Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Cuplikan drama Mary Kills People (instagram.com/ mbcdrama_now)
Cuplikan drama Mary Kills People (instagram.com/ mbcdrama_now)

Drama Korea selalu punya cara tersendiri dalam membawakan kisah-kisah yang menyentuh sisi kemanusiaan. Di tahun 2025, beberapa judul mengangkat cerita tentang tokoh utama yang harus menjalani hidup sambil berjuang melawan tumor otak.

Ketiga drama berikut menampilkan perjalanan pribadi yang kuat, masing-masing menghadirkan perspektif berbeda tentang harapan, pilihan hidup, dan cara menghadapi tekanan situasi. Lantas, apa yang membuat kisah-kisah ini menarik untuk diikuti? Baca selengkapnya untuk mengetahuinya!

1. Mary Kills People

Cuplikan drama Mary Kills People (instagram.com/ mbcdrama_now)

Mary Kills People adalah drama yang bercerita tentang Woo So Jeong (Lee Bo Young), seorang dokter yang secara diam-diam membantu pasien dengan penyakit terminal, termasuk penderita tumor otak, untuk menjalani eutanasia. Bersama rekannya, Dr. Choi Dae Hyeon (Kang Ki Young), ia melakukan tindakan ini secara ilegal di luar jam kerja rumah sakit.

Masalah mulai muncul ketika Detektif Cho Hyeon U (Lee Min Ki) menyelidiki aktivitas mereka. Situasi menjadi rumit karena detektif tersebut juga mengidap tumor otak dan menghadapi kondisinya sendiri. Drama ini menyoroti isu medis dan hukum terkait eutanasia, serta pilihan sulit yang dihadapi oleh pasien dan tenaga medis.

2. Love, Take Two

Cuplikan drama Love, Take Two (instagram.com/ tvn_drama)

Love, Take Two bercerita tentang Lee Ji An (Yeom Jung Ah), seorang ibu tunggal yang menjalani hidup dengan penuh percaya diri dan keteguhan. Ia bekerja sebagai manajer proyek konstruksi dan membesarkan putrinya, Lee Hyo Ri (Choi Yun Ji), yang kini menjadi mahasiswa kedokteran.

Hidup mereka tampak berjalan baik, hingga perlahan Hyo Ri mulai menunjukkan perubahan sikap dan kondisi kesehatannya memburuk. Di tengah kekhawatiran dan konflik yang mulai muncul, Ji An akhirnya mengetahui bahwa putrinya mengidap tumor otak—sebuah kenyataan yang mengguncang hidupnya dan memaksanya menghadapi ketakutan terbesar sebagai seorang ibu.

Di saat yang sama, cinta pertama Ji An, Ryu Jeong Seok (Park Hae Joon), kembali hadir dalam hidupnya. Ia juga seorang orang tua tunggal yang membesarkan putranya, Ryu Bo Hyeon (Kim Min Kyu). Pertemuan kembali mereka membuka kembali luka lama sekaligus peluang baru, terutama ketika hubungan antara Hyo Ri dan Bo Hyeon mulai terjalin perlahan. Dengan latar cerita yang emosional, Love, Take Two menggambarkan bagaimana cinta, keluarga, dan harapan menjadi kekuatan untuk bertahan di tengah kenyataan hidup yang tidak selalu mudah.

3. Hyper Knife

Cuplikan drama Hyper Knife (instagram.com/disneypluskr)

Hyper Knife adalah drama medis-thriller Korea yang mengikuti kisah Dr. Jung Se Ok (Park Eun Bin), seorang ahli bedah saraf jenius yang kehilangan lisensinya dan beralih menjadi "shadow surgeon"—dokter ilegal yang melakukan operasi rumit di fasilitas tersembunyi. Fokus cerita terletak pada kasus-kasus medis ekstrem, termasuk operasi tumor otak yang kompleks, yang dijalankan di luar sistem rumah sakit resmi. Dalam peran barunya, Se Ok harus menghadapi tekanan fisik dan mental saat menangani nyawa pasien dalam situasi yang tak lazim.

Ketegangan memuncak ketika Dr. Choi Deok Hee (Sul Kyung Gu), mantan mentornya yang kini mengidap tumor otak, kembali dan meminta bantuannya untuk melakukan operasi penyelamatan hidup. Pertemuan ini menimbulkan konflik batin dan membuka luka lama, termasuk soal ambisi, etika, dan pengkhianatan di dunia kedokteran. Drama ini menggambarkan tantangan psikologis dan dilema moral dalam pengambilan keputusan medis, terutama saat dokter sendiri berada dalam posisi rentan sebagai pasien.

Ketiga drama ini menunjukkan bahwa isu kesehatan seperti tumor otak bisa diangkat ke layar dengan pendekatan yang beragam—dari kisah keluarga yang penuh emosi, dilema etis dalam praktik medis, hingga konflik psikologis antara guru dan murid. Melalui karakter-karakter yang kuat dan cerita yang terstruktur, drama-drama ini mengajak penonton untuk melihat sisi manusiawi dari perjuangan melawan penyakit, tanpa kehilangan unsur hiburan dan refleksi hidup.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team