Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

8 Jenis Informasi Pribadi yang Gak Perlu Dibagikan di Kantor

ilustrasi mendengarkan (unsplash.com/@mimithian)
Intinya sih...
  • Mengeluh tentang masalah keuangan di kantor bisa merusak reputasi profesional dan membuka peluang eksploitasi.
  • Menceritakan konflik pribadi di tempat kerja dapat membuatmu terlihat tidak stabil secara emosional dan kurang fokus pada pekerjaan.
  • Mendiskusikan politik, rencana pindah kerja, atau informasi hukum pribadi sebaiknya dihindari agar tetap profesional dan terhormat.

Di tempat kerja, membangun hubungan dengan rekan kerja itu penting. Obrolan ringan di pantry atau saat makan siang bisa membuat lingkungan kerja lebih nyaman dan menyenangkan. Namun, ada batasan yang perlu dijaga agar hubungan profesional tetap sehat dan tidak berubah menjadi situasi yang canggung atau bahkan merugikan.

Tidak semua informasi pribadi layak dibagikan di kantor. Kadang, kita tergoda untuk berbagi cerita kehidupan dengan kolega, apalagi jika sudah merasa akrab. Namun, ada beberapa jenis informasi yang sebaiknya tetap dijaga karena bisa berdampak pada citra profesional, hubungan kerja, bahkan keamanan pribadi.

Berikut adalah delapan jenis informasi pribadi yang sebaiknya tidak dibagikan di kantor.

1. Masalah keuangan pribadi

ilustrasi dua orang sedang ngobrol (pexels.com/fauxels)

Mengeluh tentang gaji yang kecil, utang yang menumpuk, atau kesulitan finansial bisa membuat rekan kerja merasa tidak nyaman. Mungkin ada yang bersimpati, tetapi ada juga yang melihatnya sebagai tanda ketidakmampuan mengelola keuangan. Ini bisa merusak reputasimu di kantor dan bahkan memengaruhi cara atasan memandangmu dalam hal tanggung jawab kerja.

Selain itu, membicarakan masalah keuangan bisa membuka peluang eksploitasi. Misalnya, jika ada kolega yang berniat kurang baik, mereka bisa memanfaatkan situasimu dengan menawarkan pinjaman berbunga tinggi atau melibatkanmu dalam skema keuangan yang tidak jelas. Menjaga privasi soal keuangan adalah langkah cerdas untuk melindungi diri sendiri.

2. Konflik dengan keluarga atau pasangan

ilustrasi istirahat bersama teman kantor (pexels.com/Tima Miroshnichenko)

Setiap orang pasti pernah mengalami masalah dengan keluarga atau pasangan, tetapi kantor bukan tempat yang tepat untuk curhat secara mendalam. Menceritakan konflik pribadi bisa membuat kolega merasa terjebak dalam drama yang seharusnya tidak melibatkan mereka.

Selain itu, jika terlalu sering mengeluh soal kehidupan pribadi, orang lain bisa mulai menganggapmu sebagai pribadi yang tidak stabil secara emosional. Ini bisa merusak hubungan kerja dan membuatmu terlihat kurang fokus pada pekerjaan.

3. Pandangan politik yang ekstrem

ilustrasi berbicara di depan rekan kerja (pexels.com/RDNE Stock project)

Meskipun setiap orang berhak memiliki opini politik, mendiskusikannya secara berlebihan di kantor bisa berisiko. Perbedaan pandangan politik bisa menimbulkan ketegangan dengan rekan kerja, terutama jika pembahasan menjadi terlalu emosional atau memihak.

Alih-alih mempererat hubungan, topik ini justru bisa menciptakan perpecahan. Sebaiknya, jika pembicaraan politik mulai mengarah ke arah yang sensitif, lebih baik alihkan ke topik yang lebih netral untuk menjaga keharmonisan di kantor.

