Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Kenapa Cuti Melahirkan Sulit Didapat di Law and the City?

Cuplikan drakor Law and the City
Cuplikan drakor Law and the City (dok.tvN/Law and the City)
Intinya sih...
  • Volume pekerjaan dan tenaga kerja yang gak seimbang
  • Kasus dikerjakan sendirian tanpa bantuan asisten, membuat sulit untuk mengalihkan tanggung jawab Mun Jeong selama cuti melahirkan
  • Firma hukum mereka gak bisa mengakomodasi para pengacara baru
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Kehamilan memang menjadi fase hidup yang cukup menegangkan bagi Bae Mun Jeong (Ryu Hye Young) di drakor Law and the City (2025). Dalam fase ini, Mun Jeong, yang dikenal bisa memilih makanan enak, harus bertarung dengan fase gak punya selera makan dan mual. Kondisi ini jelas menyulitkannya saat beraktivitas dan bekerja.

Seperti banyak keluarga kecil lainnya, kehamilan juga menjadi periode paling membahagiakan. Dia akan menyambut kehadiran manusia baru yang menjadi tanggung jawab mereka untuk membesarkannya. Kondisi ini juga turut menjadi perhatian pemerintah dengan memberikan dasar hukum saat melahirkan hingga masa pemulihan.

Sayangnya, gak banyak tempat kerja yang bisa dan mau memberikannya secara mudah, seperti tempat kerja Mun Jeong. Lalu, kenapa cuti melahirkan sulit didapat di Law and the City? Cari tahu penyebabnya dalam artikel ini, yuk!

Peringatan, artikel ini mengandung spoiler.

1. Volume pekerjaan dan tenaga kerja yang gak seimbang

Cuplikan drakor Law and the City
Cuplikan drakor Law and the City (dok.tvN/Law and the City)

Bae Mun Jeong bekerja di sebuah firma hukum kecil di kota Seocho. Kantornya juga hanya ada tiga pengacara aktif. Kondisi ini membuat beban kasus tiap pengacara sangat banyak. Na Kyung Min (Park Hyeong Soo) dan Ahn Ju Hyeong (Lee Jong Suk) masing-masing mengerjakan 25 kasus aktif. Sedangkan, Bae Mun Jeong mengerjakan 50 kasus.

Beban pekerjaan yang menumpuk membuat Na Kyung Min gak mampu untuk mengalihkan tanggung jawab Mun Jeong selama cuti melahirkan. Apalagi, kasus yang dikerjakan masing-masing pengacara harus dikerjakan sendirian tanpa bantuan asisten, seperti yang dilakukan di firma hukum besar lainnya.

2. Sulit mencari pengganti

Cuplikan drakor Law and the City
Cuplikan drakor Law and the City (dok.tvN/Law and the City)

Meskipun telah digabung, sayangnya firma hukum mereka gak bisa mengakomodasi para pengacara baru. Ketika bergabung, para pengacara wajib mempelajari kasus yang ditinggalkan oleh pengacara sebelumnya dan mengerjakannya sendirian. Situasi ini jelas gak sebanding dengan beban dan kemampuan para pengacara yang baru saja lulus dan butuh bimbingan. Selain itu, firma hukum mereka juga bukan firma hukum terbaik di Korea Selatan. Hal ini membuat Na Kyung Min kesulitan mendapatkan pengacara baru sesuai dengan kualifikasi yang ada.

3. Target keuntungan kantor yang harus dicapai

Cuplikan drakor Law and the City
Cuplikan drakor Law and the City (dok.tvN/Law and the City)

Meskipun bergabung, sayangnya keuntungan keempat firma di firma hukum Hyungmin mendapatkan keuntungan yang berbeda. Mereka wajib bekerja keras untuk mencapai keuntungan sesuai dengan target kantor mereka. Kondisi ini jelas gak bisa dicapai dengan mudah ketika salah satu pengacara harus absen sementara waktu. Maka dari itu, selama ini para calon ibu atau pengacara perempuan yang hamil memilih keluar dari kantor dan mencari pekerjaan lain. Hal ini juga mempermudah administrasi dan target kantor tersebut.

4. Banyak klien gak ingin mengubah pengacara yang mewakili kasus mereka

Cuplikan drakor Law and the City
Cuplikan drakor Law and the City (dok.tvN/Law and the City)

Klien yang menyewa pengacara pasti telah menghadapi banyak jalan buntu sehingga butuh bantuan pihak luar. Dengan menghadapi masalah tersebut, para klien jelas sedang berada di titik jenuh kehidupan mereka sehingga gak sanggup membicarakan secara berulang. Ketika melakukan konsultasi dengan pengacara, para klien pasti menghabiskan seluruh energinya untuk mengupas kasus yang mereka hadapi.

Saat pengacara tersebut gak bisa menangani dan berhenti di tengah jalan, klien merasa harus melakukan situasi mereka kembali di awal waktu lagi. Hal ini membuat klien enggan untuk bertukar atau mengganti pengacara di tengah kasus yang sedang berjalan. Oleh sebab itu, cuti melahirkan sulit didapat di Law and the City.

Kondisi di atas pasti dihadapi para pekerja di kantor kecil. Mereka gak punya sumber daya manusia yang cukup namun punya tanggung jawab yang besar. Makanya, permasalahan ini kerap dihadapi para ibu hamil dan menjadikan mereka enggan untuk menghadapi kehamilan lagi. Menurutmu, apa solusi yang akan dipilih ketika menjadi atasan, seperti di drakor Law and the City?

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Debby Utomo
EditorDebby Utomo
Follow Us