Spring of Youth Dapat Skor Rendah, Worth It Ditonton Gak Sih?

Drama Spring of Youth yang tayang sejak awal Mei 2025 ini sempat bikin heboh karena konsepnya yang unik yaitu, gabungan romansa remaja dan musik. Namun, ratingnya justru anjlok hingga 0,7 persen di episode kedua dan bikin banyak penonton bertanya-tanya, “Worth it nggak ya buat lanjut nonton?”
Nah, yuk kita kulik bareng apa sih alasan utama yang bikin Spring of Youth dapat skor rendah dan apakah kamu tetap harus kasih kesempatan buat drama ini. Yuk simak!
1. Cerita yang terasa ringan, tapi kurang nendang

Kalau kamu ngikutin Spring of Youth, kamu bakal dibawa ke dunia Sa Gye, mantan idol yang kembali ke kampus dan membentuk band bareng temen-teman kuliahnya. Dari sini sih sebenarnya ide ceritanya cukup segar dan punya potensi besar, apalagi buat yang suka cerita dengan nuansa musik plus bumbu cinta-cintaan. Tapi, masalahnya, eksekusi cerita ini terasa agak terburu-buru dan kurang mendalam.
Beberapa adegan yang seharusnya bisa bikin penonton terbawa perasaan malah jadi terasa datar karena pacing yang nggak stabil. Konflik besar seperti skandal masa lalu Sa Gye terasa kurang dieksplorasi dengan baik, jadi bikin ceritanya kurang greget. Banyak yang bilang, drama ini lebih cocok dijadiin web series singkat daripada serial penuh karena durasinya yang terbatas dan cerita yang masih terlalu ‘tipis’. Jadi, buat kamu yang suka drama dengan plot kompleks dan karakter yang berkembang dalam tiap episode, Spring of Youth mungkin terasa kurang puas.
2. Pemeran utama yang masih minim daya tarik

Salah satu faktor besar yang memengaruhi rating adalah siapa yang mainnya. Nah, di Spring of Youth, pemeran utama seperti Ha Yoo Joon (yang memerankan Sa Gye) masih termasuk pendatang baru di dunia akting. Walau aktingnya cukup natural dan fresh, namanya belum terlalu dikenal luas sehingga belum banyak yang tertarik buat nonton hanya karena nama dia.
Selain Ha Yoo Joon, pemain lain seperti Park Ji Hu dan Lee Seung Hyub juga belum punya nama besar yang bisa narik perhatian penonton dari berbagai kalangan. Padahal, di dunia drama Korea, keberadaan bintang yang sudah punya basis penggemar besar biasanya jadi nilai plus yang mampu mengangkat rating. Jadi, meskipun ceritanya menarik, kurangnya wajah-wajah yang familiar bikin drama ini agak susah bersaing dengan drama lain yang punya pemain lebih populer.
3. Jadwal tayang yang kurang pas dan persaingan ketat

Selain soal cerita dan pemeran, jadwal tayang juga jadi masalah buat Spring of Youth. Drama ini tayang setiap Rabu malam sekitar pukul 22:40 waktu Korea, waktu yang bisa dibilang agak malam untuk penonton muda yang menjadi target utama drama ini. Jam tayang yang kurang ideal ini bikin banyak yang nggak sempat nonton live dan mungkin akhirnya nggak terlalu perhatian sama drama ini.
Belum lagi, Spring of Youth harus bersaing dengan drama dan acara lain yang punya rating lebih tinggi di slot waktu yang sama. Ini jadi tantangan besar supaya bisa menarik perhatian pemirsa yang pilih-pilih tontonan. Walaupun drama ini juga tersedia di platform streaming seperti Netflix dan Vidio, persaingan di TV tetap memengaruhi popularitas dan buzz yang bisa dibangun.
Kalau kamu penggemar drama bertema remaja dan musik, Spring of Youth masih punya nilai plus yang bisa dinikmati, terutama buat kamu yang suka cerita ringan dan gak terlalu ribet. Suasana kampus, chemistry antar pemain, dan lagu-lagu yang asik bisa jadi hiburan yang menyenangkan.
Kalau kamu penasaran, coba deh tonton beberapa episode awal dulu, terus nilai sendiri gimana vibes-nya. Kadang, drama yang awalnya biasa aja bisa jadi seru setelah jalan beberapa episode!