7 Kebahagiaan Sesaat Go Da Rim di Jeju dalam Dynamite Kiss

Dalam drakor Dynamite Kiss, kebahagiaan bukanlah hal yang bisa datang setiap hari di hidup Go Da Rim (Ahn Eun Jin). Tekanan lima tahun gagal lulus ujian PNS, masalah keluarga, hingga hinaan lingkungan, membuat hidupnya terus terasa berat. Puncaknya, sang adik yang akan menikah justru melarang Go Da Rim datang di hari pernikahannya karena malu memiliki kakak pengangguran. Sebagai “ganti” permintaan menjauhnya itu, Go Da Rim dikirim ke Jeju dengan tiket dan akomodasi lengkap.
Ironisnya, dari penolakan tersebut lahir sepotong kebahagiaan yang tak pernah Go Da Rim rasakan sebelumnya. Di Pulau Jeju, ia menemukan ruang napas, ketenangan, dan dirinya sendiri yang selama ini tertimbun rasa rendah diri. Berikut beberapa kebahagiaan meski hanya sesaat yang Go Da Rim rasakan selama berada di Jeju.
1. Meski sesaat, Go Da Rim bisa terbebas dari pekerjaan paruh waktu sambil menyiapkan diri untuk ujian PNS yang sudah ia jalani selama 5 tahun

2. Untuk sementara Go Da Rim bisa hidup tanpa rasa takut akan dihina orang lain karena tidak ada yang mengenal dirinya di Jeju

3. Di Jeju, Go Da Rim bahagia bisa menikmati makanan lokal, mencoba menu yang belum pernah ia sentuh, dan makan dengan santai tanpa rasa bersalah

4. Pemandangan laut, angin hangat, dan ritme hidup yang lebih pelan membuatnya menyadari bahwa dirinya pantas merasakan ketenangan

5. Di Jeju, waktu seakan berhenti menghakiminya. Ia tidak dihantui ‘deadline kehidupan’ dan bisa menikmati hari tanpa bersaing dengan standar sosial

6. Pertemuannya dengan Gong Ji Hyeok (Jang Ki Yong) yang memperlakukan Go Da Rim dengan hormat, membuatnya merasa terlihat, dihargai, dan dicintai

7. Bahagia karena Gong Ji Hyeok tidak pernah menghinanya. Ia membuat Go Da Rim merasa cantik bukan secara visual saja, tetapi juga sebagai manusia

Kebahagiaan Go Da Rim di Jeju dalam Dynamite Kiss mungkin hanya sesaat, tetapi menjadi titik penting yang menguatkannya. Begitu kembali ke Seoul, ia harus menghadapi kembali realitas yakni mencari pekerjaan, menata hidup, dan membuktikan bahwa dirinya layak dihargai. Namun setidaknya, Jeju telah memberinya jeda sekaligus ruang untuk bernapas, memulihkan diri, dan menyadari bahwa ia berhak atas kebahagiaan seperti siapa pun juga.

















