6 Pesan Moral yang Dapat Diambil dari Drakor Bon Appétit, Your Majesty

Yeon Ji Young merupakan sosok chef yang terkenal dan cerdas dalam mengolah makanan. Bahkan dia menjadi juara dalam kontes memasak internasional. Meski menjadi chef ternama tidak membuat Yeon Ji Young menjadi pribadi yang sombong. Justru, Yeon Ji Young memiliki ketulusan hati terhadap orang lain.

Ketika melakukan time travel dan menjadi kepala koki di dapur istana Dinasti Joseon, tidak membuat kehidupan Yeon Ji Young tenang. Dia selalu mendapatkan tekanan dan menjadi target penyerangan. Meskipun begitu, Yeon Ji Young tidak pernah membalas dan hanya fokus pada tujuan. Pada akhirnya, Yeon Ji Young bisa bahagia dengan kehidupan yang diinginkan bersama orang yang dia sayangi.

Yeon Ji Young harus menghadapi kehidupan di masa Joseon yang penuh aturan ketat, intrik istana, dan ancaman berbahaya. Dalam situasi yang seperti itu, tidak membuat Yeon Ji Young menyerah. Ia justru menggunakan keahlian memasak yang dimiliki sebagai acuan dalam menjalani kehidupan.

Selain itu, tekad untuk kembali ke masa depan membuat Ji Young selalu memiliki arah yang jelas. Tujuan itulah yang menjadi kompas, menuntunnya agar tidak kehilangan harapan meski jalannya penuh rintangan. Hal ini bisa dipetik, bahwa memiliki tujuan hidup yang kuat akan membuat kita lebih kuat dalam menghadapi rintangan.

Sejak kecil Raja Yi Heon harus menghadapi kepahitan dan kesakitan yang luar biasa atas meninggalnya sang ibu. Apalagi, diketahui bahwa sang ibu mengalami ketidakadilan. Hal ini membuat Raja Yi Heon tumbuh menjadi sosok raja yang dingin, kejam, dan bengis. Hal ini sebagai bentuk trauma yang dia rasakan semenjak kecil.

Namun seiring waktu, setelah bertemu dengan Yeon Ji Young yang berasal dari masa depan dan juga seorang koki, sifat Raja Yi Heon mulai sedikit berubah. Dia mulai membuka hati untuk orang baru dan menunjukkan bahwa dia terluka atas ketidakadilan dan pengkhianatan yang dirinya terima. Selain itu, dia juga mulai menunjukkan perubahan diri semenjak mengena Ji Young.

Sejak awal bertemu, Yeon Ji Young dan Seo Gil Geum sudah menjadi sahabat yang dekat. Mereka sama-sama melalui banyak suka maupun duka, dimulai kejadian di kantor gubernur hingga intrik yang terjadi di dapur istana. Namun, Yeon Ji Young dan Seo Gil Geum menjadi support system satu sama lain.

Sebagai sahabat yang baik, Seo Gil Geum selalu menemani dan memberikan dukungan untuk Yeon Ji Young. Seo Gil Geum bahkan rela terluka dan hampir celaka agar bisa membantu Yeon Ji Young memenangkan kompetisi. Selain itu, mereka berdua saling berbagi cerita tentang kehidupan sebelumnya, mimpi, dan masa depan.

Mae Mang Soo dan Eum Bong Sik awalnya sangat membenci Yeon Ji Young dikarenakan posisi sebagai kepala koki di dapur istana telah direbut oleh Yeon Ji Young. Mereka berdua juga berbuat curang ketika mengikuti kompetisi memasak yang diadakan oleh ibu suri agung. Akan tetapi pada akhirnya mereka kalah dan akan di hukum potong tangan oleh sang raja.

Namun, Yeon Ji Young malah membela mereka dan memohon untuk dilepaskan. Mulai saat itu, Mae Mang Soo dan Eom Bong Sik mulai bersikap baik kepada Yeon Ji Young. Ketika ada pertandingan memasak dengan Dinasti Ming, mereka semua bersatu menjadi kelompok yang solid dan kompak.

Diketahui bahwa Selir Kang Mok Ju adalah sosok perempuan yang jahat dan juga licik. Dia akan melakukan segala cara untuk mewujudkan ambisinya, termasuk untuk menjatuhkan sang Raja Yi Heon dan mengusir Yeon Ji Young dari istana. Selir Kang menunjukkan sikap yang berbeda ketika dihadapan Raja Yi Heon.

Namun, sekeras apapun menutupi keburukan dan kejahatan pada akhirnya akan ketahuan juga. Raja Yi Heon mengetahui rencana licik dari Selir Kang. Rencana Selir Kang untuk menjatuhkan sang raja berhasil, tetapi dirinya juga harus tewas di tangan Gong Gil, salah satu anggota keluarga yang dendam atas kematian sang adik yang disebabkan oleh dayang yang diperintah Selir Kang.

Drama Bon Appetit, Your Majesty bukan hanya menghadirkan drama sejarah yang menarik, tetapi juga menyelipkan banyak pesan moral yang dapat kita renungkan dalam kehidupan sehari-hari. Drama ini juga mengajarkan bahwa luka masa lalu hanya akan bermakna jika dijalani dengan keberanian untuk berubah dan hati yang tulus.