Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Kasus Taxi Driver 1 dan 2 (Twitter.com/jehoonarchive/)

Taxi Driver 2 menayangkan episode perdana pada Jumat (17/2/2023). Melalui episode pertama, Taxi Driver 2 (2023) menyuguhkan kasus tentang NTH Room yang benar-benar terjadi di dunia nyata.

Selain itu, ada beberapa alur cerita di Taxi Driver (2021) yang juga didaptasi dari kasus nyata di Korea Selatan. Yuk, simak deretan kasus nyata Taxi Driver (2021) dan Taxi Driver 2 (2023) yang dikutip dari akun Twitter @jehoonarchive!

1. Kasus NTH Room, Taxi Driver 2 (2023) episode 1

Kasus Taxi Driver 1 dan 2 (Twitter.com/jehoonarchive/)

Dikutip akun Twitter @jehoonarchive, NTH Room adalah kasus pelecehan seksual yang menimpa para perempuan dan gadis muda. Mereka diperas oleh kelompok tidak bertanggung jawab secara online.

Sang pelaku mengancam akan mengirimkan foto intim dan akun sosial media korban kepada pihak keluarga, teman, serta rekan kerja. Bahkan beberapa ada yang dipaksa melakukan kegiatan seksual bersama pelaku.

Di sisi lain, pelaku juga bisa melacak lokasi korban. Sehingga mereka rentan menjadi korban pelecehan seksual dan kriminalitas secara langsung, bahkan kegiatan itu kerap direkam.

Deretan video tersebut di-streaming melalui berbagai ruang obrolan di Telegram. Kurang lebih ada 260ribu penonton yang membayar sebesar 1,200 dolar Amerika. Lebih dari 100 perempuan, termasuk anak di bawah umur menjadi korban.

Kasus NTH Room hadir di episode pertama Taxi Driver 2. Saat itu, Kim Do Ki (Lee Je Hoon) sampai harus menyamar sebagai tahanan kabur untuk menangkap kembali para pelaku NTH Room.

2. Kasus pembunuhan dan pelecehan anak di bawah umur, Taxi Driver (2021) episode 1

Kasus Taxi Driver 1 dan 2 (Twitter.com/jehoonarchive/)

Di musim pertama Taxi Driver, Kim Do Ki dan kawan-kawan berhasil menyelesaikan kasus pedofilia Jo Do Chul. Di dalam drama, Jo Do Chul diceritakan bebas dari penjara setelah 10 tahun.

Dikutip @jehoonarchive, kisah ini juga diadaptasi melalui film Hope (2013). Pada tahun 2020, pelaku Cho Doo Soon dibebaskan setelah mendekam di penjara selama 12 tahun. Korban dari Cho Doo Soon adalah anak kecil berusia 7 tahun. 

Karena dibebaskannya Cho Doo Soon, masyarakat Korea sempat melakukan demo dan membuat petisi. Bahkan polisi perlu menjaga Cho Doo Soon keluar dari penjara agar selamat dari amukan masyarakat.

3. Kasus Kang Maria, Taxi Driver (2022) episode 1 dan 2

Kasus Taxi Driver 1 dan 2 (Twitter.com/jehoonarchive/)

Kasus kedua yang Taxi Driver suguhkan adalah tentang permintaan balas dendam Kang Maria (Jo In), penderita autisme yang mengalami pelecehan seksual. Kang Maria gagal bunuh diri setelah melihat kontak Taksi Pelangi dan ajakan untuk membalas dendam.

Dikutip @jehoonarchieve, para pekerja autisme mengalami kekerasan fisik dan mental. Lokasi kejadian tersebut berada di Pulau Sinui, cukup jauh dari Seoul. Mereka dipaksa bekerja selama 19 jam tanpa dibayar. Mereka juga tidak bisa kabur dan berhenti dari pekerjaan tersebut. 

Kim Seong Baek adalah seorang laki-laki yang dipaksa bekerja selama 18 jam sehari di pabrik garam. Dia juga menerima pelecehan seksual dari dua orang penjaga di pabrik tersebut. 

