5 Alasan Multitasking Tidak Bekerja Baik dalam Dunia Kerja, Hentikan!

Multitasking adalah kecakapan seseorang dalam mengerjakan beberapa pekerjaan dalam satu waktu sekaligus. Meski terdengar baik, ternyata menerapkan multitasking dalam dunia kerja tidak seefisien kedengarannya, lho!
"Seseorang yang terbiasa memproses beberapa informasi, terutama dalam bentuk elektronik, dalam waktu yang bersamaan, cenderung tidak dapat memperhatikan, mengontrol ingatan, atau mengganti tugas dari satu ke yang lainnya," tulis seorang peneliti dari Stanford University, dilansir Litbang Kemendagri.
Lalu, apa alasan sesungguhnya multitasking tidak bekerja baik di dalam dunia kerja? Biar gak penasaran, mari simak info lengkapnya di bawah ini!
1. Kehilangan fokus

Multitasking akan membuat perhatian dan waktu seseorang menjadi terbagi dalam satu waktu. Hal ini mengakibatkan seseorang menjadi tidak fokus dalam suatu pekerjaan secara detail. Akibatnya, kesalahan saat mengerjakan daftar tugas sangat rentan terjadi.
Dilansir Brain Fodder, keyakinan dasar di balik multitasking adalah dapat fokus pada dua hal atau lebih pada saat yang bersamaan, tetapi itu hanya mitos belaka. Padahal, sbenarnya yang dilakukan orang ketika mereka bilang mampu multitasking hanyalah sebuah bentuk pengalihan tugas.
2. Penurunan daya ingat

Otak akan bekerja lebih aktif saat seseorang mengerjakan banyak pekerjaan sekaligus dalam satu waktu. Hal ini akan menyebabkan stimulasi berlebihan pada fungsi kognitif sehingga sulit memproses informasi secara detail dan efisien.
Belum lagi jika penurunan daya ingat juga diperparah dengan faktor lain, seperti usia, lingkungan, dan kondisi kesehatan. Menyeramkan sekali, bukan?
3. Menurunkan produktivitas

Bersaing dalam dunia kerja memang sudah sering terjadi dan dianggap hal yang lumrah. Oleh karenanya, orang-orang akan berlomba-lomba mengerjakan tugas secara cepat agar dinilai produktif.
Namun, pekerjaan bisa menjadi tidak efisien jika dikerjakan dalam waktu bersamaan. Hal ini berakibat penurunan kualitas dari tugas yang dikerjakan.
4. Peningkatan stres

Orang yang kerap melakukan multitasking sering mengalami stres yang berlebih. Hal ini dipicu ketika melihat daftar tugas yang tidak berkurang karena mengerjakan banyak pekerjaan sekaligus.
Meskipun tidak dirasakan secara langsung, kebiasaan multitasking dapat meningkatkan stres pada tiap pekan. Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, otak akan bekerja lebih berat sehingga beresiko tinggi mengalami burn out.
5. Menguras tenaga dan waktu

Seseorang yang multitasking dalam mengerjakan tugas pasti akan lebih banyak menguras tenaga dan waktu. Contohnya, ketika membuka notifikasi email saat sedang mengerjakan laporan akan menyela waktu pengerjaan laporan. Hal ini karena waktu yang seharusnya difokuskan untuk mengerjakan laporan, justru termakan oleh waktu membuka email.
Selain itu, tenaga juga akan terkuras untuk memahami isi email dan mengembalikan fokus pada pekerjaan sebelumnya. Oleh karena itu, multitasking dapat membuat seseorang menjadi kelelahan.
Itu dia lima alasan yang menjelaskan bahwa multitasking tidak dapat bekerja baik dalam dunia kerja. Mulai sekarang, tetaplah fokus pada satu tujuan agar hasil kerjamu maskimal!