6 Fakta Penting Series Dokumenter Korea "The Raincoat Killer"

The Raincoat Killer: Chasing a Predator in Korea adalah salah satu series dokumenter yang dirilis oleh Netflix tahun 2021. Meski dirilis tahun lalu, namun series dokumenter ini tetap menegangkan. Sebab, kejadian dalam series ini diambil dari kasus nyata pada awal tahun 2000 mengenai pembunuhan berantai di Korea Selatan.
Series dokumenter ini terdiri dari 3 bagian, yaitu pembunuhan jenis baru, tempat pembunuhan, dan 'palunya telah turun'. Dalam setiap bagiannya, terdapat fakta-fakta yang menunjukkan seberapa mengerikan dan anehnya pembunuh berantai yang bernama Yoo Young Chul ini.
1. Target pembunuhan dan alasan membunuh yang tidak jelas

Awalnya, pembunuhan hanya menargetkan para lansia kaya dan tinggal di daerah mewah saja. Namun seiring berjalannya waktu, target pembunuhannya berubah menjadi para perempuan tunasusila berusia 20 tahun-an. Dalam mencari targetnya, Yoo Young Chul memilih perempuan yang tidak gemuk dan tidak tinggi agar lebih mudah untuk dibunuh serta dibuang.
Alasan pembunuhan tersebut bukanlah mengincar harta benda dan itu terbukti dengan tidak adanya tanda bahwa Yoo Young Chul mencari barang-barang berharga milik korban. Sedangkan, dari cara membunuh dengan menyerang bagian kepala para korbannya, profiler menyimpulkan bahwa Yoo Young Chul membunuh korbannya karena memiliki dendam serta kemarahan yang besar.
Alasan yang sebenarnya tidak pernah dijelaskan dalam series dokumenter ini. Namun Yoo Young Chul merasa kalau ia harus melakukannya untuk menegakkan hukum, diperjelas dengan pernyataannya menjelang akhir dokumenter yang mengatakan bahwa, "....Perempuan harusnya tidak menggunakan tubuh mereka sembarangan dan orang kaya harus tahu apa yang telah mereka lakukan."
2. Senjata pembunuhan yang dibuat sendiri

Berbeda dengan pelaku pembunuhan pada umumnya, senjata pembunuhan yang Yoo Young Chul gunakan merupakan salah satu hal yang membuat pihak kepolisian berhadapan dengan jalan buntu.
Dari gambar di atas, dapat dilihat bahwa senjata yang digunakan adalah godam dengan bagian pegangan yang pendek. Menurut Lee Jung Bin yang merupakan seorang patolog, biasanya senjata dengan bagian pemukul sebesar atau seberat itu memiliki pegangan yang lebih panjang, namun Yoo Young Chul memotongnya menjadi lebih pendek agar nyaman saat digenggam.
3. Tidak cukupnya bukti di TKP

Yoo Young Chul berhasil ditangkap setelah membunuh 20 orang. Kurangnya bukti yang terdapat di TKP menjadi salah satu hambatan bagi pihak kepolisian. Satu-satunya bukti yang dimiliki saat itu adalah jejak sepatu dengan ukuran dan model yang sama pada TKP di Gugi-Dong, Samseo-Dong, dan Hyehwa-Dong.
Tidak seperti sekarang, di mana hampir setiap rumah atau jalan dilengkapi dengan CCTV. Pada awal tahun 2000-an, sangat sulit untuk mendapati bukti berupa CCTV, namun bukan berarti pihak kepolisian tidak dapat menemukannya. Gambar di atas menjadi satu-satunya rekaman CCTV yang didapat di sekitar TKP ke-empat dan itu juga hanya menunjukkan bagian punggungnya saja.
Pihak kepolisian yakin bahwa pria yang berada di dalam rekaman CCTV adalah pelakunya saat keluarga korban bersaksi bahwa jaket yang digunakan pria itu adalah jaket milik suaminya.
4. Mengubur para korban

Selain dibunuh, para perempuan yang menjadi target ini juga dimutilasi menjadi 17-18 bagian agar mudah untuk dibawa dan tidak menimbulkan kecurigaan. Sedangkan untuk menutupi bau busuk jasadnya, Yoo Young Chul membungkus potongan tubuh tersebut ke dalam sebuah plastik hitam dan mencampurnya dengan kimchi yang mulai membusuk.
Selanjutnya, Yoo Young Chul akan membawa potongan-potongan tubuh itu ke bukit di belakang kuil Bongwon untuk dikubur. Setiap galian akan ditandai dengan tutup botol, kode ini hanya Yoo Young Chul yang memahami sehingga nantinya dia tidak akan menggali lubang yang sama dua kali.
6. Pelaku suka menggambar

Dalam series dokumenter ini, fakta lain yang terungkap setelah Yoo Young Chul berhasil ditangkap adalah ternyata dia memiliki keahlian dalam menggambar. Hal tersebut dibuktikan saat pihak kepolisian menggeledah kediaman Yoo Young Chul dan mendapati buku dengan kumpulan gambar-gambar di dalamnya.
Yoo Young Chul berkata bahwa menggambar dapat membuatnya menjadi lebih tenang. Baginya, menggambar menjadikannya seperti 'orang baru' dan dapat sementara waktu membantunya untuk melupakan rasa sakit yang dia rasakan.
6. Berkepribadian ganda

Dalam kumpulan gambar yang ditemukan, terdapat gambar dua orang yang saling bergandengan, yaitu seorang anak kecil dengan senyum lucu dan sosok lain seperti iblis yang memegang senjatanya. Menurut profesor psikologi kriminal, Lee Woong Hyuk, gambar ini menunjukkan salah satu ciri-ciri dari pembunuh berantai.
Yoo Young Chul juga menyadari bahwa dia memiliki kepribadian yang lain dan dapat berubah menjadi seorang iblis pada malam hari. Sehingga tidak heran apabila beberapa ahli dalam dokumenter ini mengatakan bahwa Yoo Young Chul itu merasa sangat bangga bahwa dirinya menjadi perbincangan orang-orang, merasa sangat hebat karena dapat mempermainkan pihak kepolisian, dan memegang kendali atas nyawa targetnya.
Terkadang, dibandingkan hantu, manusia itu lebih menyeramkan. Bahkan melakukan perbuatan yang kejam dapat disebut sebagai iblis. Dalam kasus Yoo Young Chul, tidak ada yang tahu mengenai penyebab dari tindakannya itu. Oleh karena itu, berhati-hati dalam setiap keadaan dan merasa khawatir itu penting sebagai makhluk sosial.