5 Pengalaman Traumatis Jeong Ji An saat Kecil di A Shop For Killers!

Di hari kematian sang nenek, Jeong Ji An dititipkan kepada Jeong Ji Man. Ia kemudian pergi ke rumah Jeong Ji Man. Namun, saat Jeong Ji Man mendengar kabar insiden penusukan kakak laki-laki beserta istri sang kakak, Jeong Ji Man segera pergi ke rumah sakit. Ia meminta Jeong Ji An untuk tetap berada di rumahnya.

Jeong Ji Man berpesan jika Jeong Ji An tidak boleh asal membuka pintu untuk orang asing. Namun saat itu datanglah penyusup yang berniat untuk menghabisi Ji An. Hal itu jelas membuat Ji An kecil sangat ketakutan.

Namun untungnya, orang suruhan Ji Man segera datang dan mengamankan Ji An di kamar. Sayangnya tak lama Ji An justru mengintip dan menyaksikan bagaimana orang yang melindungi dirinya itu dibantai dengan kejam oleh sosok misterius.

Jeong Ji An yang sangat ketakutan kala itu, segera saja berusaha menyelamatkan diri. Ia keluar dari jendela kamarnya dan melompat ke bawah. Saat melompat ke bawah pun ia segera dikejar oleh orang yang berniat membunuhnya. Ia terus berlari ketakutan.

Tak ada warga yang menyadari ataupun menolongnya. Ia berlari sekuat tenaga hingga akhirnya tertabrak sebuah mobil. Ia berakhir di bawa ke Rumah Sakit dan tidak ada seorang pun yang menjaganya. Jeong Ji Man masih juga belum kembali.

Tak menyerah, sosok misterius dengan alasan yang belum jelas itu terus saja memburu Jeong Ji An hingga ke rumah sakit. Saat di rumah sakit, Jeong Ji An bahkan sudah menunjukan ciri-ciri depresi. Ia mulai berhalusinasi.

Di saat-saat seperti itu, ia harus tetap melarikan diri. Ia dikejar oleh sosok misterius yang membawa pistol. Ia berakhir di ruang mayat dan terpaksa bersembunyi di salah satu peti mayat. Betapa terkejutnya Ji An saat tahu mayat tersebut rupanya adalah sang ibu. Hal ini menambah daftar pengalaman traumatis Ji An.

Ji An ditemukan pingsan tertidur di samping mayat sang ibu oleh Ji Man yang akhirnya datang.

Setelah kepergian kedua orang tuanya, Ji An kini hidup bersama Ji Man. Ia pindah ke sekolah barunya dan berubah menjadi sosok yang pendiam dan murung. Pasca kejadian yang ia alami sebelumnya, ia berubah dan tidak pernah berbicara sama sekali. 

Karena hal inilah, teman-temannya mengejek dan menyangka jika dirinya bisu. Ia dirundung oleh teman sebayanya, ia bahkan pernah dikunci di dalam gudang oleh ketiga teman laki-lakinya.

Saat di dalam gudang Ji An terus menerus berhalusinasi melihat seekor ceetah yang membawa sepotong tangan. Hal ini adalah gejala yang timbul karena Ji An melihat bagaimana orang yang dikirim Ji Man untuk melindungi dirinya justru dimutilasi dengan kejam oleh penyusup yang berencana menghabisinya.  

Setelah kehilangan kedua orang tuanya, Ji An enggan untuk berbicara. Khawatir melihat keadaan Ji An, Ji Man pun akhirnya berkonsultasi dengan seorang psikiater. Sang psikiater mengatakan jika hal ini adalah efek karena syok berat dan pasca trauma setelah Ji An kehilangan kedua orang tuanya. Karena hal itu, ia mengidap afasia dan amnesia disosiatif. 

Tapi untungnya hal itu tak berlangsung lama. Ji Man yang terus mendorong agar Ji An bisa melawan ketakutannya itu pun akhirnya berhasil. Ji An berhasil mengalahkan ketakutannya dan ia bisa kembali berbicara. Kini ia bisa kembali mempercayai sang paman.

A Shop For Killers direncanakan hanya memiliki 8 episode di dalamnya. Dua episode perdananya sukses suguhkan sejumlah aksi saling bunuh yang mencekam. Akankah Jeong Ji An bisa mengusut identitas dan profesi sebenarnya yang dijalankan sang paman? Ikuti terus keseruan A Shop For Killers!