Bak Gypsophila, 5 Sikap Baik Nam Haeng Seon di Crash Course in Romance

Meski Nam Haeng Seon remaja harus merelakan mimpinya karena keadaan, rasa semangat juangnya tak pernah pudar hingga dewasa. Ia mengubah pemikirannya bahwa keluarga adalah prioritas utama.

Selain merawat keponakan, ia pun mempunyai adik yang berkebutuhan khusus, Nam Jae Woo (Oh Eui Sik). Menjalani repetisi sebagai pedagang lauk pauk tak membuat dirinya bosan. Jika bosan, ia akan teringat akan adik dan keponakan yang butuh pengeluaran.

Ia yang masih muda belia rela dipanggil ibu oleh keponakannya, Nam Hae E (Roh Yoon Seo). Hingga menjelang usia 40 tahun, ia pun tak khawatir belum dapat pasangan. Semangatnya mendidik sang keponakan pun membuahkan hasil. Hae E tumbuh menjadi anak penuh kasih dan cerdas.

Di usia Haeng Seon yang masih remaja tentu saja waktunya meraih impian. Apalagi ia merupakan atlet nasional. Namun, kehidupan tak selamanya berjalan mulus. Tiba-tiba saja, sang kakak mengantarkan anaknya di depan pintu kedai dengan sepucuk surat.

Ibu Haeng Seon pun keluar dari kedai dan mengejar si kakak. Sayangnya, sang ibu ditabrak oleh kendaraan dan nyawanya tak terselamatkan. Suka atau tidak, Haeng Seon harus menerima pil pahit.

Ia mencoba membagi waktu antara kariernya sebagai atlet dengan mengurus keluarga dan usaha kedai. Namun, ia sering telat bahkan tak hadir latihan. Pelatihnya marah besar dan disuruh memilih, keluarga atau atlet. Tanpa berpikir panjang, ia langsung memutuskan untuk memilih keluarga.

Bukan hal mudah bagi Nam Haeng Seon untuk memutuskan sebuah pilihan saat remaja. Apakah ia menurutkan ambisinya untuk menjadi atlet atau membiarkan keluarganya terlantar.

Memilih keluarga, Haeng Seon telah mengabdi seutuhnya. Ia selalu mengusahakan yang terbaik agar kebutuhan adik dan keponakannya ini terpenuhi, terutama emosional. Gak hanya itu, Haeng Seon pun memprioritaskan pendidikan Hae E.

Ia rela mengantre di tengah teriknya matahari untuk mendapatkan nomor pendaftaran di Lembaga Pride. Bahkan sampai menutup kedainya untuk mendapatkan kursi agar Hae E bisa duduk di barisan depan.

Sesulit masalah yang melanda, Haeng Seon tak terlalu larut dalam kesedihan. Ia adalah sosok yang cepat bangkit dan cerdas dalam mengelola emosi. Keceriaan yang ia ekspresikan menghidupkan keluarga kecilnya.

Hae E adalah produk pola asuh Haeng Seon. Meski tak terlahir dari rahim Haeng Seon, Hae E benar-benar menganggap bahwa Haeng Seon adalah ibunya. Ia bahkan lupa akan ibu kandungnya.

Jiwa lembut yang dimiliki Haeng Seon bisa mengetahui masalah apa yang dimiliki Hae E. Hal ini membuat Hae E jadi lebih terbuka membagi isi pikirannya dengan Haeng Seon. Sesulit apapun permintaan, Haeng Seon mengusahakan yang terbaik.

Saat tahu bahwa Hae E masuk ke dalam kelas khusus untuk jurusan kedokteran di Lembaga Pride, Haeng Seon begitu senang. Padahal semula ia tak berharap apapun. Namun, ia marah saat tiba-tiba saja Hae E dicoret.

Kursi Hae E diganti oleh Lee Young Min (Yoo Jun), siswa nakal tapi tajir. Melihat adanya kecurangan, Haeng Seon dengan berani mempertanyakan alasan dibalik Hae E yang diganti. I

a bahkan berani menyuarakan unek-uneknya dengan pengeras suara dan menghadap direktur Lembaga Pride. Hal yang dilakukan oleh Haeng Seon semata-mata untuk memperjuangkan keadilan untuk keponakannya.

Sikap baik dari Nam Haeng Seon ini layak untuk ditiru. Cobaan yang datang kepadanya tak menyurutkan langkahnya untuk tetap hidup lebih baik. Itulah alasannya kenapa sosok Haeng Seon diibaratkan Gypsophila. Crash Course in Romance, bisa kamu tonton di tvN, TVING, dan Netflix.