8 Realita Pahit Ibu Rumah Tangga di Drakor Doctor Cha

Ada begitu banyak yang harus dipertimbangkan saat menjadi seorang ibu. Termasuk meninggalkan karir yang sudah dibangun sejak kecil untuk mengurus anak dan suami atau tetap menjalani kedua peran dengan banyak tantangan tentunya. 

Cha Joeng suk atau lebih dikenal dengan Doctor Cha, memutuskan untuk meninggalkan karirnya sebagai dokter demi mengurus suami dan dua anaknya. Apalagi Doctor Cha dan suami berada dalam bidang yang sama, yaitu kedokteran. Tentu pilihan yang sulit bagi Doctor Cha sendiri. Hingga akhirnya ia memutuskan untuk mejadi ibu rumah tangga sepenuhnya selama lebih kurang 20 tahun.

Meski urusan rumah tangga itu tidak mudah, ada saja yang meremehkan dan menganggap bekerja adalah hal yang paling melelahkan dibanding berdiam diri mengurus rumah. Padahal hal seperti memasak, mencuci, mengurus keperluan suami dan anak-anak, berbelanja, membereskan  rumah juga menyita waktu dan tenaga yang tidak sedikit.

Dalam beberapa cuplikan, Doctor Cha terlihat mengurus semua keperluan anggota keluarganya karna dianggap tidak melakukan apa-apa, selain mengurus rumah. Sementara yang lain bekerja dan bersekolah. 

Akibat tidak punya pemasukan, akan sulit mengabulkan keinginan membeli sesuatu untuk menyenangkan diri sendiri. Dalam pikiran hanya ada barang-barang keperluan suami dan anak-anak.

Doctor Cha sendiri enggan menghabiskan uang yang bukan hasil kerja kerasnya untuk membeli hal mewah seperti perempuan seusianya lakukan.

Berkaitan dengan poin di atas, karena semua sumber penghasilan hanya dari suami menjadikan ibu rumah tangga tidak bisa bersikap leluasa. Ia hanya akan bergantung pada suami apapun yang terjadi. 

Seperti saat Doctor Cha yang memutuskan untuk mendukung pilihan putrinya yang tentu dikekang oleh sang suami. Ia tidak bisa berbuat banyak, Karena biaya yang diperlukan sangat mahal, sementara ia tidak punyak uang sebanyak itu untuk membiayainya tanpa bantuan suaminya.

Menghabiskan hampir seluruh waktu untuk mengurus orang lain. Seorang ibu rumah tangga kebanyakan mengenyampingkan kesenangan pribadinya. Seperti yang Doctor Cha lakukan. Ia bahkan tidak pernah lagi pergi ke luar untuk menikmati makanan enak di restoran, atau sekadar berbincang di coffee shop bersama teman sebayanya untuk sejenak menikmati hidup.

Sangat penting punya seseorang yang mendukung apa yang kita ingin, mengerti perasaan dan kesulitan yang dialami. Peran suami menjadi bagian utama dalam hal ini. Jika suami saja tidak mencoba memahami, bagaimana bisa seorang istri  menikmati peran yang ia pilih. Sayangnya, Doctor Cha tidak mendapatkan itu semua. Ia berjuang sendiri menghadapi kejenuhan mengurus rumah, menyakinkan diri sendiri bahwa ia bahagia dengan apa yang dijalani. 

Bukan menjadi rahasia lagi kalau menghadapi ibu mertua adalah salah satu hal yang menakutkan, apalagi sebagai seorang perempuan. Ada banyak tuntutan yang harus dipenuhi. Seperti harus bisa memasak, menyetrika, mengurus rumah, mengurus suami, atau bahkan memasang gas elpiji. Untuk dapat terlihat baik di mata mertua, seorang perempuan harus serba bisa.

Walaupun semua pekerjaan sudah dilakukan dengan baik, seperti memasak, menata dapur dengan rapi, membuatkan jus setiap pagi, tidak membuat Doctor Cha lepas dari kalimat protes ibu mertuanya.

Kadang menyimpan masalah rumah tangga sendiri terlalu berat untuk dilakukan. Tempat terakhir untuk mengadu adalah ibu sendiri. Rumah yang menerima dalam kondisi apapun. Saat suami, mertua, dan anak-anaknya sibuk dengan urusan masing-masing, hanya ibu Doctor Cha-lah yang dengan sigap menemani keterpurukannya.

Tidak ada salahnya memilih menjadi ibu rumah tangga. Beban dan tanggung jawabnya juga sangatlah berat. Hanya saja pada beberapa kasus, lingkungan tidak mendukung dan kurang mendapatkan apresiasi. Semoga kita para perempuan bisa mendapatkan kenikmatan menjadi seorang ibu, istri, perempuan karir, dan ibu rumah tangga. Apapun peran yang dipilih semoga selalu dikelilingi support system terbaik. Good luck!