Bogota: City of the Lost yang dibintangi Song Joong Ki tayang akhir tahun lalu di Korea Selatan. Karena kurangnya peminat, film ini turun layar dan rilis di platform streaming pada 4 Februari 2025.
Proyek ini sendiri sudah dinanti cukup lama, di mana proses produksinya sudah dilakukan saat pandemi. Lantas, apa yang menyebabkan film ini kurang peminat di Korea ya? Simak review film ini selengkapnya di sini.
Sebagai aktor yang telah membuktikan kemampuannya dalam berbagai genre, Song Joong Ki memberikan penampilan yang cukup meyakinkan sebagai Guk Hee, seorang imigran Korea Selatan yang berusaha bertahan hidup di Kolombia.
Demi perannya, ia rela mencukur rambutnya, memakai anting-anting, hingga berlatih bahasa Spanyol agar lebih natural. Ia juga banyak melakukan improvisasi dalam adegan-adegan penting. Sayangnya, naskah film ini tidak mampu mengangkat performa apiknya.
Dari segi produksi, Bogota: City of the Lost menawarkan visual tajam dan sinematografi yang cukup solid. Atmosfer khas Amerika Latin yang ditampilkan dalam film ini berhasil memperkuat nuansa kriminal yang mencekam.
Premisnya pun menarik, mengangkat kisah perjuangan imigran Korea yang mencoba bertahan dalam lingkungan asing. Namun, meskipun memiliki potensi besar, eksekusi ceritanya justru menjadi salah satu faktor kelemahan utama film ini.
Sebagai film yang menjanjikan banyak hal, Bogota: City of the Lost justru terasa seperti kisah kriminal yang familiar. Eksekusinya tidak buruk, tapi alur cerita yang rumit dan membingungkan membuat banyak penonton sulit terhubung dengan narasi yang disajikan.
Alih-alih menjadi film aksi-kriminal yang segar dan inovatif, Bogota: City of the Lost justru terasa datar dan kurang menggigit. Dengan jumlah penonton yang jauh di bawah ekspektasi, film ini menjadi salah satu proyek Song Joong Ki yang kurang berhasil.