4 Kemungkinan Pola Asuh Ibu Noh Jin Pyo di Drama As You Stood By

Drama thriller Netflix, As You Stood By, selalu menarik untuk dibahas. Drama ini tidak hanya menyajikan ketegangan dalam rencana pembunuhan, tetapi juga menyoroti realitas kekerasan dalam rumah tangga (KDRT).
Dalam drama ini, karakter Noh Jin Pyo (Jang Seung Jo) digambarkan sebagai suami yang kasar, manipulatif, dan menjadi alasan di balik tindakan pembunuhan yang dilakukan Jo Hui Su (Lee Yoo Mi) dan Jo Eun Su (Jeon So Nee). Terlepas dari tindakan jahatnya, muncul pertanyaan menarik, apa yang membuatnya memiliki karakter sekejam itu? Apakah hal ini berkaitan dengan masa lalunya, terutama cara ia dibesarkan oleh sang ibu? Oleh karena itu, yuk kita bahas kemungkinan pola asuh yang membentuk sosok Noh Jin Pyo sebagai monster KDRT dalam drama ini.
1. Noh Jin Pyo dibesarkan dengan pola asuh permisif oleh ibunya

Noh Jin Pyo mungkin tumbuh dengan pola asuh yang permisif. Pola asuh ini membuat anak diberi banyak kebebasan dan hampir tidak pernah diberi batasan yang jelas. Sejak kecil, ibunya mungkin selalu menuruti setiap keinginannya tanpa mempertimbangkan konsekuensinya. Ia juga mungkin jarang dibiarkan menghadapi masalah atau kesulitan, baik demi menjaga citra keluarga maupun karena rasa bersalah yang dimiliki sang ibu.
Akibatnya, Noh Jin Pyo tumbuh tanpa kemampuan mengendalikan diri. Ia merasa lebih unggul dari orang lain dan yakin bahwa semua hal harus berjalan sesuai keinginannya. Karena dibesarkan dengan pola asuh itu, ia tumbuh dengan keinginan menuntut orang lain, termasuk istrinya Hui Su (Lee Yoo Mi), untuk selalu mengikuti kemauannya. Dan, ketika keinginannya tidak terpenuhi, ia mudah tersinggung dan melampiaskannya dengan kemarahan serta sikap yang agresif.
2. Noh Jin Pyo adalah saksi pasif terhadap kekerasan ayahnya pada ibunya di masa lalu

Anak yang tumbuh sebagai saksi KDRT sering membawa dampak psikologis yang berat hingga dewasa. Jadi kemungkinan, ibu Noh Jin Pyo, dulunya merupakan korban kekerasan dari sang ayah yang bersikap abusif. Pengalaman itu membuat Noh Jin Pyo kecil melihat kekerasan sebagai sesuatu yang normal dalam sebuah keluarga. Ia pun mulai memandang dominasi sebagai cara utama untuk bertahan dalam rumah tangga.
Jadi ketika ia dewasa, pemahaman ini membuatnya percaya bahwa ancaman dan kekuatan fisik adalah cara paling efektif untuk mengontrol pasangan. Ia menganggap kekerasan sebagai alat untuk mempertahankan posisi dan kuasanya. Tanpa sadar, pola pikir ini ia bawa ke dalam rumah tangganya. Dengan demikian, sang ibu secara tidak langsung mewariskan pola hubungan beracun tersebut kepadanya.
3. Ibunya menerapkan nilai-nilai patriarki yang membentuk superioritas berlebihan pada diri Noh Jin Pyo

Ibu Noh Jin Pyo mungkin menerapkan pola asuh patriarki yang menempatkan laki-laki sebagai pusat kekuasaan dalam keluarga. Cara didik seperti ini membuat Noh Jin Pyo tumbuh dengan keyakinan bahwa ia berhak mengontrol orang lain, terutama perempuan. Akibatnya, ia merasa bahwa otoritasnya tidak boleh ditentang oleh siapa pun. Setiap bentuk penolakan pun dianggap sebagai ancaman terhadap harga dirinya.
Sejak kecil ia mungkin diajarkan bahwa laki-laki harus dominan, agresif, dan tidak boleh menunjukkan kelemahan, Noh Jin Pyo akhirnya memandang kekerasan sebagai bagian dari maskulinitas. Ia percaya bahwa perempuan harus patuh tanpa syarat. Nilai-nilai ini kemudian mengakar kuat dalam cara berpikir dan perilakunya hingga dewasa. Hal itulah yang menjelaskan mengapa Noh Jin Pyo mudah melakukan kekerasan dan selalu merasa tindakannya benar.
4. Pola asuh ibunya berorientasi pada reputasi dan publik

Sebagai seorang pembicara feminis yang terkenal, ibu Noh Jin Pyo tentu sangat menjaga citra dirinya di mata publik. Ia terbiasa tampil sebagai sosok yang mendukung perempuan dan memperjuangkan isu-isu kesetaraan. Oleh karena itu, ia merasa perlu memastikan bahwa keluarganya juga mencerminkan nilai-nilai yang ia tunjukkan di luar rumah. Ia ingin semua orang melihat keluarganya sebagai keluarga yang ideal dan tidak memiliki celah untuk dikritik.
Keinginan ini membuatnya menuntut anak-anaknya dan menantunya untuk selalu tampil sempurna. Setiap perilaku atau tindakan mereka harus sesuai dengan standar yang ia tetapkan. Ia percaya bahwa penampilan keluarga yang sempurna akan memperkuat reputasinya sebagai pembicara terkemuka. Pada akhirnya, ia menjaga citra itu bukan hanya demi karier, tetapi juga demi identitas yang sudah ia bangun selama bertahun-tahun.
Meskipun semua poin di atas hanya kemungkinan dari penulis, tidak bisa dipungkiri bahwa pola asuh orangtua memang memiliki pengaruh besar terhadap pembentukan karakter anak. Noh Jin Pyo menjadi sebuah gambaran bagaimana luka masa kecil dan dinamika keluarga yang tidak sehat bisa berkembang menjadi perilaku berbahaya di masa dewasa.
Melalui karakter ini, drama As You Stood By mengingatkan penonton bahwa kekerasan tidak muncul begitu saja, melainkan terbentuk dari proses yang panjang. Dan kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) bisa jadi warisan psikologis yang dapat berpindah dari satu generasi ke generasi berikutnya jika tidak dihentikan.


















