Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

7 Sebab Seseorang Tidak Mampu Merancang Rencana Karier yang Relevan

ilustrasi kelelahan bekerja (pexels.com/Tima Miroshnichenko)
ilustrasi kelelahan bekerja (pexels.com/Tima Miroshnichenko)

Rencana karier yang tersusun secara relevan mempengaruhi peluang keberhasilan. Seseorang mengetahui secara pasti tujuan yang ingin dicapai. Tidak hanya itu, namun tujuan dan cita-cita juga sesuai dengan prinsip serta pedoman hidup.

Tapi fenomena yang terjadi justru berbanding terbalik. Banyak orang ternyata tidak mampu merancang rencana karier yang relevan. Bahkan tidak sesuai dengan pedoman hidup serta perubahan zaman. Terdapat beberapa sebab mengapa seseorang tidak mampu merancang rencana karier yang relevan. Mari ikuti artikel ini sampai selesai.

1. Kurangnya kesadaran diri

ilustrasi bermalasan (pexels.com/RODNAE Productions)

Karier dan pencapaian cemerlang tidak tercapai secara instan. Namun, kita harus mengawalinya dengan rencana karier yang relevan. Kita memiliki tujuan dan strategi yang berkelanjutan dari waktu ke waktu. Tapi di sisi lain, beberapa orang ternyata tidak mampu merancang rencana karier tersebut.

Kondisi ini terjadi karena kurangnya kesadaran diri. Seseorang tidak benar-benar memahami minat, kekuatan, atau kelemahan dalam dirinya. Kesadaran diri yang rendah membuat seseorang ragu atau malah memilih jalur karier yang sebenarnya tidak cocok.

2. Tidak mengetahui tujuan yang pasti

ilustrasi merasa tertekan (pexels.com/Andrea Piacquadio)
ilustrasi merasa tertekan (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Untuk mengawali keberhasilan, kita harus mengetahui tujuan yang pasti. Terutama mengenai target dalam jangka pendek dan jangka panjang. Dua hal ini menjadi pondasi dalam menyusun strategi serta upaya pengambilan keputusan.

Tapi apa jadinya jika seseorang tidak mengetahui tujuan secara pasti? Tentu menjadi Sebab mereka tidak mampu merancang rencana karier yang relevan. Tujuan yang tidak spesifik pada akhirnya akan menimbulkan kebingungan. Seseorang tidak mampu menyusun perencanaan yang efektif dan efisien. 

3. Kurangnya informasi tentang pilihan karier

ilustrasi merasa tertekan (pexels.com/Karolina Grabowska)

Pilihan karier di era sekarang tentu tidak sama dengan zaman dahulu. Banyak skill dan keterampilan yang wajib diperbarui. Apalagi didukung dengan adanya perkembangan teknologi digital yang berlangsung dengan pesat. Untuk mendukung keberhasilan, kita harus memiliki informasi tentang pilihan karier secara up to date.

Tentu menjadi permasalahan tersendiri saat seseorang kurang informasi. Ketidakpahaman akan pilihan karier yang tersedia dapat menjadi kendala. Seseorang tidak bisa menyesuaikan pilihan karya dengan skill dan keterampilan yang dimiliki. Sekaligus kesusahan dalam memanfaatkan peluang karier yang tersedia di era sekarang.

4. Kurangnya dukungan atau bimbingan

ilustrasi merasa tertekan (pexels.com/Energepic.com)

Rencana karier yang relevan menjadi panduan saat kita hendak mengambil strategi dan keputusan. Tapi menyusun rencana karier ini juga butuh support system. Adakalanya kita membutuhkan motivasi dan dukungan dari orang-orang sekitar.

Tapi bagaimana jika support system itu tidak didapatkan? Kurangnya dukungan dan bimbingan tentu dapat menghambat rencana karier tersebut. Ketika dihadapkan dengan kebingungan, seseorang cenderung pesimis dan gampang memilih jalur karier yang kurang sesuai.

5. Pengaruh lingkungan sekitar yang mendominasi

ilustrasi menuntut diperlakukan istimewa (pexels.com/RDNE Stock Project)

Sebagai makhluk sosial, kita akan selalu terhubung dan berinteraksi dengan orang-orang sekitar. Baik mengenai obrolan sederhana, atau diskusi yang membahas permasalahan penting. Tapi bukan berarti kita bisa membiarkan lingkungan sekitar terlalu mendominasi.

Dihadapkan dengan situasi tersebut, seseorang tidak akan mampu merancang rencana karier yang relevan. Mereka terlalu mengikuti ekspektasi dan standar yang sudah ditetapkan oleh orang lain. Padahal, skill dan keterampilan yang dimiliki tidak selaras dengan ekspektasi sosial.

6. Rasa takut dalam mengambil risiko

ilustrasi menghadapi risiko (pexels.com/Ric Rodrigues)

Segala sesuatu yang kita lakukan pasti memiliki risiko. Entah dalam skala kecil, maupun kemungkinan buruk dalam lingkup yang lebih luas. Kita harus mampu mengelola risiko dengan cermat agar tidak salah dalam mengambil keputusan.

Menjadi hal buruk saat kita menjadi orang yang takut dalam mengambil risiko. Ini adalah sebab utama seseorang tidak mampu merancang rencana karier yang relevan. Mereka cenderung bertahan dalam zona nyaman tanpa mau mengembangkan diri dan memperkaya pengalaman.

7. Tidak mampu menyelaraskan antara karier dengan kehidupan pribadi

ilustrasi merasa lelah (pexels.com/Mikhail Nilov)
ilustrasi merasa lelah (pexels.com/Mikhail Nilov)

Kehidupan karier dengan pribadi seharusnya berjalan seimbang. Semua memiliki porsi masing-masing yang wajib diperhatikan. Karena jika keduanya tidak selaras, untuk dapat membawa dampak negatif. Bahkan turut mengacaukan rencana.

Di sinilah sebab utama mengapa seseorang tidak mampu merancang rencana karier yang relevan. Mereka memiliki kehidupan karier dan pribadi yang kurang selaras. Ketika situasi ini terjadi, maka aspek penting dalam hidup akan terbengkalai. Pada akhirnya menjadi kendala dalam meraih keberhasilan.

Banyak hal yang menjadi sebab mengapa seseorang tidak mampu merancang rencana karier secara relevan. Bisa saja ini terjadi karena kurangnya kesadaran diri. Tapi tidak menutup kemungkinan lingkungan sekitar juga turut mempengaruhi. Seperti kurangnya dukungan dan bimbingan, serta ekspektasi sosial yang terlalu mendominasi. Merasa tidak mampu menyusun rencana karier yang relevan, masalah apa yang kamu hadapi?

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Mutiatuz Zahro
EditorMutiatuz Zahro
Follow Us