Penjelasan Ending Bogota: City of the Lost, Song Joong Ki Selamat?

Setelah ledakan yang mengejutkan, Kook Hee ternyata selamat meski mengalami luka serius. Insiden ini membuat semua orang bertanya-tanya siapa dalang di balik serangan tersebut. Namun, terungkap bahwa pelakunya tidak lain adalah Kook Hee sendiri.

Ia sengaja merancang serangan ini untuk menunjukkan kekuatannya, termasuk kepada Soo Young yang sempat ia curigai sebagai ancaman terbesar. Situasi semakin memanas saat Dr. Hong yang bekerja sama dengan Kook Hee membunuh Soo Young.

Setelah itu, Kook Hee dan Sersan Park menguburkan jasad Soo Young. Dalam perjalanan pulang, Kook Hee mengungkapkan kalau ia tidak ambil hati disebut "cucaracha" atau kecoak karena hewan itu bisa bertahan dalam kondisi apa pun.

Tak lama, Sersan Park berkhianat dan membantu seorang pengendara motor yang ternyata anak Alejandro untuk membunuh Kook Hee. Beruntung, mobil Kook Hee memiliki kaca anti peluru, sehingga ia berhasil menghabisi anak Alejandro sekaligus Sersan Park.

Sebelumnya di awal film, Sersan Park memberi tahu Kook Hee kalau hanya segelintir orang yang pernah mencapai Zona 6 yang sering disebut sebagai "Alam Dewa" menurut Roda Samsara dalam agama Buddha. Dalam versi Sersan Park, zona ini dihuni oleh kaum elite.

Ketika pertama datang di Kolombia, Kok Hee berjanji pada dirinya sendiri bahwa dia tidak akan miskin lagi. Dengan kepergian Soo Young dan Sersan Park, Kook Hee akhirnya berhasil mencapai Zona 6 dan siap menjalankan rencananya untuk membangun mal.

Di pertengahan film, Sersan Park merasa kalau penduduk Kolombia selalu memanggilnya cucaracha karena kewarganegaraannya dan badannya yang pendek. Namun, Kook Kee lah yang memahami arti sebenarnya dari metafora itu.

Ketika masih muda, Soo Young memberi tahunya untuk tidak percaya pada orang lain. Meski Sersan Park ingin Kok Hee menganggapnya sebagai paman, atau Soo Young memberinya Rolex dan muncul di pemakaman ayahnya, ia tahu kalau mereka punya kepentingan pribadi.

Itulah mengapa Kok Hee tidak mempercayai satu pun dari mereka. Dia mempercayai dirinya sendiri dan bertahan hidup sendiri di tengah kondisi apa pun, seperti kecoa.

Di akhir film, Kook Hee berdiri di tebing yang menghadap ke Kota Bogotá. Ia mencapai puncak kekuasaan, tetapi kehilangan banyak hal termasuk sisi kemanusiaannya. Film ini pun menghadirkan pertanyaan moral yang kompleks di benak kita.

Kita dibiarkan bertanya-tanya, apakah Kook Hee telah berubah menjadi penjahat sepenuhnya atau hanya survivor yang membuat pilihan sulit demi bertahan hidup? Akhir yang terbuka ini membuat kita memperdebatkan pilihan moral Kook Hee.