Drama Korea terbaru yang dibintangi Kim Seon Ho dan Suzy, yaitu Delusion, kembali diwarnai berita miring. Setelah kena denda saat syuting di Pulau Jeju, kini drakor orisinal Disney+ tersebut kabarnya batal syuting di China.
Rumor mengatakan bahwa pembatalan syuting ini terjadi karena kontroversi drakor Disney+ sebelumnya, yaitu Tempest. Namun tim produksi membantah kabar tersebut. Seperti apa kronologi selengkapnya? Simak penjelasan berikut ini!
Delusion mengambil latar waktu di tahun 1935, yaitu saat masa kolonial di Korea Selatan. Dilansir OSEN, kabarnya tim produksi Delusion ingin melakukan syuting beberapa adegan di China pada bulan ini. Pasalnya, ada bagian cerita yang mengambil tempat di Shanghai.
Namun agenda syuting tersebut kabarnya dibatalkan secara mendadak. Dari sumber yang sama, kondisi yang tidak memungkinkan di China akhirnya membuat para kru memutuskan untuk fokus syuting di Korea Selatan.
Menurut rumor yang beredar, kabarnya pembatalan syuting ini merupakan buntut dari kontroversi yang diciptakan oleh Tempest. Drakor yang sama-sama diproduksi oleh Disney+ ini sempat membuat netizen China geram karena dialognya yang provokatif.
Di masa penayangan tersebut, si karakter utama, yaitu Seo Mun Ju yang diperankan oleh Jun Ji Hyun mengatakan, "Kenapa China menyukai perang? Bom nuklir bisa saja dijatuhkan di area perbatasan." Dialog tersebut bahkan sampai membuat netizen China ramai-ramai memboikot sang aktris.
Pada Kamis (15/10/2025), Showbox, perusahaan produksi yang menggarap Delusian angkat bicara mengenai rumor batal syuting ini. Mereka membantah kabar yang beredar.
Dilansir OSEN, perwakilan Showbox mengatakan, "Lokasi syuting untuk drama ini masih dalam pertimbangan. Kami belum membuat keputusan sehingga sulit untuk mengonfirmasi apa pun terkait lokasi syuting ke depannya."
Kabar mengenai pembatalan syuting Delusion ini menyita perhatian publik. Sebab, sebelumnya mereka juga tersandung masalah saat syuting di Pulau Jeju. Kabarnya para kru yang terlibat meninggalkan banyak sampah di area perbukitan Oreum. Akibatnya, mereka harus membayar denda sebesar 11 juta won atau setara sekitar Rp128,2 juta.