Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Kebiasaan Buruk Workaholic yang Bisa Merusak Kesehatan

ilustrasi pria pusing (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Menjadi seseorang yang berdedikasi tinggi dalam pekerjaan memang baik, tetapi jika sampai mengorbankan kesehatan, itu adalah tanda bahaya. Sering kali, pada awalnya mungkin terlihat seperti memiliki produktivitas yang tinggi, tetapi seiring waktu, pola hidup yang tidak seimbang bisa berujung pada berbagai masalah kesehatan.

Jika kamu sering merasa kelelahan, sulit tidur, atau bahkan mengalami gangguan kesehatan akibat terlalu fokus pada pekerjaan, bisa jadi kamu sudah masuk kategori workaholic.

Untuk itu, penting untuk mengenali kebiasaan buruk yang sering dilakukan oleh seorang workaholic dan mulai mencari cara untuk mengatasinya sebelum terlambat. Berikut lima kebiasaan buruk yang harus kamu hindari agar tetap sehat meskipun sibuk bekerja.

1. Mengabaikan waktu istirahat

ilustrasi wanita peregangan (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Workaholic sering kali merasa bersalah jika tidak terus bekerja, sehingga mereka cenderung mengabaikan waktu istirahat. Bahkan saat makan siang atau jam istirahat, mereka tetap sibuk dengan laptop atau ponsel untuk menyelesaikan pekerjaan.

Kurang istirahat bisa menyebabkan kelelahan kronis, menurunkan konsentrasi, dan meningkatkan risiko penyakit jantung. Cobalah untuk mengambil jeda secara teratur, misalnya dengan menerapkan teknik Pomodoro (bekerja selama 25–50 menit, lalu istirahat 5–10 menit) agar tetap produktif tanpa mengorbankan kesehatan.

2. Kurang tidur akibat terlalu fokus bekerja

ilustrasi pria tidur (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Banyak workaholic mengorbankan jam tidur demi mengejar target atau menyelesaikan pekerjaan. Mereka berpikir bahwa semakin lama mereka bekerja, semakin banyak yang bisa dicapai. Namun, kurang tidur justru bisa menurunkan produktivitas dan memperburuk kesehatan secara keseluruhan.

Kurang tidur dalam jangka panjang bisa meningkatkan risiko tekanan darah tinggi, gangguan jantung, hingga melemahkan sistem kekebalan tubuh. Idealnya, orang dewasa membutuhkan 7–9 jam tidur setiap malam. Jika kamu sulit tidur karena pekerjaan, cobalah untuk menetapkan batas waktu kerja yang jelas dan hindari penggunaan gadget sebelum tidur.

3. Melewatkan waktu makan atau makan tidak teratur

ilustrasi makan bersama (pexels.com/cottonbro studio)

Karena terlalu sibuk, banyak workaholic sering melewatkan waktu makan atau hanya makan makanan instan yang kurang bergizi. Mereka cenderung menganggap makanan hanya sebagai pelengkap, bukan kebutuhan utama tubuh untuk tetap berfungsi dengan baik.

Pola makan yang buruk bisa menyebabkan gangguan pencernaan, lemas atau kurang energi. Untuk menjaga kesehatan, pastikan kamu tetap makan teratur dengan asupan gizi seimbang. Jika memang sibuk, siapkan camilan sehat seperti buah, kacang-kacangan, atau yogurt agar tetap mendapatkan energi tanpa harus mengganggu pekerjaan.

4. Tidak berolahraga atau kurang aktivitas fisik

ilustrasi pria bersiap lari (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Workaholic sering kali duduk berjam-jam tanpa banyak bergerak, entah karena terpaku di depan komputer atau terlalu tenggelam dalam pekerjaan. Kebiasaan ini bisa berdampak buruk pada kesehatan fisik, mulai dari nyeri punggung, obesitas, hingga meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular.

Padahal, berolahraga secara teratur bisa meningkatkan energi, memperbaiki suasana hati, dan meningkatkan fokus dalam bekerja. Tidak perlu latihan berat, cukup dengan berjalan kaki selama 10–15 menit setiap beberapa jam, melakukan peregangan ringan, atau mengikuti latihan singkat di rumah. Yang terpenting adalah tetap aktif agar tubuh tetap sehat dan bugar.

5. Terlalu banyak stres tanpa manajemen yang baik

ilustrasi pria gelisah (pexels.com/Andrew Neel)

Beban kerja yang tinggi tanpa manajemen stres yang baik bisa membuat workaholic lebih rentan mengalami burnout. Mereka cenderung terus bekerja meskipun sudah merasa lelah atau tertekan, yang pada akhirnya bisa menyebabkan gangguan mental seperti kecemasan dan depresi.

Mengelola stres sangat penting agar keseimbangan hidup tetap terjaga. Luangkan waktu untuk melakukan aktivitas yang menyenangkan di luar pekerjaan, seperti membaca, meditasi, atau sekadar bersantai bersama teman dan keluarga. Dengan begitu, kamu bisa tetap produktif tanpa mengorbankan kesehatan mental dan fisik.

Menjadi pekerja keras bukanlah hal yang salah, tetapi jika sampai mengorbankan kesehatan, maka sudah saatnya untuk mengevaluasi kebiasaan kerja. Ingat, kesehatan adalah aset utama yang harus dijaga, karena tanpa itu, semua pencapaian kerja tidak akan berarti.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Rasya Alfarizi
EditorRasya Alfarizi
Follow Us