4 Isu Sosial yang Menjadi Sorotan di Awal Episode Second Shot at Love

- Budaya minum di Korea Selatan dianggap penting untuk membangun hubungan baik
- Alkohol menjadi pelarian saat tekanan, menyebabkan kerugian finansial dan perasaan
- Patriarki di dunia kerja menahan promosi jabatan perempuan meski berkompeten
Second Shot at Love bercerita tentang Han Geum Ju (Sooyoung), seorang mantan montir mobil yang tiba-tiba membatalkan pernikahannya lalu pulang ke daerah asalnya yaitu Bochun. Tak disangka ia malah kembali terlibat dengan Seo Ui Joon (Gong Myung), cinta pertamanya sekaligus dokter muda yang kini menjabat sebagai kepala kesehatan di desa tersebut.
Tak hanya menyoroti kisah romansa antara keduanya, penonton juga sudah disuguhkan berbagai konflik yang sering terjadi di kehidupan nyata. Patriarki di dunia kerja, berikut 4 isu sosial yang menjadi sorotan di awal episode drakor Second Shot at Love.
1. Imbas Budaya Minum Korea

Budaya minum di Korea Selatan sudah sangat mengakar, bahkan sering dianggap sebagai bagian dari interaksi sosial. Hal ini juga terlihat dalam kehidupan Han Geum Ju (Sooyoung) yang mulai mengenal alkohol sejak masih muda. Di tempat kerja, minum dianggap penting untuk membangun hubungan baik dengan rekan kerja. Dalam beberapa pertemuan, ia bahkan merasa wajib ikut minum agar tidak dikucilkan.
Seiring waktu, kebiasaan itu juga berubah menjadi pelarian. Saat ia mengalami tekanan atau sekedar meredakan stres, Geum Ju lebih memilih minum alkohol sampai mabuk daripada bicara atau mencari bantuan orang lain. Alkohol seakan menjadi tempatnya menyembunyikan perasaan yang tanpa disadari perlahan bisa merusak hidupnya.
Contoh yang lebih fatal adalah ayah Geum Ju yaitu Han Jung Soo (Kim Sang Ho) harus kehilangan bengkelnya karena tidak sengaja menandatangani pinjaman temannya saat mabuk. Kakak Geum Ju, Han Hyun Joo (Jo Yoon Hee) juga menikah dengan pria yang baru ditemui saat mabuk karena hamil lalu bercerai. Akibatnya, ia mendedikasikan hidupnya sebagai ibu tunggal di usia yang terbilang muda. Drama ini seakan memperlihatkan, betapa budaya minum yang dianggap sepele bisa berdampak besar pada kesehatan mental hingga hidup seseorang kedepannya.
2. Patriarki di Dunia Kerja

Han Geum Ju (Sooyoung) adalah seorang montir mobil yang sangat berkompeten. Diketahui, ia berhasil direkrut dalam seleksi terbuka dan menjadi Insinyur senior perempuan pertama di perusahaan tempatnya bekerja. Selain itu, Geum Ju yang juga memiliki ambisi mendapat posisi yang lebih tinggi, berusaha keras menunjukkan performa terbaik sampai tidak mengambil cuti hingga sering lembur.
Namun, semua usahanya tersebut tidak dihargai hanya karena ia perempuan. Dalam episode 2, Geum Ju dilewati dalam promosi jabatan padahal punya pengalaman dan kemampuan. Apalagi posisinya yang saat itu akan menikah, dianggap hanya akan menjadi hambatan dan sia-sia jika dipromosikan. Hal ini menunjukkan bagaimana patriarki masih kental dalam dunia kerja, terutama di industri yang didominasi laki-laki.
3. Pelayanan Kesehatan yang Tidak Merata

Dalam drama Second Shot at Love, Desa Bochun merupakan wilayah yang cukup terpencil. Diketahui, desa tempat Geum Ju (Sooyoung) tinggal tersebut sempat tidak memiliki dokter selama setahun di pusat kesehatannya. Masyarakat harus bertahan dengan penanganan seadanya karena akses ke fasilitas kesehatan sangat terbatas.
Baru ketika Seo Ui Joon (Gong Myung) datang, layanan medis bisa dirasakan kembali oleh warga. Kehadiran Seo Ui, seorang dokter lulusan Universitas terbaik yang lebih memilih mengabdi di wilayah terpencil daripada rumah sakit besar ibu kota, membuat warga desa sangat menghormatinya.
Di sisi lain, keadaan tersebut menggambarkan ketimpangan akses kesehatan antara kota dan daerah terpencil. Second Shot at Love seakan ingin memperlihatkan realita yang sering terjadi di banyak tempat, dimana kebutuhan dasar seperti kesehatan tidak selalu merata. Ketika sakit menjadi urusan pribadi dan bukan hak yang seharusnya lebih diperhatikan pemerintah lewat ketersediaan layanan kesehatan, membuat warga desa terpencil seperti dipaksa pasrah dengan keadaan.
4. Tidak Ada Privasi di Desa

Kehidupan di desa memang dikenal lebih santai dan hangat. Tidak seperti di kota yang warganya sangat individualis, di desa mereka terbiasa saling menyapa dan mengenal. Namun, kedekatan ini kadang juga punya sisi yang kurang menyenangkan yaitu saat batas privasi tidak dihormati.
Kabar Geum Ju (Sooyoung) yang batal menikah langsung tersebar tanpa jeda. Tak hanya dibicarakan, tapi juga diulik penyebabnya dan digunjing. Bahkan, Geum Ju juga pernah disangka meninggal bunuh diri hanya karena spekulasi salah satu warga yang terlalu berlebihan saat melihatnya berjalan di pinggir sungai pada malam hari. Padahal, ia hanya membersihkan sandalnya yang terkena kotoran.
Hal ini menunjukkan bahwa tak peduli alasan atau kebenarannya, mereka hanya peduli bagaimana cara menghakimi dan menjadikan hidupnya seolah jadi milik umum. Drama ini menunjukkan bahwa tekanan sosial tak selalu datang dari kota besar. Namun, tempat yang kelihatannya tenang bisa mendatangkan beban dari orang-orang yang terlalu ingin tahu.
Lewat adegan yang ditampilkan, Second Shot at Love menyinggung banyak sisi kehidupan nyata yang sering diabaikan. Bagaimana menurutmu?