Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi stres karena pekerjaan (pexels.com/Ketut Subiyanto)
ilustrasi stres karena pekerjaan (pexels.com/Ketut Subiyanto)

Bekerja dengan terlebih dahulu menetapkan target ada sisi baiknya. Kamu memiliki panduan dalam bekerja sehingga antara usaha dengan hasilnya diharapkan sepadan. Gak ada waktu dan energi yang terbuang begitu saja. Tanpa target, dirimu bisa hanya terlihat sibuk bekerja tetapi hasil kerjamu sebenarnya tak seberapa.

Tapi bikin target tentu tidak hanya asal tinggi dengan harapan makin memotivasimu dalam bekerja. Salah-salah bukannya kamu termotivasi malah tertekan oleh target bikinan sendiri. Antara jerih payahmu dengan target yang berhasil dicapai maupun tidak harus selalu dievaluasi. Dari penyebabnya sampai gambaran target yang lebih pas untuk ke depannya mesti diketahui.

Target yang tidak realistis tak punya kekuatan untuk memotivasi apalagi meningkatkan kinerjamu secara signifikan. Itu malah bisa menjadi tekanan besar dalam hidup yang membuatmu selalu merasa kelelahan. Target gak masuk akal seperti di bawah ini perlu diubah ketimbang kamu tak bisa lagi menikmati pekerjaan serta hari-harimu.

1. Semua waktu dihitung jam kerja seakan-akan kamu gak butuh istirahat

ilustrasi bekerja (pexels.com/William Fortunato)

Dengan dalih hendak mengoptimalkan waktu 24 jam yang dimiliki, kamu menjadi gak realistis tentang alokasinya. Dirimu merasa seharusnya bisa bekerja sepanjang waktu. Kalaupun dipotong waktu tidur malam, kamu menargetkan bisa memakai 20 jam untuk bekerja penuh konsentrasi.

Dirimu mengabaikan bahwa dalam praktiknya ada banyak kegiatan lain yang menyedot waktumu. Hal-hal sesimpel mandi, membereskan rumah, perjalanan ke tempat kerja dan warung, sampai bikin kopi pun memerlukan waktu. Seluruh aktivitas itu juga sama pentingnya dengan bekerja karena menunjang kehidupanmu.

Lagi pula, tingkat konsentrasi manusia gak panjang. Satu jam bisa berkonsentrasi penuh pada tugas saja sudah bagus. Lalu istirahat sebentar dan bekerja kembali. Namun, setelah total bekerja selama 7 sampai 8 jam pasti baik pikiran maupun tubuh telah begitu lelah. Alokasikan waktu kerja maksimal 8 jam saja setiap harinya daripada target terlalu banyak dan tak tercapai.

2. Target kemarin belum tercapai, sekarang ditingkatkan

ilustrasi bekerja (pexels.com/George Milton)

Terkadang kamu memang perlu menutup target kemarin dengan menambahnya ke target hari ini. Akan tetapi, lihat-lihat dulu sebanyak apa target kemarin yang belum beres. Makin banyak target dari hari-hari sebelumnya yang terbengkalai, makin payah kalau semuanya ditumpuk di hari ini.

Bisa dipastikan hari ini pun target tinggi itu tak akan tercapai. Target pekerjaanmu terus menggulung dari hari ke hari sampai akhir bulan. Seharusnya kamu melakukan evaluasi terlebih dahulu atas setiap target yang gagal dipenuhi. Selama target harian tidak realistis sampai kapan pun bakal selalu gagal dikejar.

Lain dengan bila biasanya targetmu menyelesaikan empat pekerjaan terpenuhi, tapi kemarin cuma bisa mengerjakan tiga tugas. Hari ini targetmu boleh ditambah menjadi total lima pekerjaan. Masih ada kemungkinan target ini terselesaikan. Kalau dari hari ke hari target tak tercapai berarti memang ada kendala lain yang perlu diatasi atau targetnya yang diturunkan.

