Kevin THE BOYZ menjadi perbincangan hangat di media sosial usai aksinya di konser tur grup mereka di Atlanta pada Selasa (16/9/2025). Dalam segmen penutup konser, sang idol secara terang-terangan mengangkat banner bertuliskan “Palestine”, yang sontak menuai banyak pujian dari para penggemar.
Tindakan tersebut dianggap sebagai bentuk dukungan yang berani dari seorang idol KPop. Simak selengkapnya berikut ini.
Di penghujung konser THE BOYZ yang digelar di Atlanta, Kevin sukses mengejutkan penggemar dengan aksinya yang penuh makna. Saat para member bersiap menutup acara dan memberikan salam perpisahan, Kevin terlihat mengambil sebuah banner bendera Palestina dari salah satu penggemar di barisan penonton.
Ia lalu mengalungkan banner tersebut ke lehernya, sebelum membawanya ke depan dada dan membentangkannya ke arah penonton. Tak berhenti di situ, Kevin bahkan beberapa kali mencium banner tersebut secara langsung, dan sempat memberikan ciuman tidak langsung melalui tangannya ke arah banner. Setelahnya, sang idol mengembalikan banner tersebut kepada penggemar yang memberikannya.
Foto dan video dari momen tersebut dengan cepat beredar di media sosial. Aksinya pun memicu beragam reaksi dukungan dari publik, tetapi didominasi oleh pujian.
Tindakan Kevin dalam konsernya di Atlanta pun dianggap sebagai salah satu bentuk solidaritasnya terhadap genosida di Gaza. Netizen menyoroti keberanian sang idol untuk mengungkapkan dukungannya terhadap Palestina, mengingat hal tersebut kerap menjadi situasi sensitif yang dihindari oleh idol KPop.
Bukan kali pertama, Kevin pernah menunjukkan dukungannya terhadap Palestina lewat berbagai pesan simbolik. Ia sempat membuat status di aplikasi penggemar dengan menggunakan emoji hati berwarna bendera Palestina. Tak hanya itu, pada tahun 2023, Kevin juga ikut serta dalam gerakan solidaritas melalui simbol semangka, yang populer sebagai pengganti bendera Palestina.
Buah semangka digunakan karena memiliki warna merah, hijau, putih, dan hitam, sama seperti warna dalam bendera Palestina. Simbol ini mulai dikenal luas sejak Perang Enam Hari pada 1967, ketika Israel melarang warga Palestina menampilkan bendera mereka secara terbuka.