Mengapa Kepemimpinan Hyun Krisis di Love Song for Illusion?

Sajo Hyun (Park Ji Hoon) telah resmi memimpin Asatae sebagai raja menggantikan sang ayah di drama Love Song for Illusion. Selama kepemimpinannya, sejumlah konflik dalam politik istana pun terjadi. Kendati telah mengusahakan yang terbaik, para menteri dan rakyat masih meragukan kompetensi Hyun sendiri.
Lantas, mengapa hal tersebut bisa terjadi? Yuk, simak alasan-alasan yang bikin pemerintahan Hyun mengalami krisis di Love Song for Illusion berikut ini.
1. Para menteri tak pernah menganggap keberadaan Hyun

Hyun lebih tertarik menjadi perancang busana dibanding harus berjibaku dengan urusan politik di istana. Ia juga tak memiliki kemampuan yang andal dalam bela diri, memanah, berburu, hingga berkuda sama seperti para pemimpin lainnya. Hal tersebut bikin sang ayah, Rajo Sajo Seung (Kim Tae Woo), sering kali melontarkan celaan kepadanya.
Selanjutnya, situasi krisis pun memaksa Hyun untuk naik tahkta menggantikan ayahnya yang telah mangkat. Walau masih dalam masa berkabung, Hyun menyadari untuk segara bangkit demi mempertahankan politik istana yang sedang tak stabil itu.
Hyun mulai berusaha keras menguasai masalah-masalah politik dari nol melalui batuan para kasim. Sayangnya, hal ini tak bikin menteri istana mempercayainya. Mereka lebih banyak meremehkan, bahkan keputusan-keputusan penting dari Hyun sering kali diabaikan. Padahal, Hyun tak ragu terjun langsung ke lapangan menyelamatkan rakyatnya yang terancam.
2. Sajo Yoong lebih membuktikan eksistensinya dalam pemerintahan

Terdapat Sajo Yoong (Hwang Hee) yang giat memperkuat antek-anteknya selama Hyun tak tertarik dengan urusan istana. Ia adalah keturunan pertama dari Raja Sajo Seung dengan selirnya yang bernama Cheong Myeong (Woo Hee Jin). Kendati belakangan terbongkar kalau ia bukanlah darah daging raja, Yoong diam-diam berambisi besar dalam mencapai takhta. Ia rela merendah di hadapan sang ayah demi menerima pujian, walau ayahnya tersebut lebih memihak Hyun.
Di sisi lain, para menteri mulai banyak yang mengakui kemampuan Yoong sebagai penerus. Ia pun dikenal sebagai sosok yang berbakat dalam memimpin. Sejumlah kriteria juga mampu dipenuhinya, seperti cakap bela diri, cerdas berstrategi, dan berkepribadian lugas nan tegas.
3. Fitnah buruk seputar Hyun menyebar di luar istana

Akhirnya, Yoong yang telah banyak berusaha pun gagal duduk di singgasana menggantikan sang ayah. Tentu, ia tak rela sampai berniat membalaskan dendamnya kepada Hyun. Yoong pun melakukan sejumlah cara untuk menjatuhkan martabat Hyun yang kini telah naik takhta sebagai raja.
Di sisi lain, kelemahan Hyun dengan kepribadian ganda pun telah diketahui Yoong. Ini pula yang menjadi senjata untuknya menyebarkan desas-desus tentang raja yang terkutuk karena roh jahat. Situasi pun semakin diperparah dengan wabah penyakit yang meluas di wilayah Asatae. Parahnya lagi, opini rakyat sampai digiring mencela ketikdakmampuan raja dalam mempimpin.
Selanjutnya, Yoong memanfaatkan situasi tersebut untuk mencari dukungan dari rakyat Asatae. Ia tiba-tiba hadir bak pendengar yang memihak rakyat kecil. Terlebih, ia juga membagi-bagikan obat penawar yang belum dapat dipastikan kualitasnya secara gratis.
Lantas, akankah Yoong dapat mewujudkan ambisinya untuk duduk di singgasana? Tentu, kubu raja tak akan tinggal diam menilik perbuatan keji Yoong yang berniat mengacak-acak politik istana. Terlebih, Hyun telah menggenggam rahasia Yoong yang rupanya bukanlah keturunan Raja Sajo Seung. So, jangan lupa untuk saksikan kelanjutan konfliknya di Love Song for Illusion, ya!