7 Sentimen Negatif atas Tim Pro Bono di Pro Bono, Suka Menjual Citra!

Di balik sorotan publik dan kemenangan beruntun tim Pro Bono, nyatanya ada juga sentimen negatif yang membayangi mereka. Bagi banyak pengacara Oh & Partners, tim ini bukan simbol keadilan, melainkan anomali yang mengganggu tatanan lama.
Dibentuk oleh direktur baru Oh Jeong In (Lee Yoo Young) dan dipimpin mantan hakim yang “turun kasta”, Kang Da Wit (Jung Kyung Ho), tim Pro Bono dianggap lebih menjual citra ketimbang kualitas. Inilah tujuh sentimen negatif yang diam-diam berkembang di internal firma. Apa saja?
1. Latar belakang pendidikan anggota tim Pro Bono kerap dipandang tidak sekuat pengacara di divisi elit. Tapi, tim ini menjual nama firma ke media

2. Hal ini memunculkan anggapan bahwa sorotan media yang mereka terima tidak sebanding dengan kompetensi akademik mereka

3. Ketika pengacara lain bekerja di balik layar untuk klien besar, tim Pro Bono justru mendapat pujian terbuka dan eksposur media

4. Kemenangan yang “terlihat” ini memicu rasa iri yang sulit diakui terang-terangan. Mereka tak berkontribusi sama firma, tapi tetap dapat gaji sama

5. Karena dibentuk oleh Oh Jeong In, tim Pro Bono kerap dicurigai sebagai alat membangun legitimasi kepemimpinannya

6. Kang Da Wit yang dari hakim, jadi pengacara Pro Bono dipandang sebagai kemunduran karier. Alih-alih dihormati, posisinya justru direndahkan

7. Karena banyak kasus Pro Bono menyentuh sisi kemanusiaan, kemenangan tim ini sering diremehkan sebagai hasil manipulasi emosi publik, bukan hukum

Sentimen negatif terhadap tim Pro Bono dalam drakor Pro Bono menunjukkan bahwa konflik terbesar mereka bukan hanya di ruang sidang, tetapi di dalam institusi itu sendiri. Ketika keadilan bersinggungan dengan ego, status, dan kecemburuan profesional, kemenangan bisa terasa seperti provokasi.



















