Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Konser KPop di Indonesia Kian Subur, Calo pun Menjamur

momen konser NCT DREAM WORLD TOUR <THE DREAM SHOW 3 : DREAM( )SCAPE> in JAKARTA (IDN Times/Elizabeth Chiquita)

Jakarta, IDN Times - Konser KPop dan fan meeting artis Korea di Indonesia bertumbuh kian subur dari tahun ke tahun, terutama setelah pandemik COVID-19. Pada tahun 2024 ini, hampir setiap minggu event artis Korea digelar di Tanah Air. Fans yang loyal, royal, seru, dan menggebu-gebu membuat Indonesia jadi pasar subur untuk pagelaran konser dan temu penggemar bintang Korea.

Namun, di balik euforia dan gemerlapnya panggung konser artis Korea Selatan, tak jarang ada saja dramanya. Salah satunya masalah penipuan tiket, baik melalui calo maupun orang-orang tak bertanggung jawab, menimbulkan kerugian bagi para penggemar yang telah menginvestasikan waktu dan uang untuk menyaksikan idola mereka secara langsung. Berikut reportase IDN Times selengkapnya.

1. Jumlah konser Korea di tahun 2024 naik dari tahun sebelumnya

grafis konser dan fan meeting Korea di Indonesia (dok. IDN Times/Muhammad Surya)

Artis Korea Selatan semakin sering memilih Indonesia sebagai destinasi tur mereka. Sepanjang 365 hari di tahun 2023, tercatat ada 44 konser dan fan meeting artis Korea yang digelar di Indonesia, mulai dari Suga BTS, aktor Kim Seon Ho, hingga grup-grup populer seperti NCT Dream, LE SSERAFIM, dan EXO. Angka ini menunjukkan betapa besar antusiasme penggemar di Tanah Air terhadap artis Korea.

Permintaan terhadap konser dan fan meeting artis Korea pada 2024 semakin menggeliat. Sederet promotor gencar mendatangkan mereka. Saat laporan ini dibuat pada November, setidaknya ada 67 acara Korea di Indonesia yang telah dan akan digelar pada 2024, di mana Juni dan Agustus menjadi puncaknya. Sebanyak sembilan konser, fan meeting, atau fancon digelar pada kedua bulan tersebut.

Meski 2024 belum berakhir, sejumlah konser Korea bahkan sudah mengantre untuk digelar pada tahun 2025. Salah satunya konser “SEVENTEEN Right Here in Jakarta” yang dijadwalkan pada Februari 2025 di Jakarta International Stadium (JIS). Saking membludaknya antusiasme penggemar, konser ini bahkan mengumumkan penambahan hari pertunjukan.

2. Loyalitas fans Indonesia, nabung khusus demi bertemu idola

Ilustrasi pembelian tiket konser artis Korea Selatan (IDN Times/Elizabeth Chiquita)

SEVENTEEN bukan idol pertama yang mengumumkan penambahan hari konser. Pada tahun 2024, D.O. EXO, DAY6, dan 2NE1 adalah beberapa nama yang diumumkan menambah hari pertunjukan, karena tiket sold-out cepat dan antusiasme membludak. 

Selain itu, banyak juga artis Korea yang memang sudah menjadwalkan konser lebih dari satu hari sejak awal, karena besarnya basis penggemar mereka di Indonesia. Pada kasus DAY6, band asal Korea ini bahkan tak hanya menggelar konser di Jakarta, melainkan juga melakukan tur ke kota lain, seperti Bali dan Surabaya. Menjadikannya band Korea pertama yang keliling Indonesia untuk konser.

Punya loyalitas dan kecintaan yang besar, para penggemar KPop dan drama Korea pun sudah biasa menonton lebih dari satu konser/fan meeting dalam setahun. Amin Fahri, misalnya. Ia mengaku sudah menonton konser hingga delapan kali sepanjang tahun 2024, bahkan termasuk yang di luar Indonesia.

“Untuk konser sama fan meet Korea mungkin 7-8 kali. Ada NCT 127 The Unity, ada TREASURE, terus yang di Jepang ada TWICE, sama fan meet TREASURE juga. Sama nanti mau nonton yang SEVENTEEN. Sekarang lagi nonton ATEEZ dan BTOB,” kata Fahri kepada IDN Times pada Sabtu (5/10/2024).

Ketika ditanya biasanya menghabiskan berapa banyak uang untuk konser, Fahri tidak bisa memukul rata, sebab tergantung pilihan tempat duduk yang ia inginkan. 

“Kalau idola yang disuka banget pasti ngincer (seatplan) yang paling mahal, kayak soundcheck gitu, kisaran Rp3-6 jutaan paling. Paling besar, kurang lebih Rp5 juta buat tiket, akomodasi, sama beli beli outfit,” jawabnya.