3. Target buat dua orang dikerjakan sendirian

ilustrasi bekerja (pexels.com/cottonbro studio)

Target untuk dua orang tentu berat buat dikerjakan oleh satu orang. Andai pun teman sekantor ada yang sedang berhalangan hadir atau cuti, mestinya tugasnya dibagi-bagi untuk beberapa orang. Jangan semuanya dibebankan padamu atau kamu sendiri yang sok mampu menggarap semuanya.

Ini artinya, kalau dirimu bekerja dalam tim dan ada satu saja anggota yang hengkang harus segera mencari penggantinya. Baik kamu maupun anggota tim yang lain mungkin tidak akan sanggup untuk terus bekerja ekstra. Terkait pencapaian target, merasa bisa mengerjakan semuanya tidaklah penting.

Hal yang lebih utama ialah dapat mengukur dengan tepat kemampuanmu dibandingkan jumlah tugas. Bila dirimu ditugaskan untuk target yang seharusnya dipikul oleh dua orang atau lebih, jangan ragu mengatakan batas kemampuanmu. Kalau dirimu menerimanya saja dan gagal mencapai target nanti malah disalahkan.

4. Target muluk, skill tetap

ilustrasi kelelahan (pexels.com/Ketut Subiyanto)

Target pekerjaan menjadi tidak realistis tak hanya diukur oleh waktu pengerjaannya, melainkan juga skill yang dimiliki. Apabila kamu ingin bisa menyelesaikan lebih banyak tugas dengan tingkat kesulitan tinggi, keterampilan diri mestinya terlebih dahulu ditingkatkan. Ini akan memastikan dirimu gak kewalahan menghadapi target.

Jika skill-mu tidak berkembang sedangkan target bertambah dari segi jumlah dan kesukaran, tidak mungkin kamu dapat menyelesaikannya. Maka terus belajar dan berlatih penting dilakukan. Jangan tergesa-gesa menambah target bila itu cuma akan mempersulit dirimu. Tapi jangan pula bersembunyi di balik target yang rendah hanya lantaran kamu malas meningkatkan skill.

Menambahkan kemampuan diri memang tidak bisa instan. Oleh sebab itu, penambahan target juga perlu dilakukan secara bertahap. Hindari tergesa-gesa meningkatkan target kalau skill-mu belum matang. Tanda keterampilanmu sudah pas untuk mulai menambah target adalah target-target sebelumnya makin mudah dicapai hingga tak ada kendala sedikit pun.

5. Kamu mencapainya pun gak dapat reward yang sepadan

ilustrasi karyawan (pexels.com/Anna Shvets)

Untuk target tercapai, kamu harus berusaha keras. Makin tinggi targetnya berarti makin besar juga upaya yang kudu dikerahkan. Namun, apa yang diperoleh setelah semua target itu teraih? Pastikan kamu gak pulang dengan tangan kosong. Juga tidak hanya memperoleh sedikit apresiasi yang tak bisa untuk menghapus lelahmu.

Selama kamu mengejar target bukan dalam rangka menjadi relawan, perbandingan antara lelahmu dengan reward menjadi hal penting. Penghargaan dalam pekerjaan mestinya mencakup pujian serta uang. Bila kamu cuma kebanjiran pujian tapi penghasilanmu sama saja antara mencapai target rendah maupun tinggi berarti ada masalah.

Walaupun awalnya dirimu senang mendengarkan pujian, lama-lama kamu akan kelelahan. Selanjutnya target yang sama menjadi lebih sukar diraih. Skill-mu tetap, tetapi semangatmu sudah terjun bebas. Mendapatkan predikat sebagai karyawan teladan pun menjadi gak penting lagi jika reward-nya tak sesuai bahkan nihil. Semua hal yang dilakukan secara profesional layak mendapatkan pembayaran yang sepadan.

Target yang tepat akan membantumu berkembang dalam pekerjaan. Kesuksesanmu adalah kumpulan dari target-target yang berhasil tercapai. Hindari membuat target yang kamu sendiri gak yakin bisa meraihnya. Atau dirimu optimis, tapi dasarnya tidak jelas dan akhirnya gagal. Evaluasi kembali target-targetmu sebelumnya dan berapa persen yang tercapai. Jika pencapaian target masih rendah, gak usah menambahnya dulu. 

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team