Mengapa Igutu Sangat Dibenci oleh Saram di Drakor Arthdal Chronicles?
cuplikan Jang Dong Gun di drakor Arthdal Chronicles: The Sword of Aramun (instagram.com/tvn_drama)
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Penonton drakor Arthdal Chronicles pasti mengetahui bahwa kaum Igutu begitu dibenci di Arthdal. Mereka adalah campuran kaum Saram dan Neanthal. Darah mereka yang berwarna ungu dianggap hina oleh warga Serikat Arthdal yang kini sudah menjadi sebuah negara.
Namun, keadaan berubah setelah makam Aramun Haesulla ditemukan. Terungkap bahwa Aramun yang sangat dihormati sebagai salah satu dewa di Arthdal adalah seorang Igutu. Lantas mengapa kaum Igutu begitu dibenci oleh warga Arthdal? Berikut merupakan asal-usul kebencian warga Arthdal terhadap kaum tersebut.
Perhatian, artikel ini mengandung spoiler!
Baca Juga: 10 Dewa dalam Arthdal Chronicles, Aramun Haesulla sampai Inaishingi
1. Dianggap penyebab kebakaran terbesar dalam sejarah Arthdal
cuplikan Lee Joon Gi di drakor Arthdal Chronicles: The Sword of Aramun (instagram.com/tvn_drama)Dalam sebuah video pendek yang dirilis terpisah oleh tvN, dijelaskan mengenai penyebab kaum Igutu dianggap hina. Kaum Saram tidak menganggap mereka mengerikan sejak awal. Pandangan itu dimulai sejak malam kebakaran terbesar dalam sejarah Arth yang terjadi ratusan tahun yang lalu.
Awalnya tidak ada yang tahu dari mana api berasal. Hingga seseorang berteriak bahwa itu adalah perbuatan Igutu dan mereka pun disalahkan atas kebakaran tersebut. Warga mulai membunuh Igutu secara acak. Ratusan nyawa kaum Igutu hilang, warga menganggap bahwa mereka pantas mendapatkan hal itu.
2. Klan Asa menyebarkan ajaran bahwa Igutu adalah makhluk kotor
cuplikan Lee Do Kyung di drakor Arthdal Chronicles (dok. Disney Plus/Arthdal Chronicles)Editor’s picks
Pandangan buruk soal kaum Igutu tidak hanya terjadi karena kejadian tersebut. Klan Asa dari suku Gunung Putih yang menyebarkan ajaran bahwa Igutu adalah makhluk kotor. Hal itu diawali oleh kekhawatiran klan Asa terhadap pandangan warga terkait kemampuan spiritual mereka.
Para pendeta klan Asa telah berlatih dalam waktu yang lama untuk bisa bermimpi. Mereka percaya bahwa mimpi adalah bentuk pertemuan mereka dengan Dewa Isodunyong. Namun, tidak ada seorang pun dari klan Asa yang bisa bermimpi setelah latihan tersebut.
Sementara itu, kaum Igutu berkata kalau mereka bisa bermimpi tanpa melakukan usaha apa pun. Klan Asa menganggap Igutu sebagai ancaman terhadap kemampuan spiritual yang mereka banggakan. Belum lagi mereka khawatir terhadap pandangan warga karena klan Asa saat ini bukan lagi keturunan langsung Asa Sin.
Sejak saat itulah mereka menyebarkan ajaran bahwa Igutu adalah makhluk yang kotor dan hina. Klan Asa bahkan membunuh Aramun Haesulla yang dihormati sebagai pemersatu Serikat Arthdal secara diam-diam setelah tahu bahwa ia adalah seorang Igutu.
3. Tan Ya membalikkan keadaan kaum Igutu di Arthdal
cuplikan Shin Se Kyung di drakor Arthdal Chronicles: The Sword of Aramun (instagram.com/tvn_drama)Setelah ratusan tahun kaum Igutu harus hidup dalam persembunyian, kini keadaan mereka berbaling 180 derajat. Tan Ya (Shin Se Kyung) telah mengetahui lokasi makam Aramun Haesulla. Ia juga telah memastikan bahwa Aramun Haesulla memang seorang Igutu.
Namun, Tan Ya awalnya masih ragu untuk mengungkap hal ini. Ia takut Tagon (Jang Dong Gun) tidak akan diakui sebagai Aramun Haesulla yang akan menciptakan pertumpahan darah. Eun Seom (Lee Joon Gi) lalu membocorkan fakta bahwa Tagon juga adalah Igutu.
Tan Ya menjadi yakin untuk mengungkap kebenaran soal Aramun Haesulla. Menggunakan kekuatannya sebagai pendeta agung, Tan Ya mengubah nasib kaum Igutu. Dengan begitu, kaum Igutu tidak lagi dipandang buruk di Arthdal.
Hingga episode keempat, Tagon masih dianggap sebagai reinkarnasi Aramun Haesulla. Meski begitu, banyak penonton yang menduga bahwa Eun Seom adalah reinkarnasi yang asli. Kalau menurut teorimu gimana, nih?
Baca Juga: 6 Perubahan di Awal Arthdal Chronicles 2 dari Akhir Season 1
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.
Berita Terkini Lainnya
