5 Tips Produktif meski Bangun Siang, Night Person Juga Bisa Sukses

Orang yang bangun tidur jam 05.00 atau bahkan sebelumnya sering disebut rajin. Sebaliknya, kamu yang baru bangun ketika hari telah terang benderang dijuluki pemalas. Apalagi perempuan, sejak kecil kerap sudah ditanamkan ajaran untuk bangun sepagi mungkin agar tidak menjadi pemalas.
Namun, benarkah kamu hanya bisa produktif dan sukses di masa dewasa kalau bangun pagi? Bagaimana jika dirimu memang bukan tipe morning person atau dalam keadaan tertentu bangun kesiangan? Mana yang lebih menentukan produktivitasmu, jam bangun tidur atau kedisiplinanmu dalam melakukan berbagai kegiatan setelahnya?
Jawabannya ialah yang nomor dua. Bangun lebih siang daripada orang lain tidak bermakna dirimu gak bisa menjadi pribadi yang produktif. Orang sukses tak cuma yang bangun paling pagi. Jam berapa pun kalian bangun tidur, peluang untuk berhasil dalam kehidupan sama. Tinggal usaha masing-masing yang menentukan. Asalkan kamu menerapkan lima tips tetap produktif meski bangun siang pada penjelasan di bawah ini, produktivitasmu tetap aman, kok!
1. Jangan merasa bersalah jika memang lagi capek atau kurang fit

Harus digarisbawahi bahwa bangun siang bukan sebuah dosa atau kejahatan. Orang yang terbiasa bangun pagi juga bisa sesekali kesiangan. Sering kali ini disebabkan oleh kelelahan, tubuh sedang kurang sehat, atau semalam tidur terlambat. Misalnya, setelah kamu menempuh perjalanan jauh.
Bila dirimu bukan tipe orang yang dapat tidur pulas dalam perjalanan, sampai rumah pasti capek sekali. Kamu sebenarnya mengantuk dan ingin tidur, tetapi rasa lelah membuatmu sulit memejamkan mata. Dirimu baru tertidur larut malam sehingga bangunnya pun terlambat.
Kalau dicermati, memang begitulah cara tubuh memulihkan kondisinya. Keadaan lelah dan tidak sehat memerlukan istirahat yang cukup. Apabila sesekali kesiangan saja membuatmu merasa sudah menyia-nyiakan waktu, kamu justru gak bisa berkonsentrasi pada tugas apa pun.
Padahal, dengan kebutuhan rehat terpenuhi kondisi fisikmu sebenarnya sudah membaik dan siap diajak bekerja lagi. Cuma suasana hatimu yang telanjur jelek oleh pikiran negatif di atas. Kamu masih punya banyak waktu, kok. Andai dirimu baru bangun jam 08.00 misalnya, masih ada 14 jam lagi yang bisa dimanfaatkan sebelum kamu kembali tidur pada pukul 22.00.
2. Siap produktif sampai malam

Titik start yang berbeda antara kamu dengan orang lain dalam bekerja bukan masalah besar. Orang yang bangun pada pukul 05.00 dan mulai fokus bekerja jam 07.00 misalnya, pukul 21.00 atau 22.00 sudah capek dan pergi tidur. Sementara kamu yang bangun tidur lebih siang sebetulnya punya lebih banyak energi buat beraktivitas sampai malam.
Selama dirimu menyadari hal tersebut dan siap bekerja hingga malam, tentu saja produktivitasmu terjaga. Persoalan baru timbul kalau kamu bangun jam 09.00 dan baru mulai bekerja pukul 11.00, tetapi jam 17.00 sudah malas melanjutkannya. Padahal antara jam 10.00 sampai 17.00 dirimu juga tidak sepenuhnya fokus bekerja.
Seperti sebentar-sebentar kamu membuka media sosial dan melakukan hal-hal lain. Gak apa-apa dirimu bangun lebih siang, tetapi imbangi dengan tetap mengatur waktu kerjamu. Jangan seperti karyawan yang tidak disiplin dengan datang terlambat dan pulang cepat. Bila kamu bangun 2 jam lebih siang dari mayoritas orang, tambah jam kerjamu 2 jam di malam hari supaya durasi kerja tetap sama.
3. Gak terintimidasi ujaran rezeki dipatuk ayam jika bangun siang

