3 Fakta Politik Praktis ala Drakor Tempest, Alat Mencapai Kepentingan?

Politik praktis merupakan istilah yang digunakan untuk menggambarkan politisi yang berkuasa di pemerintahan untuk merumuskan hingga melaksanakan sebuah kebijakan umum maupun bernegara. Drakor Tempest (2025) juga menggambarkan situasi sekilas mengenai pelaku politik praktis di dalam pemerintahan Korea Selatan. Situasi ini menggambarkan berbagai kondisi lapangan mengenai politik praktis yang mungkin juga terjadi di seluruh negeri.
Kondisi ini mulai terungkap setelah perang antara Korea Utara dan Amerika terungkap. Di balik kondisi darurat tersebut, banyak orang yang ternyata memanfaatkan untuk kepentingan pribadinya. Bahkan, pecahnya perang ini merupakan salah satu rencana untuk memperkaya seseorang.
Lalu, apa saja fakta mengenai politik praktis yang ada di drakor Tempest?
Peringatan, artikel ini mengandung spoiler.
1. Suara rakyat kerap hanya digunakan untuk publisitas dan kemenangan

Menjadi seorang politisi memang membutuhkan dukungan dari rakyat. Mereka berlomba-lomba untuk mendapatkan publisitas yang besar untuk personal branding. Gak hanya itu, kemenangan yang mereka peroleh merupakan salah satu bukti keberhasilan publisitas dalam mendapatkan atensi rakyat.
Sayangnya, kondisi ini malah dimanfaatkan hanya untuk mendapatkan sebuah kekuasaan. Tanggung jawab dan beban moral yang mereka dapatkan dari pendapat rakyat kerap kali hanya dijadikan angin lalu. Setelah mendapatkan kekuasaan, mereka seakan lupa diri dan memilih mengabaikan janji manis mereka di hadapan rakyat.
Kondisi ini jelas merugikan rakyat karena memilih sosok politisi yang salah. Mereka hanya dimanfaatkan saja untuk mendapatkan suara dan dukungan. Kekuasaan yang mereka dapatkan malah dijadikan alat untuk kepentingan pribadi.
2. Kerap digunakan untuk kepentingan pribadi

Lim Ok Seon (Lee Mi Sook) merupakan seorang janda dari pengusaha perkapalan besar di Korea Selatan. Dia meneruskan usaha suaminya dan membesarkan kedua anak lelaki mereka, Jang Jun Ik (Park Hae Joon) dan Jang Jun Sang (Oh Jung Se). Ok Seon berusaha keras untuk mempertahankan bisnisnya tersebut.
Kondisi ini membuat Lim Ok Seon kerap melakukan taktik ilegal, seperti penggelapan pajak dan yang lainnya. Sebagai calon pewaris, Lee Ok Seon berusaha membuat Jang Jun Ik sadar akan kehidupannya. Dia mendorong anaknya tersebut untuk meneruskan langkahnya. Namun, Jang Jun Ik merasa jika yang dilakukan ibunya ini akan merugikan negara.
Kondisi ini membuat Lim Ok Seon murka. Dia merasa jika anaknya telah berubah setelah menikah dengan Seo Mun Ju (Jun Ji Hyun). Padahal, dia punya rencana besar untuk memperkuat lini bisnis mereka.
3. Pengusaha memanfaatkan relasi dengan pemerintahan

Seperti pengusaha pada umumnya, keluarga Jang Jun Ik juga berperan dalam politik praktis di pemerintahan. Mereka menggunakan relasinya ini untuk memperlancar bisnis yang dikerjakan. Setelah suaminya meninggal dunia, Lee Ok Seon memperkuat relasinya dengan pemerintah dengan cara menjadikan Jang Jun Ik sebagai anggota Majelis.
Lee Ok Seon juga berperan dalam partai yang menaungi Jang Jun Ik. Dia menyimpan banyak rahasia dari politisi yang menjabat di dalam partai politik tersebut. Hal ini sangat berguna ketika anaknya akan masuk dan mencalonkan diri.
Setelah menjadi pemasok onderdil kapal selam Korea Utara, Lim Ok Seon diduga mempunyai tujuan untuk mendapatkan keuntungan sebanyak-banyaknya dalam peperangan ini. Dia berusaha memperkaya diri sendiri tanpa mempertimbangkan kerugian yang dialami rakyat.
Kondisi ini jelas gak menguntungkan rakyat. Banyak orang yang membutuhkan angin segar dengan kemunculan seorang politisi, seperti Seo Mun Ju ini. Sayangnya, belum diketahui pasti bagaimana alasan di balik persetujuan presiden mengenai perang di drakor Tempest ini.