7 Kritik soal Patriarki yang Dibahas di Drakor Typhoon Family
Di tahun 1990an, situasi sosial di masyarakat berbeda dengan sekarang. Dulu nilai-nilai patriarki masih cukup kental. Perempuan juga kesulitan untuk menekuni pekerjaan yang didominasi pria. Isu sosial ini yang turut dibahas dalam drakor Typhoon Family. Bukan hanya menceritakan kondisi krisis ekonomi, isu sosial soal patriarki juga disinggung di drakor ini.
Berbeda dari Kang Tae Poong (Lee Junho), ayahnya, dan Wang Nam Mo (Kim Min Seok), sebagian besar tokoh pria di sini masih memegang prinsip patriarki. Di sisi lain, banyak tokoh perempuan yang menjadi korban diskriminasi gender. Seperti apa kritik mengenai patriarki yang ada dalam drakor Typhoon Family? Simak, yuk!
1. Kemampuan dan kelebihan Oh Mi Seon tidak dianggap dan ia sering disuruh membuat kopi oleh para pegawai pria di Typhoon Trading
2. Meski cerdas, tekun, jujur, daya ingatnya bagus, Oh Mi Seon tetap dianggap tidak kompeten oleh pria dengan pola pikir patriarki
3. Go Ma Jin menolak menerima Oh Mi Seon sebagai staf penjualan karena menganggap pedagang atau salesman harus diisi oleh laki-laki saja
4. Secara terbuka, Go Ma Jin merendahkan dan mendiskreditkan kontribusi Oh Mi Seon dalam mempertahankan perusahaan dari kebangkrutan
5. Banyak perempuan dalam drakor ini digambarkan mengemban beban ganda. Mereka bekerja di luar dan juga mengurus keluarga di rumah
6. Pelecehan seksual terhadap perempuan termasuk dalam patriarki. Hal ini dialami Oh Mi Ho saat bekerja sambilan di salah satu episode
7. Beberapa tokoh pria di sini ditunjukkan bertindak kasar pada perempuan sebab menganggap diri mereka lebih superior dan utama
Kritik terhadap isu patriarki di drakor Typhoon Family dibahas dengan smooth tanpa menggurui sekaligus sesuai realita yang ada. Disamping menunjukkan ketidakadilan yang dialami perempuan, drakor ini juga memperlihatkan seperti apa pria anti patriarki dengan maskulinitas positif, green flag, gentleman, dan tetap menawan. Khususnya, dari penggambaran karakter Kang Tae Poong.