Ketika melapor kepada anak pemilik toko di dekat pabriknya, Kim tidak mendapatkan pertolongan. Ia justru kembali dibawa oleh bosnya dan dianiaya.

Satu setengah tahun kemudian, Kim menulis surat kepada ibunya. Surat itu disampaikan kepada Seo Jegong, kapten polisi di Distrik Seoul. Ia ditemukan dalam kondisi kurang nutrisi, berpakaian lusuh, memakai sandal, dan kaos kaki berlubang. Saat ditemukan, Kim berkata, "Aku akhirnya bisa hidup."

4. Kasus pembunuhan ibu Kim Do Ki

Kasus Taxi Driver 1 dan 2 (Twitter.com/jehoonarchive/)

Salah satu alasan Kim Do Ki menjadi bagian dari Taksi Pelangi untuk membalaskan dendamnya. Saat pulang dari tugasnya, sebagai UDT (Underwater Demolition Team), Kim Do Ki menemukan sang ibu yang dibunuh oleh pembunuh berantai.

Dikutip akun @jehoonarchive, salah satu kasus di musim pertama itu memang diadaptasi dari kejadian nyata. Nam Gyu Jung adalah psikopat yang membunuh lebih dari 14 orang.

Saat melakukan demonstrasi, Nam Gyu Jung tidak menyesal, bahkan masih bisa tersenyum hingga akhir. Ketika ditanya salah satu reporter, "Apakah kamu merasa bersalah kepada korban?", dia justru tersenyum.

5. Kasus voice phishing, Taxi Driver (2021) episode 9 dan 10

Kasus Taxi Driver 1 dan 2 (Twitter.com/jehoonarchive/)

Kasus terakhir adalah voice phishing yang berhubungan dengan karakter Lim Bok Ja (Shi So Young) atau Madam Lim. Kim Do Ki menyamar sebagai Wang Tao Zi untuk mengirim Madam Lim ke membalas dendam dan menyelesaikan kasus voice phishing.

Dikutip @jehoonarchive, sebuah organisasi voice phishing China berhasil meraup 4 miliar won. Selama dua tahun, mereka memerintahkan orang-orang Korea yang mencari pekerjaan untuk menipu warga Negeri Gingseng lainnya.

Sebelum ditangkap, organisasi tersebut sudah menyebabkan kerugian kepada 370 kasus. 15 orang ditangkap oleh Kepolisian Yangcheon, termasuk Manajer asal China bernama A (38) dan Ketua asal Korea bernama B (32).

Saat melakukan aksinya, para pelaku tidak boleh menyebutkan nama asli mereka. Polisi menemukan sekitar 8 kotak berisi daftar identitas para korban saat menciduk pelaku.

6. Kasus 'The Raincoat Killer' dan kanibal, Taxi Driver (2021) episode 11

Kasus Taxi Driver 1 dan 2 (Twitter.com/jehoonarchive/)

Kasus selanjutnya yang dibagikan oleh akun @jehoonarchive tentang Yoo Yongchul, pembunuh berantai dan kanibal. Ia lebih dikenal sebagai 'The Raincoat Killer', karena selalu menggunakan jas hujan di setiap aksinya.

Dua hari setelah melakukan pembunuhan terakhirnya, Yoo Yong Chul ditahan. Ia dicurigai lantaran menghubungi panti pijat yang beberapa karyawannya menghilang secara misterius.

Di Taxi Driver (2021) episode 11, dijelaskan jika pelaku bernama Oh Chul Yong sudah membunuh 20 orang. Bahkan Oh Chul Yong menghilangkan tubuh para korban dan mengonsumsi daging manusia.

Sebagian kasus di Taxi Driver (2021) dan Taxi Driver 2 (2023) ternyata diadaptasi dari kisah nyata. Kira-kira, ke depannya bakal ada kasus apa lagi, ya?

Editorial Team