Kekuatan super dalam drama Korea biasanya identik dengan kemampuan luar biasa yang memudahkan hidup. Namun di Cashero, konsep tersebut justru dibalik. Kang Sang Ung harus menghadapi kekuatan super yang tak hanya unik, tetapi juga menyimpan konsekuensi menyakitkan.
Berikut tiga fakta tentang kekuatan super di Cashero yang membuat kisahnya terasa berbeda dari drama superhero pada umumnya.
Berbeda dari pahlawan super kebanyakan, kekuatan Kang Sang Ung di Cashero hanya bisa digunakan sesuai dengan jumlah uang yang ia miliki. Semakin banyak uang yang ada padanya, semakin besar pula tenaga yang bisa ia keluarkan. Sebaliknya, saat uangnya menipis, kekuatannya ikut melemah dan nyaris tak bisa diandalkan.
Setiap kali menggunakan tenaganya, uang receh akan keluar sebagai kembalian dari nominal yang ia korbankan. Nilai kembalian tersebut sangat kecil dan tak sebanding dengan uang yang harus ia keluarkan. Artinya, untuk membantu orang lain, Kang Sang Ung justru membutuhkan uang yang jauh lebih banyak agar tenaganya tidak cepat habis.
Konsep ini menjadikan uang bukan lagi sekadar alat tukar, melainkan sumber tenaga yang menentukan batas kemampuan sekaligus keselamatannya sendiri.
Tak hanya soal uang, kekuatan super yang dimiliki Kang Sang Ung juga datang dengan kewajiban moral yang berat. Kang Dong Gi, sang ayah, berpesan bahwa ada dua aturan utama yang harus ia patuhi. Pertama, Kang Sang Ung wajib menggunakan kemampuannya untuk membantu orang lain secara diam-diam. Kedua, keberadaan kekuatan super tersebut tak boleh diketahui oleh siapa pun.
Aturan ini terdengar konyol dan tak masuk akal. Kang Sang Ung dipaksa menolong orang lain dengan mengorbankan uang yang ia miliki, padahal setiap bantuan justru membuat tabungannya semakin menipis. Di titik ini, kekuatan super yang seharusnya menjadi kelebihan malah terasa seperti beban yang terus menggerogoti hidupnya.
Fakta paling mengerikan dari kekuatan super ini adalah dampaknya langsung pada tubuh Kang Sang Ung. Setiap kali ia menahan diri dan tidak menggunakan kemampuannya, tubuhnya justru memberikan reaksi fisik berupa lepuhan yang terasa menyakitkan. Rasa sakit ini menjadi pengingat bahwa ia tak bisa begitu saja mengabaikan kekuatan yang telah diwariskan kepadanya.
Kondisi serupa ternyata juga pernah dialami Kang Dong Gi, sang ayah. Saat memilih menolak menggunakan kekuatan supernya, terutama ketika enggan membantu orang lain yang membutuhkan, lepuhan yang sama muncul di tubuhnya. Pengalaman tersebut menjadi bukti bahwa konsekuensi ini bukan sekadar ancaman, melainkan risiko nyata yang harus ditanggung oleh pemilik kekuatan tersebut.
Melalui kekuatan super yang tak biasa ini, Cashero menghadirkan kisah pahlawan yang jauh dari kata sempurna. Kang Sang Ung bukan hanya berjuang melawan kejahatan, tetapi juga melawan batas kemampuan tubuh dan kondisi hidupnya sendiri. Drama ini membuktikan bahwa kekuatan terbesar bukan selalu soal tenaga, melainkan tentang ketahanan menghadapi pilihan-pilihan sulit.