Gak jauh berbeda dengan Deti, seorang penggemar KPop lainnya yang sudah menonton konser hingga 6 kali tahun ini. Pada Minggu (20/10/2024), ia mengungkapkan, “Kalau tahun ini udah sekitar 5 kali sih, tapi itu campuran, ada yang konser tunggal, ada yang festival. Aku nonton WayV dua kali, festival dan konser, DAY6 festival dan konser, dan CNBLUE konser. DAY6 dua hari, jadinya 6 kali, ya.”

Menariknya, Deti punya cara tersendiri untuk menabung demi hobi menonton konsernya ini. Ia selalu menyisihkan uang setiap kali idolanya mengunggah sesuatu di akun media sosial mereka.

“Aku memang nyisihin buat konser. Kalau aku tuh punya cara sendiri buat nabung konser ini. Aku tuh nabung dari update-an bias yang aku suka. Jadi setiap mereka update IG gitu, aku nabung Rp5 ribu, tiap update gitu,” ujarnya.

3. Calo tiket menjamur

Amin Fahri pada konser City Camp pada Sabtu (5/10/2024) (IDN Times/Elizabeth Chiquita)

Drama per-konser-an KPop menarik dibahas, salah satunya terkait tiket. Jika fanbase artisnya besar di Indonesia, sudah pasti, tak akan mudah untuk mendapatkan tiketnya. War ticket pun selalu jadi momen menegangkan. Gak sedikit juga, lho, yang menyerah sebelum berperang. Mereka memilih memakai jasa titip alias jastip hingga berserah diri mencari tiket yang batal dipakai di media sosial, alih-alih ikut nge-war.

Karenanya, sesaat setelah penjualan tiket dibuka, linimasa X dan kolom komentar postingan di Instagram ramai bermunculan netizen yang saling menawarkan, “WTB (Want to Buy) dan WTS (Want to Sell).” Inilah yang menjadi celah bagi para oknum tak bertanggung jawab untuk melakukan penipuan.

Fahri pun menceritakan pengalamannya yang sempat kena tipu saat mencoba membeli tiket di orang lain. Ia beruntung bisa mendapatkan uangnya kembali.

“Kena scam pernah, itu waktu awal-awal 2022, itu awal-awal hype-nya konser. Itu H-1 kena scam, untungnya di-refund, karena terus-terus didesak, kan. Jadi mau gak mau si scammer-nya nge-refund. Karena CAT (kategori) yang paling mahal itu Rp3,6 jutaan, waktu itu konser NCT 127 ‘The Link,’” jelas Fahri.

Masih bertekad untuk bertemu member NCT 127, Fahri kemudian melanjutkan usahanya dengan membeli tiket lewat calo. Para calo biasanya terlihat memadati area pintu masuk venue, menawarkan tiket dengan harga yang lebih tinggi atau lebih rendah dari harga resmi, tergantung situasi dan permintaan.

“Karena kena scam itu, beli (di) calo, dengan harga yang sangat fantastis. Harusnya Rp3,6 juta kan, saya jadi belinya Rp5 juta. Semenjak itu, karena ngerasa kemahalan, jadi gak pernah beli dari calo lagi. Untungnya juga kalau war sendiri dapet tiketnya,” ujar Fahri.

4. Praktik calo yang sulit ditangani

calo yang kerap ditemui di konser (IDN Times/Elizabeth Chiquita)

Konser musik, termasuk KPop, di Indonesia sejak dulu hingga sekarang tak lepas dari bayang-bayang per-calo-an. Meski kerap dikeluhkan, ternyata tak sedikit juga penggemar yang justru mengandalkan pembelian tiket dari calo. Bagi mereka, membeli tiket dari calo bisa menjadi jalan pintas mendapatkan harga yang lebih murah. Seorang penggemar yang tidak ingin disebutkan namanya, kepada kami, mengaku mengandalkan jasa calo untuk menonton idolanya.

“Nah, kalau aku beli dari calo itu selalu nyari yang harganya lebih murah. Kemarin terakhir pas fan meeting Taecyeon, aku dapat harga lebih murah, section tengah-tengah. Aku dapat harga lebih murah dari harga aslinya dan itu aku nemunya random di Twitter, nyari WTS  gitu. Tapi sama yang di Twitter ini bukan si calonya langsung, jadi dia nge-deal-in dulu harganya, terus dia kasih nomer calonya. Nah, terus aku langsung hubungi si calonya ini. Jadi, aku sama sekali gak kontakan lagi (sama) yang di Twitter. Akhirnya aku save lagi lah nomer si calo itu dan kalau ada event gitu, dia suka pasang status ada event-event,” ceritanya.

