ilustrasi ucapan selamat (pexels.com/Yan Krukau)
Seperti yang kerap kita rasakan, semangat dalam diri tidaklah stabil meski secara umum kita bukan orang yang mudah pesimis. Apalagi prestasi tak diraih setiap hari. Sering kali jarak antara prestasi pertama dengan kedua malah cukup jauh sehingga kepercayaan diri seseorang bisa surut.
Ada ketakutan kalau-kalau ia gak mampu lagi mencetak prestasi yang membanggakan. Tak semua orang di sekitarnya dapat memberinya semangat dan optimisme. Terkadang hanya unggahan-unggahan lama tentang pencapaiannya yang mampu memantik kembali rasa semangatnya dalam berproses.
Dengan dia melihat lagi foto atau video ketika meraih sesuatu beberapa waktu yang lampau, ia yakin bahwa hari ini kemampuannya sudah makin baik ketimbang dulu. Jika dulu saja dia mampu meraihnya, di masa depan pun pasti ia bisa mengulanginya bahkan lebih hebat lagi. Bahwa sekarang kesempatan belum berpihak padanya, ia cuma perlu bersabar dan terus menempa diri hingga saatnya tiba.
Selain untuk menyemangati diri, orang lain yang mengikuti akunnya juga dapat terinspirasi. Mereka menjadi memiliki contoh orang yang berhasil di suatu bidang dan belum tentu ada di lingkungan terdekatnya. Fungsi media sosial tidak hanya buat menjalin pertemanan, tetapi juga dapat untuk memancing semangat berprestasi dengan menyaksikan ragam kesuksesan orang lain.
Sayang sekali kalau segudang prestasi justru selalu disembunyikan karena takut dipandang sebagai orang sombong atau suka pamer. Akan selalu ada orang yang berpikiran negatif saat kita mengunggah prestasi di medsos. Siapapun tak perlu menjadi ragu melakukan berbagai hal, termasuk mengunggah keberhasilan diri di media sosial. Toh, orang-orang yang merasa terganggu dengan unggahannya bisa melewatinya saja atau batal mengikuti akunnya.