5 Gestur Red Flag Eom Jong Do di Don’t Call Me Ma’am, Gak Modal

- Eom Jong Do mencari pasangan kaya untuk keuntungan pribadi tanpa investasi emosional.
- Ia menolak hubungan serius dan hanya memanfaatkan pasangannya demi kepentingan pribadi.
- Hubungan datar, minim usaha, dan kurangnya komitmen membuat Eom Jong Do tidak layak dipertahankan.
Hubungan asmara memang sering tampak manis di awal, tetapi seiring waktu karakter seseorang bisa terlihat lebih jelas, terutama ketika komitmen mulai dibicarakan. Hal inilah yang terjadi pada Lee Il Ri (Jin Seo Yeon) dalam drama Don’t Call Me Ma’am, ketika ia pernah terjebak dalam hubungan toxic dengan Eom Jong Do (Moon Yoo Kang), pria yang sekilas terlihat perhatian, tetapi perlahan menunjukkan warna aslinya. Interaksinya dengan Lee Il Ri memperlihatkan dinamika hubungan yang timpang, penuh manipulasi halus, dan membuat Lee Il Ri merasa hanya menjadi alat pemuas egonya.
Eom Jong Do bukan sosok yang secara terang-terangan jahat, tetapi gesture dan keputusannya mengungkap pola hubungan yang tidak sehat. Dengan cara yang halus tapi konsisten, ia menempatkan dirinya sebagai pihak yang selalu menerima, sementara Lee Il Ri yang harus berusaha keras agar hubungan tetap berjalan. Untuk membantu memahami sifat sebenarnya, berikut 5 gestur red flag Eom Jong Do di Don’t Call Me Ma’am beserta penjelasannya.
1. Sengaja mencari pasangan yang lebih kaya untuk keuntungan pribadi

Eom Jong Do mungkin tidak secara eksplisit menyatakan bahwa ia hanya tertarik pada perempuan dari kalangan berada, tetapi polanya menunjukkan hal tersebut sangat jelas. Ia selalu mengarahkan langkahnya kepada perempuan yang secara finansial mapan, termasuk saat menjalin hubungan dengan Lee Il Ri. Ketertarikannya lebih banyak bertumpu pada apa yang dapat ia nikmati, gaya hidup nyaman, stabilitas finansial, serta keuntungan sosial yang bisa ia raih dari hubungan tersebut.
Upaya Eom Jong Do selalu diarahkan untuk memastikan dirinya berada di posisi aman tanpa perlu berjuang atau berinvestasi secara emosional. Bagi Lee Il Ri, ini membuatnya tiba-tiba memahami bahwa hubungan mereka bukan tentang kasih sayang, melainkan tentang kalkulasi personal yang sangat merugikan. Sikap seperti inilah yang membuat Jong Do tampak penuh perhitungan dan jauh dari niat tulus.
2. Tidak mau menjalin hubungan yang lebih serius

Salah satu gestur paling mencolok dari Eom Jong Do adalah sikapnya yang menolak pembicaraan tentang masa depan. Setiap kali Lee Il Ri mencoba mengarahkan hubungan mereka ke tahap berikutnya, ia selalu mengelak dengan alasan belum siap atau ingin fokus pada dirinya sendiri terlebih dahulu. Namun, kenyataannya ia tidak benar-benar berusaha mencapai kesiapan itu.
Ia memanfaatkan kenyamanan hubungan tanpa ingin memberikan kejelasan pada Lee Il Ri. Sikap menggantung seperti ini membuat Lee Il Ri merasa berjalan sendirian, sementara Eom Jong Do bebas menjalani hidup tanpa konsekuensi apa pun. Ini menunjukkan bahwa komitmen bukanlah sesuatu yang ingin ia bangun, melainkan sesuatu yang ingin ia hindari selama mungkin.
3. Hanya memanfaatkan pasangannya demi kepentingan pribadi

Dalam hubungan dengan Lee Il Ri, Eom Jong Do sering menunjukkan pola di mana ia menginginkan perhatian, waktu, dan sumber daya Lee Il Ri, tetapi jarang membalas dengan usaha serupa. Setiap masalah yang dihadapinya seolah menjadi tanggung jawab Lee Il Ri, sementara kebutuhan Lee Il Ri sendiri tidak mendapat tempat dalam pikirannya. Lee Il Ri menjadi pelarian emosional sekaligus penyokong hidupnya.
Hal yang lebih menyakitkan, Eom Jong Do tidak pernah merasa bersalah. Baginya, semua itu adalah sesuatu yang “wajar” dilakukan pasangan, tanpa menyadari bahwa dialah pihak yang paling banyak mengambil. Ketika seseorang hanya hadir ketika membutuhkan dan menghilang ketika pasangannya membutuhkan, itu sudah cukup menggambarkan red flag besar yang dimilikinya.
4. Tidak pernah menggunakan hati dalam menjalin hubungan

Hubungan Eom Jong Do selalu terasa datar, seolah hanya mengikuti alur tanpa adanya kehangatan yang tulus. Perhatiannya terasa seperti skrip yang dihafal, bukan ekspresi dari perasaan sebenarnya. Ketika Lee Il Ri mengharapkan pengertian, Eom Jong Do hanya memberikan respons yang mekanis, tanpa empati mendalam.
Hal ini terlihat jelas ketika Lee Il Ri sedang dalam kondisi sensitif atau membutuhkan sokongan emosional. Eom Jong Do tidak pernah hadir sepenuh hati, dan semua responnya menunjukkan bahwa ia hanya menjalani hubungan sebagai rutinitas, bukan sesuatu yang ia hargai atau perjuangkan. Sikap semacam ini membuat hubungan tidak punya fondasi emosional yang kokoh.
5. Enggan berkorban dan nyaris tidak memberikan effort

Red flag terakhir adalah minimnya usaha dari Eom Jong Do. Ia menjalani hubungan berdasarkan kenyamanan dirinya sendiri, tanpa pernah memikirkan apa yang dibutuhkan oleh Lee Il Ri. Ketika keadaan menuntut komitmen, perhatian, atau minimal tindakan kecil sebagai bentuk kepedulian, ia selalu memilih jalan paling mudah, tidak melakukan apa pun.
Lee Il Ri seringkali berada dalam posisi yang harus mengupayakan semuanya seorang diri, mulai dari menjaga komunikasi, meredakan konflik, hingga memikirkan masa depan hubungan. Sementara Eom Jong Do hanya menerima, menikmati, dan berharap semuanya tetap berjalan tanpa ia perlu bergerak sedikit pun.
Hubungan Lee Il Ri dan Eom Jong Do dalam Don’t Call Me Ma’am menjadi potret yang sangat nyata tentang bagaimana seseorang bisa terjebak dalam dinamika yang tidak sehat tanpa menyadarinya. Drama ini menunjukkan bahwa red flag tidak selalu berupa tindakan keras, tetapi sering tersembunyi dalam gestur kecil yang konsisten menyakiti. Melalui perspektif Lee Il Ri, Don’t Call Me Ma’am mengajak penonton memahami arti hubungan yang sehat, serta keberanian untuk melepaskan seseorang yang tidak pernah benar-benar mau memperjuangkan kita.


