Kami mencoba bertanya pada seorang calo di venue konser Korea pada Oktober lalu. Ia meyakinkan bahwa tiketnya dijamin asli 100 persen.

“Kalau kita tiketnya gak jelas, gak mungkin masuk dulu baru bayar. Dijamin 100 persen,” katanya.

Sederet calo juga mengaku mendapat tiket tersebut dari para penggemar yang tak jadi menonton. 

“Iya, lah, teman mbaknya yang beli. Suruh dijualin lagi saya,” katanya lagi.

Fauzan Allolangi selaku CEO The RoomMate Entertainment yang pernah menggelar K City Camp tahun 2018 lalu dan City Camp di tahun 2024 kemarin mengakui praktik calo di Indonesia sulit diberantas. Para calo juga kerap ikut war demi mendapatkan tiket resmi untuk dijual kembali.

“Kadang kita juga sulit banget menghilangkan calo, itu sulit banget, karena kadang ada orang yang beli di awal itu calo sebenarnya. Sebenernya, ya. Kadang yang waktu kita buka presale, itu banyaknya calo yang belinya,” kata Fauzan Allolangi CEO The RoomMate Entertainment kepada IDN Times pada Senin (14/10/2024).

5. Cara promotor mengantisipasi calo

grafis konser dan fan meeting Korea di Indonesia (dok. IDN Times/Muhammad Surya)

Menanggapi calo yang selalu menjamur, promotor konser di Indonesia yang kami hubungi mengaku kewalahan juga. Mereka menegaskan, telah berupaya mengatasi masalah ini dengan menerapkan berbagai sistem, seperti penjualan tiket secara daring dan pembatasan pembelian. 

Hanya saja, upaya tersebut belum sepenuhnya efektif, karena para calo tetap menemukan celah untuk mendapatkan tiket tersebut. Meski begitu, Fauzan tengah mencoba cara lain untuk memberantas masalah calo ini. 

“(Calo) sangat meresahkan, sih, ke promotor, sih. Tapi kita juga sekarang mau mulai pembelian tidak bisa dipindahtangankan. Itu akan mempersulit (calo) sebagai bentuk preventif.”

Selain The RoomMate Entertainment, IDN Times juga berusaha meminta keterangan dari beberapa promotor lain. Namun, mereka belum memberikan jawabannya hingga artikel ini dirilis.

6. Fanbase KPop yang solid perkuat perlindungan hak penonton

Regina Phoenix, salah satu penonton Fan Meetup Lisa pada Jumat (15/11/2024) (IDN Times/Elizabeth Chiquita)

KPop dikenal memiliki basis penggemar yang tak hanya besar, tetapi juga solid, militan, dan kuat. Para penonton konser KPop dan fan meeting artis Korea sangat vokal menyuarakan keluhan mereka sebelum hingga setelah konser. Media sosial, terutama X, jadi wadah para fans KPop untuk mengirim kritik hingga surat terbuka terkait masalah-masalah yang ingin disuarakan, seperti dugaan praktik calo oleh orang dalam, penipuan oleh orang-orang tak bertanggung jawab, masalah tiket, keluhan refund yang lama, harga tiket yang dinilai terlalu mahal, venue yang dianggap kurang nyaman, sound, dan lain sebagainya.

Para promotor pun mendengarkan keluhan-keluhan tersebut dan kerap menanggapi lewat pernyataan resmi. Suara-suara kritis fans KPop ini membuat promotor terus berbenah diri untuk memberikan pengalaman terbaik menonton konser di Indonesia.

Salah satu contoh kasus yang terjadi baru-baru ini adalah acara Lisa Fan Meetup yang digelar 15 November yang diprotes fans, karena harga tiketnya kemahalan. Kritik itu masif disuarakan di media sosial hingga akhirnya promotor mengumumkan harga baru yang lebih rendah. 

Regina Phoenix, salah satu penggemar, mengaku proses refund yang dilakukan promotor untuk mereka yang sudah terlanjur membeli harga awal cukup cepat.

“(Beli tiket) sebelum harga turun, proses refund-nya cepet banget sih, kayaknya cuma 3 hari doang, atau berapa hari doang pas ngajuin. Aku ngajuinnya lupa, tapi pas awal-awal dapet email, langsung (mengisi formulir refund),” kata Regina.

Semoga para promotor dan pemangku kepentingan lainnya selalu mengutamakan hak-hak konsumen, ya. Bagaimana pengalaman menonton konsermu selama ini?

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Zahrotustianah
Elizabeth Chiquita Tuedestin Priwiratu
Zahrotustianah
EditorZahrotustianah
Follow Us