4. Rencana karier di luar perusahaan

ilustrasi ngobrol dengan teman kerja (pexels.com/RDNE Stock project)

Jika kamu sedang mencari pekerjaan baru atau merencanakan pindah ke perusahaan lain, lebih baik simpan informasi ini untuk diri sendiri. Berbicara terlalu terbuka tentang niat keluar bisa membuat atasan atau rekan kerja mulai meragukan komitmenmu terhadap pekerjaan saat ini.

Selain itu, jika informasi ini sampai ke pihak yang salah, kamu bisa kehilangan peluang promosi atau bahkan kehilangan kepercayaan dari tim sebelum benar-benar mendapatkan pekerjaan baru. Lebih bijak jika tetap profesional sampai waktunya benar-benar tiba.

5. Kebiasaan atau aktivitas yang kontroversial

ilustrasi ngobrol dengan rekan kerja (pexels.com/Vitaly Gariev)

Tidak semua orang akan menerima atau memahami kebiasaan pribadimu, terutama jika aktivitas tersebut dianggap kontroversial. Misalnya, gaya hidup tertentu, hobi ekstrem, atau kebiasaan yang mungkin bertentangan dengan nilai-nilai di lingkungan kerja.

Berbagi terlalu banyak tentang kehidupan pribadimu bisa membuat rekan kerja menilaimu dengan cara yang tidak adil. Ingat, profesionalisme lebih diutamakan dalam dunia kerja, jadi lebih baik batasi informasi yang berpotensi menimbulkan kesalahpahaman.

6. Ketidakpuasan terhadap rekan kerja atau atasan

ilustrasi laki-laki dan perempuan sedang mengobrol (pexels.com/Edmond Dantès)

Mungkin kamu pernah merasa frustrasi dengan atasan atau rekan kerja, tetapi mengeluh di depan kolega bukan solusi yang baik. Hal ini bisa memperburuk suasana kerja, lebih parahnya, bisa sampai ke orang yang sedang kamu bicarakan.

Jika ada masalah dengan rekan kerja atau atasan, lebih baik diskusikan langsung dengan pihak yang bersangkutan atau sampaikan dengan cara yang lebih profesional, misalnya melalui HRD. Hindari bergosip atau berbicara di belakang karena bisa berdampak buruk pada reputasimu.

7. Masalah hukum atau perkara pribadi

ilustrasi ngobrol dengan rekan kerja (pexels.com/Edmond Dantès)

Jika kamu sedang menghadapi masalah hukum, seperti sengketa keluarga, utang-piutang, atau kasus lainnya, lebih baik simpan sendiri. Informasi ini bisa menimbulkan spekulasi negatif dan merusak citra profesionalmu.

Rekan kerja mungkin akan mulai mempertanyakan kepercayaan terhadapmu, terutama jika masalah tersebut berkaitan dengan keuangan atau etika. Simpan informasi ini hanya untuk orang-orang yang benar-benar perlu tahu, seperti pengacara atau keluarga dekat.

8. Pengalaman kerja buruk di perusahaan sebelumnya

ilustrasi ngobrol dengan rekan kerja (pexels.com/Monstera Production)

Mengeluh tentang pengalaman buruk di tempat kerja sebelumnya bisa memberikan kesan negatif. Meskipun kamu ingin berbagi pengalaman, rekan kerja mungkin berpikir bahwa suatu saat nanti kamu juga akan berbicara buruk tentang perusahaan yang sekarang.

Selain itu, membicarakan mantan perusahaan secara negatif bisa membuatmu terlihat tidak profesional. Lebih baik fokus pada pengalaman positif dan pembelajaran yang kamu dapatkan daripada terus membahas masa lalu dengan cara yang negatif.

Menjaga keseimbangan antara keterbukaan dan profesionalisme di kantor adalah kunci untuk membangun hubungan kerja yang sehat. Tidak ada salahnya berbagi cerita atau pengalaman pribadi, tetapi penting untuk tahu batasannya. Dengan menjaga informasi pribadi tetap privat, kamu bisa tetap dihormati dan dipercaya oleh rekan kerja.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Sharma Khan
EditorSharma Khan
Follow Us