7 Fakta Permainan Maut Ciptaan Kim Se Hee di Ending Drakor The Defects

Kim Se Hee (Yum Jung Ah) selalu sukses membuat penonton geleng-geleng kepala dengan pemikirannya yang nyeleneh di drakor The Defects. Bahkan, pemikiran Se Hee pada episode ending drama ini benar-benar di luar nalar manusia. Jiwa psikopat Kim Se Hee benar-benar semakin menyeramkan saat ia menciptakan sebuah permainan maut yang menargetkan anak-anak.
Tujuan dari dibuatnya permainan ini tak lain adalah membunuh anak-anak yang jadi korban dalam bisnis ilegalnya, agar tidak ada jejak kejahatan. Tak tanggung-tanggung, semua anak yang pernah ia jual ke kliennya dikumpulkan untuk mengikuti permainan ini. Berikut tujuh fakta soal permainan maut ciptaan Kim Se Hee di ending Drakor The Defects.
1. Kim Se Hee menyebut permainan maut ini sebagai game untuk bertahan hidup. Ia memaksa semua anak dan orangtua berpartisipasi dalam permainan

2. Para orangtua dipaksa untuk membunuh anak adopsi mereka sendiri. Jika menolak untuk melakukannya, maka mereka yang akan meninggal

3. Plot twist mengejutkan, ternyata orangtua sudah dibekali senjata api. Mereka sempat melakukan pertemuan sebelum permainan maut itu dimulai

4. Sementara anak-anak yang jadi target pembunuhan tak dibekali apapun. Anak-anak diminta untuk menyelamatkan diri mereka sendiri

5. Aturannya melarang anak-anak memanggil ayah dan ibu mereka jika terjadi sesuatu. Padahal, jelas anak-anak terlihat sangat ketakutan

6. Orangtua yang ragu membunuh anaknya, sengaja diberi tekanan oleh Se Hee. Ada pengawal di belakang menodongkan pistol pada setiap orangtua

7. Keadaan jadi sangat kacau saat satu orangtua menembakkan peluru ke anaknya. Semua jadi saling tembak, sedangkan Se Hee terlihat senang

Rencana jahat Kim Se Hee yang satu ini memang benar-benar memancing emosi penonton saat menyaksikan episode ending drakor The Defects. Ia begitu kejam menyuruh para orangtua membunuh anak mereka sekalipun hanya adopsi. Permainan maut ini semakin memperlihatkan dengan jelas bahwa sampai akhir, Kim Se Hee tetap memandang anak-anak sebagai barang yang bisa dibuang saat ia menganggap mereka tak berguna. Kejam banget, ya!