5 Drama Korea Ini Gambarkan Kerasnya Kehidupan di Korea Selatan

Pendidikan anak sering kali menjadi ajang gengsi bahkan sama halnya dengan mempertaruhkan harga diri. Meski tidak terjadi pada semua orang, tetapi hal ini marak terjadi di Korea Selatan. Melihat ketatnya ujian masuk universitas hingga mengincar pekerjaan yang prestisius menjadi alasan para orang tua memandang pendidikan adalah segalanya bagi anak. Sayangnya, sikap yang berlebihan tanpa sadar membawa mereka jadi cenderung toxic.

Menurut Biro Statistik Korea Selatan, hampir tiga perempat murid mengambil kelas di tempat les privat swasta pada tahun 2019. Ada banyak tempat les yang buka hingga malam hari, lho! Kebayang kan, gimana ambisiusnya orang-orang Korea? 

Sky Castle menjadi salah satu drama yang berhasil menyentil kehidupan nyata di Korea Selatan. Drama ini memperlihatkan empat keluarga yang tinggal di kompleks elite bernama Sky Castle. Supaya anak-anak mereka mendapatkan tempat di sekolah atau universitas bergengsi, mereka rela melakukan apa saja. Mulai dari memperebutkan tutor terbaik sampai mendapatkan bocoran soal ujian. 

Tidak hanya anak sekolahan saja yang tertekan. Setelah melalui proses yang panjang, menjadi seorang pekerja bahkan bekerja di perusahaan besar sekalipun tidak menjamin hidup bahagia. Seperti halnya kebanyakan orang dewasa, mereka memiliki masalah yang tidak bisa dijelaskan.

Misaeng: Incomplete Life termasuk drama Korea yang mengusung cerita seputar pekerja kantoran. Tidak bisa dipungkiri, memiliki pekerjaan mapan merupakan impian semua orang. Kendati sudah mendapatkan impian tersebut, banyak pula dari mereka yang merasa tertekan. Entah itu dari sisi budaya kerja hingga lingkungan kerja yang melelahkan dan tak jarang membuat stres. 

Menariknya, drama ini membuka pandangan banyak orang tentang kerasnya dunia pekerjaan melalui masalah yang dihadapi berbagai karakter. Selain beberapa karakter pegawai yang ditampilkan ambisius, pegawai magang yang direkrut oleh orang dalam pun tak luput dari masalah. Meskipun sering putus asa dan ingin menyerah, hebatnya mereka tetap bertahan.

Di Korea Selatan, umur 30-an biasa dihadapkan dengan keputusan menikah atau tidak menikah. Lebih dari itu, kebanyakan orang-orang Korea merasa bahwa menjalani hidup sendiri pun sudah lebih dari cukup. Meskipun di samping itu pertanyaan seputar 'sudah jadi apa di usia 30' masih bikin sensi.

Tentu saja hal semacam ini tidak hanya terjadi di Korea Selatan, tetapi coba bayangkan dengan kerasnya hidup sedari masa sekolah, sengitnya persaingan dunia kerja, ditambah lagi harus menerima tuntutan pencapaian bahkan dari orang-orang sekitar yang belum kenal dekat. Semua itu dikemas dengan baik dalam drama Be Melodramatic. 

Drama ini menyajikan slice of life yang mengusung problematika usia 30-an. Itu sebabnya sebelum menginjak 30 tahun, tidak ada salahnya buat kamu menonton drama ini. Bahkan buat kamu yang sudah menginjak usia 30 ke atas, drama ini bisa menjadi ajang menertawakan kedewasaan.

Kehidupan murid di sekolah masih menjadi tayangan yang menarik diulik. Dalam beberapa tahun terakhir, semakin banyak drama Korea yang mulai berani mengangkat problematika anak sekolahan hingga seputar isu kultur sekolah elite.

Extracurricular menjadi drama bertema sekolahan yang diangkat dari kisah nyata, lho! Mengusung kisah gelap di balik citra seorang anak yang dikenal berprestasi, siapa kira sosok Oh Ji Soo (Kim Dong Hee) yang dikenal murid baik-baik bisa memiliki kehidupan yang mengejutkan?

Di balik citra baik yang ia bangun, di luar sekolah ia adalah ketua sindikat prostitusi dengan nama 'Uncle'. Drama ini turut mengangkat isu kesenjangan sosial di Korea Selatan. Karakter Ji Soo sendiri diceritakan terpaksa harus menjalankan bisnis ilegal demi menyelamatkan masa depannya, sebab dirinya berasal dari ekonomi kelas bawah. 

Satu lagi drama Korea yang mengangkat kerasnya kehidupan di Korea Selatan. Just Dance memang tidak mengekspos permasalahan yang rumit seperti drama-drama sebelumnya, tetapi konflik yang diangkat juga sering dijumpai anak sekolahan di Korea Selatan. Drama ini mengangkat kisah para siswa kejuruan yang memiliki masalah hidupnya sendiri. 

Mereka lalu bergabung dalam sebuah klub dance sports. Murid yang bergabung ialah murid perempuan di kota Geoje, kawasan yang terkenal sebagai industri besar pembuatan kapal. Sayangnya bisnis tersebut mengalami penurunan. Lokasi tersebut yang akhirnya menjadi tempat murid berlatih menari. Drama ini menunjukkan gambaran anak-anak muda dengan sekelumit permasalahan yang sering dialami remaja pada umumnya.

Namun, drama ini juga menunjukkan sikap egois orang tua yang selalu merasa pilihannya adalah yang terbaik untuk sang anak. Padahal warna kehidupan anak muda terletak pada impiannya, tetapi mereka enggan membicarakannya dengan orang tua mereka dan memilih untuk memendamnya saja. Drama ini berhasil menarik perhatian penonton hingga  dianugerahi penghargaan "Acara Edukasi Terbaik" dalam ajang Baeksang Arts Awards ke-54, lho!

Nah, setelah menonton kelimanya, kamu yakin sudah siap mental untuk tinggal di Korea Selatan?