5 Hal yang Boleh Ditolak Kandidat saat Proses Rekrutmen, Apa Saja?

Saat menjalani proses rekrutmen kamu pasti pernah dimintai hal-hal yang sebenarnya ingin kamu tolak namun merasa ragu karena takut memengaruhi proses rekrutmen yang sedang berlangsung. Nah, kamu perlu memahami bahwa kamu berhak menolak apabila perusahaan memintamu melakukan sesuatu yang tidak bisa kamu penuhi.
Berikut ini adalah lima permintaan perusahaan yang boleh ditolak oleh kandidat saat menjalani proses rekrutmen. Apa saja itu? Yuk, baca sekarang biar lebih tahu!
1. Permintaan slip gaji oleh perusahaan
Beberapa perusahaan meminta slip gaji pada kandidat karyawan pada saat proses rekrutmen berlangsung. Kenyataanya, banyak kandidat yang merasa keberatan memberikan slip gajinya pada saat proses rekrutmen.
Hal ini tentu sangat wajar mengingat slip gaji adalah hal pribadi yang tidak ingin diketahui oleh orang lain. Jika kamu merasa keberatan untuk menunjukan slip gaji pada perusahaan saat proses rekrutmen, kamu boleh kok menolak untuk menunjukanya.
Sampaikan dengan sopan bahwa kamu merasa keberatan untuk memberikan slip gaji. Berikan juga apa alasan kamu enggan memberikan slip gajimu, misalnya kamu merasa tidak nyaman ketika pendapatanmu diketahui oleh orang lain.
2. Pertanyaan interview yang tidak relevan
Proses interview adalah tahapan yang diikuti oleh seseorang yang sedang menjalani proses rekrutmen dengan suatu perusahaan. Terkadan, dalam proses interview terdapat pertanyaan-pertanyaan sensitif yang sebenarnya tidak ingin dijawab oleh kandidat.
Biasanya pertanyaan tersebut juga tidak ada kaitanya dengan pekerjaan yang dilamar, contohnya pertanyaan tentang status hubungan percintaan. Kamu memiliki hak untuk menolak menjawab pertanyaan interview yang tidak relevan dengan pekerjaan yang dilamar.
Pertama-tama, tanyakan pada interviewer di mana relevansi pertanyaan tersebut dengan pekerjaan yang dilamar. Jika memang interviewer tidak dapat menyebutkan adanya hubungan antara pertanyaan yang diajukan dengan pekerjaan yang dilamar, maka kamu boleh menolak untuk menjawab secara baik-baik.
3. Permintaan informasi pribadi yang sensitif
Pernah diminta untuk mengisi form aplikasi pelamar kerja? Jika pernah, kamu pasti sering menjumpai banyaknya form yang harus diisi oleh seorang kandidat yang melamar kerja, padahal kita sudah membawa CV yang juga berisi rangkuman profil diri kita sebagai pelamar kerja.
Saking lengkapnya data yang harus diisi pada form aplikasi pelamar kerja, terkadang sampai ada juga informasi pribadi bersifat sensitif yang juga harus dicantumkan pada form tersebut. Sebenarnya kamu boleh mengosongi kolom isian pada form pelamar kerja yang kamu nilai terlalu pribadi dan sensitif untuk disampaikan pada saat melamar kerja.
Jika pihak perusahaan menanyakan alasanmu mengosongi kolom tersebut, maka kamu bisa menyampaikan alasanmu dengan jujur. Misalnya kamu bisa menjawab bahwa data tersebut sangat sensitif dan kamu hanya bisa menginformasikanya ketika kamu benar-benar telah bergabung di perusahaan tersebut.
4. Permintaan yang mengeksploitasi
Pada saat proses rekrutmen, tak jarang perusahaan yang memanfaatkan ketrampilan kandidat untuk menyelesaikan masalah yang sedang dihadapi perusahaan dengan dalih tes masuk kerja. Ciri-cirinya, pewawancara akan mengajukan pertanyaan berupa contoh kasus dan meminta kandidat untuk memecahkanya dan menjelaskan secara rinci bagaimana strategi problem solving yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah tersebut.
Banyak kandidat yang tidak menyadari bahwa dirinya sedang dieksploitasi oleh perusahaan karena menganggap hal tersebut sebagai sarana menunjukan kemampuan diri sebagai kandidat. Namun jika kamu menyadari bahwa perusahaan sedang memanfaatkanmu, kamu bisa menolak untuk menjelaskan secara rinci.
Sampaikan pada perusahaan mengenai garis besarnya saja. Sedangkan, secara lebih rinci akan benar-benar disampaikan ketika kamu benar-benar diterima bekerja di perusahaan tersebut.
5. Permintaan untuk melakukan hal yang tidak etis atau ilegal
Selanjutnya, kamu juga berhak untuk menolak apabila rekruter baik atas nama perusahaan maupun perseorangan memintamu untuk melakukan hal-hal yang tidak etis bahkan ilegal. Contohnya, meminta uang suap dengan menjanjikan bahwa kamu akan diterima bekerja di perusahaan tersebut.
Contoh lain, misalnya meminta kandidat melakukan hal-hal asusila yang mencederai harga diri kandidiat. Jangan pernah ragu untuk menolak hal-hal tidak etis dan ilegal yang mungkin terjadi pada saat proses rekrutmen.
Meskipun akan berakibat kamu tak dapat melanjutkan proses rekrutmen ke tahap selanjutnya, namun hal ini lebih baik dari pada kamu harus bekerja di perusahaan yang jelas terlihat toxic dari awal.
Sebagai seorang yang sedang mengikuti proses rekrutmen, kamu harus bisa memilah mana hal yang dapat dipenuhi serta dipatuhi sesuai aturan dan mana hal yang sebaiknya kamu tolak. Jika proses rekrutmen yang berlangsung terasa tidak sesuai dengan hati nurani dan nilai-nilai yang kamu anut, jangan ragu untuk menolaknya dengan tegas namun tetap sopan. Semangat selalu, ya!