cuplikan drakor Head Over Heels (x.com/CJnDrama)
Meski memiliki kelebihan yang langka, Sung A kerap tersiksa karena itu semua. Ia merasa menjadi berbeda, dan itu membuatnya terasingkan dari orang-orang. Bukan karena mereka telah menyadari identitasnya, tapi rasa takut berlebih bila dirinya yang sebenarnya terungkap.
Diam-diam, Sung A sering memandang dari jauh teman-temannya yang tertawa, belajar, dan bercanda tanpa beban. Ia tahu, hidupnya tidak akan pernah seperti itu. Bahkan ketika tidak ada roh yang mengganggu, ia tetap melihat sisa-sisa energi di sekelilingnya. Ia tidak bisa tidur di kamar yang terlalu gelap, tidak bisa makan di tempat yang energinya berat. Hingga terkadang, ia ingin lupa bahwa dirinya bisa melihat hal-hal yang orang lain tidak bisa.
Namun setiap kali ia mencoba hidup biasa, ada roh lain yang datang. Entah itu untuk meminta pertolongan atau sekadar hadir di sudut ruangan. Sung A takut sampai kapan pun, ia akan selalu jadi jembatan yang tak pernah jadi tujuan akhir siapa pun. Ini sekaligus bukti bahwa rasa takut bisa menguasai kehidupan sosial seseorang.
Park Sung A yang sejak awal tampil ceria seolah tanpa masalah, ternyata memendam banyak ketakutan di Head Over Heels. Ia tidak menceritakan rasa takut ini secara keseluruhan pada orang lain dan memilih mencari solusi untuk keluar dari semua masalahnya sendiri. Ketakutannya ini semakin bikin rumit aksinya sebagai shaman dan seorang siswi SMA biasa.