Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Ilustrasi perempuan merenung (Pexels/ Tess Emily seymour)

Interaksi dengan rekan kerja kadang menimbulkan gesekan yang kemudian menjadi sumber perselisihan. Ada yang dapat segera diselesaikan, namun ada juga yang berkepanjangan. Supaya lingkungan kantor tetap seru dan menyenangkan, sebaiknya mulai dikurangi sifat baper, khususnya saat bekerja. Ada banyak keuntungan yang bisa diperoleh dengan kita gak gampang baper.

1. Tahan banting dalam segala kondisi, terutama pada kondisi yang tidak terduga

ilustrasi suasana kerja kantor (unsplash.com/proxyclick)

Salah satu kelemahan seseorang yang mudah baper adalah merasa bahwa dirinya yang paling tertindas. Tidak ada orang lain yang bernasib seburuk dirinya. Bila ada perubahan atau kejadian mendadak, alih-alih bersiap, ia malah bertanya mengapa dan mengapa.

Dengan tidak mudah baper, kita jadi lebih siap terhadap segala macam perubahan. Alhasil, kita akan lebih cepat menyesuaikan diri terhadap segala macam situasi.

2. Banyak hal yang bisa dipelajari tanpa tergantung dari suasana hati

ilustrasi belajar hal baru (unsplash.com/proxyclick)

Ketika suasana hati menjadi dominan dalam pekerjaan, suasana kantor akan selalu berubah-ubah. Oleh karena itu, kita cenderung melihat apa yang hati kita ingin lihat saja. Kesempatan bagus pun tak akan dilirik kalau memang hati tidak tertarik.

Menempatkan suasana hati setelah logika akan membuat kita bisa melihat banyak peluang di kantor. Kesempatan untuk bekerja dengan rekan kerja, bersinergi dengan divisi lain, dan masih ada banyak lagi hal-hal menarik yang bisa ditemui. 

3. Menerima kritik dan saran sebagai kesempatan untuk berkembang

ilustrasi menerima kritik dan saran (unsplash.com/proxyclick)

Umumnya, tidak ada di antara kita yang cukup tangguh dikritik. Kita cenderung bertindak defensif atau malah menjadi rendah diri. Padahal, kritik dan saran bisa jadi batu pijakan bagi kita untuk bertumbuh.

Sebaliknya, baper membuat kita terjebak dalam situasi mengasihani diri. Menghiraukan baper dan fokus pada inti dari kritikan akan membuat kita belajar dan berkembang dari masukan orang lain.

4. Omongan buruk dari orang lain tidak akan jadi beban pikiran

ilustrasi fokus bekerja (unsplash.com/Tim van der Kuip)

Di mana pun kita bekerja, akan selalu ada yang namanya gosip antar karyawan. Saat kita mudah baper, sekalinya dengar berita miring tentang kita, bisa jadi suasana hati menjadi buruk dan terus berlarut-larut.

Menjadi tidak baper akan menyelamatkan kita dari keadaan tersebut. Toh, orang berkata apa itu adalah urusan mereka dan terserah mereka pula. Kita cukup fokus dengan diri kita saja.

5. Tetap bisa mengandalkan logika, terlepas dari baik buruknya perasaan

ilustrasi mengambil keputusan (unsplash.com/linkedinsalesnavigator)

Dalam mengambil keputusan di kantor, sebaiknya jangan membiarkan perasaan terlalu ambil campur. Hal ini akan menjadikan keputusan tidak valid.

Terlepas dari apa pun situasinya, mengandalkan logika adalah tindakan terbaik. Hal ini akan memberikan keadilan berdasarkan kesepakatan oleh semua pihak.

6. Jauh-jauh dari overthinking, jadi bisa hidup di masa kini

ilustrasi ngobrol asyik di kantor (unsplash.com/Brooke Cagle)

Menjadi orang yang mudah baper akan memaksa pikiran untuk terus berpikir tentang banyak aspek dalam hidup yang sebenarnya di luar kendali. Alhasil, kita susah untuk hidup di masa kini dan terjebak dalam halusinasi.

Mengurangi sifat baper akan membuat kita lebih fokus dalam bekerja di kantor. Hal ini akan membuat kita lebih ceria saat berinteraksi di kantor. Selain itu, hidup akan jadi lebih enteng tanpa terbebani pikiran berlebih.

7. Bisa menilai sesuatu dan seseorang dengan lebih objektif

ilustrasi memberi masukan kepada rekan kerja (unsplash.com/cowomen)

Apabila bekerja sebagai seorang senior atau manager di suatu divisi, kita memiliki tanggung jawab untuk memimpin rekan kerja yang dipercayakan pada kita. Penting bagi seorang pemimpin untuk bisa bersifat objektif.

Objektif adalah sebuah sikap dimana kita menilai seseorang atau sesuatu berdasarkan kualitas yang dimiliki. Sementara, saat kita baper, kita cenderung menilai berdasarkan kondisi hati kita saat itu, yang pastinya akan berubah-ubah di lain waktu.

Kalau sudah terbiasa baper, jelas ini bukan perkara yang mudah untuk tiba-tiba langsung berhenti. Namun, ini adalah awal yang tepat untuk mengurangi sifat tersebut. Ada lebih banyak hal yang bisa dipelajari dan didapatkan saat di kantor apabila sifat baper bisa diredam. Yuk, mulai dikurangi bapernya!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team