adik kembarnya. Sang ibu yang sebelumnya tidak pernah ada untuknya tiba-tiba memberinya tanggung jawab sebagai pengasuh. Padahal Choi Ho Yeon saat itu masih SMA. Sementara itu, ibunya kembali pergi tanpa kabar setelah menyerahkan dua bayi kepadanya.

3. Menekan anak untuk berprestasi

Jung Chae Yeon di Beyond the Bar
Jung Chae Yeon di Beyond the Bar (dok. JTBC/Beyond the Bar)

Kang Hyo Min dikisahkan sebagai anak yang cerdas. Saat kecil, ia bisa membaca meski belum pernah diajari. Sang ibu yang merupakan pengacara ternama pun berusaha mendorong Kang Hyo Min untuk memaksimalkan potensi akademiknya. Berkat itu, Kang Hyo Min lompat kelas hingga dua kali.

Terlepas dari kecerdasannya dan prestasi akademiknya, Kang Hyo Min muda merasakan tekanan psikologis untuk terus berprestasi. Ia menekan dirinya terlalu keras sebab merasa bersalah pada ibunya yang mengorbankan karier demi fokus padanya. Di sisi lain, ia memiliki trauma setelah dipisahkan dengan saudari kembarnya. Imbas tekanan psikologis yang dialaminya, Kang Hyo Min mengalami disleksia saat kelas 12 SMA sehingga nilai-nilai sekolahnya turun dan ia tidak lulus dua kali.

4. Tidak membiarkan anak mandiri

Kang Bo Min di Beyond the Bar
Kang Bo Min di Beyond the Bar (dok. JTBC/Beyond the Bar)

Sebagai seorang ibu, Lee Sang Mi (Kang Bo Min) menyayangi dan menjaga putranya. Namun, kasih sayang itu berubah menjadi racun saat ia tanpa sadar tidak membiarkan buah hatinya untuk mandiri. Ia bergantung secara emosional pada keberadaan putranya dan tak ingin jauh-jauh dari anak tersebut. Ia tidak membiarkan anak itu sekolah dengan alasan putranya tersebut tidak betah. Ia bahkan belum menyapih anaknya hingga usia 5 tahun. Saat hampir terjadi kecelakaan, reaksinya membuat sang putra mengalami nocebo effect sampai tak bisa berjalan.

5. Membiarkan dan menutupi kesalahan anak

cuplikan drama Beyond the Bar
cuplikan drama Beyond the Bar (dok. JTBC/Beyond the Bar)

Orangtua yang terlalu memanjakan dan berusaha menutupi semua kesalahan anak pada dasarnya justru membuat buah hati mereka menjadi toksik. Hal ini tampak pada kasus di episode 10. Myseong Suk (Yoo Yeon) tidak merasa bullying yang dilakukan anaknya adalah kesalahan. Padahal korban sangat menderita, tapi ia tetap membela putrinya yang jadi pelaku. Ia tidak menegur, melarang, ataupun memarahi anaknya yang jadi tukang bully dan suka melanggar aturan. Karena sikapnya ini, sang putri terus berulah hingga dewasa dan berakhir tewas karena kesalahan sendiri.

Drakor Beyond the Bar bukan hanya fokus pada penyelesaian berbagai kasus hukum. Banyak pesan moral yang juga terkandung dalam ceritanya. Berkaitan dengan hubungan orangtua dan anak, drakor ini menunjukkan contoh bad parenting dan dampaknya terhadap anak. Selain itu, drakor ini juga memperlihatkan bahwa orangtua bisa berubah dan menerapkan parenting lebih positif bagi sang buah hati.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Topics
Editorial Team
Diana Hasna
EditorDiana Hasna
Follow Us

Latest in Korea

See More

7 Alasan Sun Woo Hee Menolak Kembali Shooting di Drakor My Youth

12 Sep 2025, 09:41 WIBKorea