Ujaran itu memang gak bisa ditelan mentah-mentah. Kalau ujaran tersebut dipikirkan baik-baik, ayam berusaha mencari makanan baik pagi maupun siang hari. Ayam selalu mengais-ngais tanah dan mematuk makanan yang ditemukannya. Artinya, lebih penting daripada sekadar bangun pagi adalah kamu dapat menjaga jalan rezekimu.
Rezekimu akan tetap ada untukmu dan siap dijemput dengan berbagai usaha. Asal setelah kamu bangun tidur tak bermalas-malasan sepanjang hari, dirimu bakal memperoleh jatah rezeki. Jika ada orang yang masih saja mengatakan ujaran di atas, jawab dengan fakta karyawan yang bekerja dengan sistem sif.
Karyawan yang baru pulang larut malam bahkan dini hari pasti bangunnya siang. Bila pun ia sempat bangun pagi buat beribadah, setelah itu kembali tidur agar waktu istirahatnya tercukupi. Namun, dia tetap memperoleh gaji rutin sama seperti karyawan yang pagi-pagi sudah berangkat kerja. Demikian pula denganmu yang masih dapat bekerja sebaik mungkin meski tak bangun pagi.
4. Sadari bahwa bangun lebih pagi belum tentu membuatmu produktif

Bangun pagi tidak untuk semua orang. Kamu mungkin dapat mencoba memaksakan diri buat bangun ketika langit masih gelap. Namun, belum tentu dirimu mampu segera bekerja atau melakukan aktivitas lainnya. Rasa kantuk masih kuat atau pikiran belum bisa fokus ke tugas-tugas penting.
Akibatnya, beberapa jam di pagi hari sejak dirimu bangun tidur tetap sia-sia. Upayamu memaksakan diri untuk langsung bekerja malah bikin mood jelek seharian. Siang hari ketika kamu seharusnya lebih siap bekerja justru makin gak mampu berkonsentrasi lantaran efek suasana hati.
Kamu harus tahu betul jam biologismu. Kapan dirimu bisa tidur nyenyak serta bangun dengan bugar? Penting sekali buatmu mengawali hari dengan energi penuh serta suasana hati yang positif. Apa yang dialami olehmu sebetulnya sama dengan orang yang terbiasa bangun pagi. Saat mereka mencoba bersantai dengan bangun lebih siang malah kerap berujung emosi kurang baik dan menyulitkan berbagai aktivitas.
5. Bekerja di bidang yang memungkinkanmu bangun siang

Memang tak semua pekerjaan bakal cocok untukmu. Jika kamu bekerja di kantor misalnya, dirimu diwajibkan tiba pukul 07.00 atau 08.00. Seandainya jarak rumah ke kantor saja jauh dan selalu macet, artinya kamu mau gak mau kudu bangun pagi. Apabila kamu tetap bangun siang, tiada ada hari tanpa keterlambatan.
Ini sangat berisiko untuk nasibmu di kantor. Dirimu pasti langganan terkena surat peringatan dan besar kemungkinan bakal di-PHK karena masalah ketidakdisiplinan. Padahal, persoalannya dirimu cuma berada di lingkungan kerja yang tak sesuai dengan kemampuanmu bangun tidur setiap hari.
Kalau kamu memang tidak mampu latihan bangun pagi dan produktif sebelum matahari tinggi, cari pekerjaan yang lain. Dirimu dapat bekerja secara lepas agar bisa mengatur jadwal kerjamu sendiri. Bahkan bekerja dengan sistem sif boleh jadi lebih cocok untukmu daripada berkantor setiap hari dari jam 07.00 sampai 16.00. Dengan sistem sif, setidaknya dalam seminggu kamu hanya beberapa kali harus bangun pagi.
Bangun siang maupun pagi tidak menjamin seseorang bakal lebih produktif. Kamu tetap bisa produktif meski bangun siang, kok. Hal ini dikarenakan tingkat produktivitas seseorang lebih dipengaruhi oleh ketaatannya pada jadwal penting yang sudah ditetapkan.