Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
cuplikan drakor Hunter with a Scalpel (instagram.com/xplusu.series)

Intinya sih...

  • Setiap luka mengungkap posisi pelaku saat menyerang, bukan hanya dalam atau dangkalnya tusukan.

  • Pola luka menunjukkan motif perkara dan emosi pelaku, membantu mengungkap identitas mereka.

  • Waktu luka muncul mengungkap urutan kejadian, membantu melihat mana luka defensif, utama, atau penutup.

Dalam dunia kriminal, mayat sering kali menjadi saksi bisu terakhir. Namun di tangan karakter utama Hunter with a Scalpel, setiap luka bisa berubah jadi cerita panjang. Lewat ahli forensik Seo Se Hyun (Park Ju Hyun), satu goresan dan bentuk lebam saja sudah menjelaskan kronologi kematian.

Di tengah penyelidikan pembunuhan berantai, keahliannya jadi senjata utama untuk menembus kebohongan dan menelusuri siapa pembunuh di baliknya. Keahlian ini bukan cuma menyelamatkan kebenaran, tapi juga membuka kembali luka pribadi yang belum sembuh. Yuk, intip lima aspek luka yang menguak misteri kematian di Hunter with a Scalpel!

1. Sudut luka yang mengungkap posisi pelaku saat menyerang

cuplikan drakor Hunter with a Scalpel (instagram.com/xplusu.series)

Setiap luka yang ia periksa tidak hanya tentang dalam atau dangkalnya tusukan. Namun juga sudut datangnya, apakah dari atas ke bawah, dari kanan ke kiri, atau bahkan dari belakang. Dari satu irisan, ia bisa tahu pelaku lebih tinggi, kidal, dan dalam posisi dominan.

Ini bukan perihal teori, tapi teknik observasi yang dikembangkan sendiri. Dalam satu kasus, ia membuktikan bahwa pelaku bukan orang yang dituduh karena sudut luka tak cocok dengan tinggi badannya. Penonton dibuat kagum karena ketelitian kecil yang menentukan arah keadilan.

2. Pola luka yang menunjukkan motif perkara

cuplikan drakor Hunter with a Scalpel (instagram.com/xplusu.series)

Dalam beberapa kasus terakhir, beberapa korban ditemukan dengan luka berulang di area yang sama. Ia menyimpulkan bahwa ini bukan serangan acak, tapi dilakukan dengan emosi yang intens. Misalnya, tusukan di dada yang diulang tujuh kali, menunjukkan amarah mendalam atau pembunuhan karena dendam pribadi.

Di episode lain, goresan di lengan kanan menunjukkan pelaku ingin membuat korban menderita sebelum mati. Analisis ini membuatnya paham, bahwa luka adalah cermin dari kondisi batin pelaku. Bahkan, ketika pelaku tidak meninggalkan jejak, luka yang mereka hasilkan cukup untuk mengungkap siapa mereka.

3. Waktu luka muncul yang mengungkap urutan kejadian

cuplikan drakor Hunter with a Scalpel (instagram.com/xplusu.series)

Melalui tekstur luka dan warna pembekuan darah, Seo Se Hyun bisa menentukan kapan luka itu dihasilkan. Ini membantunya mengurutkan kejadian, tentang mana luka pertama dan mana yang terakhir. Dalam satu kasus, ia membuktikan bahwa korban sebenarnya sempat melawan, sesuatu yang sebelumnya diabaikan tim investigasi.

Teknik ini tak hanya menyelamatkan bukti, tapi juga mengubah interpretasi atas korban. Ia bisa melihat mana luka defensif, mana luka utama, dan mana luka penutup yang dibuat hanya untuk menyamarkan penyelidikan. Semuanya jadi bukti tak terbantahkan bahwa tubuh bicara lewat kronologi darahnya.

4. Luka khusus yang identik dengan gaya pembunuh

cuplikan drakor Hunter with a Scalpel (instagram.com/xplusu.series)

Luka tertentu memiliki pola sangat spesifik, seperti luka yang berasal dari sayatan diagonal dengan ujung menyilang di tulang rusuk. Pola ini identik dengan gaya pembunuhan ayah Se Hyun dulu, yang membuatnya terguncang. Luka itu muncul kembali di kasus terkini, menandakan dua kemungkinan penuh tanya.

Entah ayahnya masih hidup atau seseorang sedang meniru. Ia mengenali luka itu bukan hanya karena tekniknya, tapi karena emosinya. Ada semacam cetak tangan psikologis yang hanya bisa dikenali oleh anak yang menyimpan trauma lama. Dan kembali lagi, semua itu bermula dari satu pola irisan yang familiar.

5. Luka samar yang tak terlihat oleh mata penyelidik biasa

cuplikan drakor Hunter with a Scalpel (instagram.com/xplusu.series)

Seo Se Hyun dikenal bisa membaca luka dengan teliti dan tepat. Mulai dari yang terkecil, seperti memar kecil, goresan samar, bahkan perubahan warna jaringan otot yang sulit dikenali orang biasa. Polisi biasa menganggap itu tidak penting, tapi baginya, detail kecil menyimpan rahasia besar.

Dalam beberapa kasus terakhir, ia menemukan bekas tekanan di lengan yang menunjukkan korban diikat dengan tali bekas rumah sakit. Petunjuk ini mengarah ke tempat pembunuhan sebenarnya, bukan tempat mayat ditemukan. Luka yang samar ini menjadi kompas rahasia yang hanya bisa dibaca dengan ketajaman dan pengalaman.

Luka, layaknya saksi mata yang tak bisa bersuara. Namun, luka bisa bicara dengan pola, tanda, atau bahkan waktu yang mengungkapnya. Melalui drama Korea Hunter with a Scalpel, penonton dibuat terkesima dengan macam-macam luka yang meskipun kecil, tapi berhasil menguak rahasia kematian dari para korban pembunuhan.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team